1

827 28 0
                                    

Rose

Enam bulan kemudian

Aku membiarkan air mata asin hangatku jatuh di pipiku yang sudah basah saat aku menonton film dalam keheningan. Sesekali melepas isak tangisku sendiri dan aku tahu aku berkubang dalam rasa mengasihani diriku sendiri. Aku perlu mengingatkan diri sendiri bahwa hidupku sudah baik, aku memiliki semua yang telah aku kerjakan dengan keras.

Cinta hidupku mungkin tidak membeku sampai mati di tengah Atlantik Utara. Tapi dia mungkin juga melakukannya. Apa pun mungkin lebih baik daripada menangkap teman baikmu di tempat tidur bersamanya.

Pintu kamar terayun terbuka dan terbanting ke dinding dengan bunyi keras, tapi aku tetap menatap layar di depanku. Aku bisa merasakannya mengawasiku, mata biru Darcy mengamatiku dengan cermat dari pintu.

"Rose, kamu harus bersiap-siap." Ujarnya singkat, tetapi aku tahu dia berusaha untuk tidak menertawakan keadaanku yang menyedihkan. Aku menoleh dari TV untuk menatapnya, bibirnya bergerak-gerak ketika dia berusaha menyembunyikan senyumnya. Aku memutar mataku padanya sebelum mengembalikan perhatianku pada film.

"Aku hanya menonton film, tenangkan dirimu." Ejekku.

"Tidak, kamu harus mandi dan bersiap-siap." Ujar Darcy, mulai memasuki kamarku, melangkah di depan TV yang menampilkan Leonardo DiCaprio yang gagah, dengan alis terangkat. Dia tahu bagaimana dia akan memenangkan pertempuran ini, meskipun tidak ada pertempuran yang dimenangkan, dan aku akan menantikannya. Aku sedikit menyandarkan tubuhku, berusaha melewati sosok langsingnya untuk menonton film yang diputar di belakangnya.

"Kenapa aku tidak bisa memiliki Jack? Kenapa aku tidak seperti Rose itu?" Rajukku. Aku menunjuk Kate Winslet yang cantik sedang dicium oleh Jack dalam keadaan panik karena kapal yang tenggelam. Aku benar-benar gadis bodoh, hampir tidak mungkin untuk tidak menertawakan kebodohanku sendiri.
Aku kehilangan akal.

"Anggap dirimu beruntung kau bukan Rose itu." Ujar Chloe tiba-tiba, aku mengalihkan pandangan dari TV sekali lagi ketika aku melihat Chloe mendekati Darcy di ujung tempat tidurku. Tubuhnya dibungkus handuk dan rambut coklat gelapnya yang basah, aku menyilangkan tanganku di dada. Aku hanya ingin ditinggal sendirian untuk menonton sisa film dengan tenang sebelum aku bersiap-siap.

"Kita akan keluar doll, sekarang mandi." Ujar Darcy seraya mendekat ke arahku, mencengkeram pergelangan kakiku erat dan menarikku dari tempat tidur, aku memegang selimutku agar diriku tidak jatuh tetapi itu tidak membantu. Aku berada di lantai dalam beberapa detik dengan Darcy menjulang di atasku, menertawakanku.

"Rose, kau tak perlu berhubungan sex malam ini, keluar saja." Saran Chloe, wajahnya penuh geli.
Sejak aku menangkap Theo dan Lauren, aku jatuh dalam dunia alkohol dan sex dengan pria acak dan aku tak bisa bangkit kembali.

"Aku tidak ingin menjadi gadis seperti ini lagi, Theo adalah satu-satunya pria yang pernah tidur denganku, selain Wayne, tapi itu tidak termasuk hitungan. Sekarang aku seorang wanita pelacur dengan angka dua digit." Ucapku dengan wajah jijik saat membayangkan pria-pria yang pernah berhubungan sex denganku dalam enam bulan terakhir.

"Hei, itu juga penghinaan bagiku!" Seru Darcy, dia membungkuk dan menampar lengan telanjangku, aku duduk dengan menyangga siku, mengabaikannya.

"Oke jadi kalian berdua pelacur! Sekarang Rose, kau harus datang." Ujar Chloe, dia duduk di tepi tempat tidurku.

Perlahan aku berdiri dan berjalan ke cermin kamarku; menerima penampilanku yang semakin buruk setiap harinya. Aku terlihat menghebohkan. Rambut piringku berminyak dan didorong atas menjadi sanggul berantakan. Mataku memerah yang membuatku terlihat seperti telah dipukul. Atasan hitamku berkerut dan celana olahraga longgarku perlu dicuci.

Delicious Rose (Indonesian Translation)Where stories live. Discover now