3

534 16 0
                                    

Rose

Terdengar ketukan tajam tak terduga di pintu kamarku membuatku duduk tegak dalam hitungan detik, Jacob masih di sini, tidur dengan telanjang. Ketukan pintu lainnya menyentakku keluar dari tempat tidur dengan cepat, meraih sepasang celana dalam dari laci meja, lalu memakainya. Aku mengambil kaus hitam Jacob yang tergeletak di karpet, menarik kain lembut itu di atas kepalaku. Kubuka pintu kamar, melangkah keluar, dan berhadapan dengan Darcy.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyaku, sedikit kesal. Dia tersenyum padaku, aku memutar mataku dan mendorong melewatinya menuju dapur. Aku butuh air cepat. Kepalaku berdenyut.

"Kita punya tamu!" Darcy berteriak dari belakangku, aku berhenti berjalan ketika hampir memasuki dapur. Kakakku sedang bersandar di meja, di sebelahnya berdiri Lee dan Luca. Fuck sake.

"Kaki yang indah." Ujar Lee, tertawa kecil. Aku melihat ke bawah, berusaha menutupi kaki telanjangku. Kedua temanku berpakaian lengkap dan siap untuk hari yang akan datang. Dan inilah aku. Hanya memakai celana dalam dan baju laki-laki yang menutupi pantatku.

"Diam, Lee! Kau seperti belum tidur, apa kau baik-baik saja?" Daniel bertanya, aku berusaha untuk tidak melakukan kontak mata dengannya. Jadi, aku melihat ke arah Luca sebagai gantinya, matanya menatapku dengan sangat intens sehingga aku ingin berlari dan bersembunyi.

"Aku memberitahu mereka semalam bahwa mereka bisa datang dan makan siang." Ucap Chloe yang duduk di meja dapur dengan secangkir kopi di bibirnya. Aku tahu dia hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Daniel.

"Siapa pria yang beruntung tadi malam?" Lee bertanya, jelas berusaha menekan kesabaran Daniel.

"Apa yang sedang kau bicarakan?" Tanyaku, suaraku bergetar ketika kepanikan mulai muncul. Aku harus menyingkirkan Jacob sebelum Daniel tahu, aku benar-benar tidak ingin dia tahu seperti apa diriku. Bahwa aku telah kehilangan sebagian besar harga diriku, tetapi ada banyak orang melakukan hal semacam ini, bukan?

"Suara-suara memohon yang keluar dari kamarmu semalam." Ujar Darcy, menyenggol bahuku sambil berjalan ke lemari es dan mengeluarkan sebotol air. Aku akan membunuhnya nanti.

"Tutup mulutmu, dia tidak seperti itu." Geram Daniel, meninju lengan Lee, dan memelototi Darcy.

Aku membeku seketika. Dia akan membunuhku ya Tuhan.

"Dia pria yang bersamamu semalam? Dan aku tak boleh menganggapmu tipe yang gampangan?" Ujar Luca, angkat bicara.

Aku tidak bisa menjawabnya jadi aku hanya menatapnya. Kesabaranku mulai menipis karenanya, dia sengaja mencoba membuatku terlihat buruk.

"Brengsek, kau bahkan tak mengenalku!?" Balasku, aku menyilangkan tanganku dan menatapnya, alisnya terangkat dan bibirnya melengkung.

"Pria siapa?" Tanya Daniel, menatapku bingung.

Aku bahkan tidak punya waktu untuk menjawab ketika suara pintu kamarku terbuka dan sekarang aku sadar semua orang memperhatikanku, Darcy dan Chloe mulai tertawa serempak. Aku memelototi mereka untuk berhenti tapi itu tidak membantu, aku memejamkan mata dan hanya menunggu saat Jacob dipukuli oleh kakakku yang terlalu protektif.

"Apakah kau melihat kaosku, Rose?" Tanya Jacob, dia berputar di sudut dan melangkah ke dapur.

Senyumnya lebar dan rambutnya berantakan. Celana jins gelapnya menggantung rendah di pinggulnya, memamerkan tubuhnya yang indah.

"Oh, kau memakainya." Jacob hampir berbisik, dan melihat semua orang memperhatikan kami. Aku melihat ke bawah mencoba untuk tidak melakukan kontak mata dengan siapa pun, aku dapat mendengar gadis-gadis itu tertawa lagi dan aku berjuang untuk menahan tawa ku sendiri pada saat ini.

Delicious Rose (Indonesian Translation)Where stories live. Discover now