14

278 11 0
                                    

Rose

Bangun lebih awal, aku melompat dari ranjang, bergegas mencoba mencari tahu apa yang akan kukenakan. Luca akan berada di sini dalam satu setengah jam dan aku masih perlu mencukur tubuhku, jika cuaca cukup panas aku berencana untuk membawa bikini.

Setelah mandi, aku mengenakan bikini hitam, mengemas celana cadangan, aku pergi ke lemari. Aku memutuskan memakai celana pendek denim highwaisted dan crop top hitam. Rambutku berantakan dan bergelombang saat waktu mencapai pukul delapan empat puluh lima, tapi aku suka. Aku melihat ke ponselku, untuk melihat saat Luca mengirimiku pesan teks.

Pesan Teks [Dari: Luca] Siap dalam lima menit xx

Perutku teraduk-aduk karena gugup dan aku tidak mengerti mengapa, ini bukan kencan. Ini hanya sehari di tepi pantai dengan seorang teman. Setelah menggosok gigi, aku memastikan sudah membawa dompet dan handuk, aku keluar meninggalkan kamar. Baik Darcy maupun Chloe masih tidur ketika aku memasuki dapur, jadi aku mengambil botol air dan apel, berjalan keluar dari flat dan menuruni lift.

Hanya menunggu dua menit sebelum aku melihat Mercedes-nya yang keren masuk ke tempat parkir, perutku dipenuhi dengan kupu-kupu saat kegugupanku menembus udara. Tenanglah, Rose. He's a friend. A very, fucking sexy friend.

Mobil hitam yang mengkilap itu berhenti di sebelahku, aku terkejut ketika Luca melompat keluar dan datang ke tempatku berdiri. Lututku melemah saat melihatnya, celana pendek denim selutut dan atasan rompi hitam, kacamata Ray Ban-nya memberinya kesan nakal yang cocok untuknya. Tuhan beri aku kekuatan.

"Halo cantik." Sapanya. Dia berseri-seri, lalu memberiku senyuman tulus sebelum memeluk pinggangku. Menggiringku dengan cepat.

"Pagi." Aku akhirnya mengatakan kembali setelah menarik nafas.

"Bisakah kita?" Tanyanya sambil menggerakkan lengan kanannya ke mobilnya, kami punya waktu untuk diri kami sendiri dan aku benar-benar bersemangat. Aku tersenyum padanya ketika dia membuka pintu penumpang dan melihatku masuk.

"Pantat yang bagus." Pujinya seraya terkekeh, memberinya jari tengahku saat aku melihatnya dari dalam mobil, dia menyeringai pada dirinya sendiri ketika dia berjalan ke sisi pengemudi.

"Jadi, berapa lama perjalanannya?" Aku bertanya padanya, tertarik.

"Sekitar dua jam tergantung pada keadaan lalu lintas, tidak terlalu jauh dari pantai yang kami kunjungi." Dia menjawab, seketika teringat pada Hythe.

Ketika Luca mulai mengemudi, kami duduk dalam keheningan, tidak yakin apakah aku dapat menyebutnya sebagai keheningan yang canggung, mungkin karena syaraf bodohku yang masuk dan membuatnya sulit untuk berbicara. Radio-nya diputar dengan volume rendah. Aku sedikit condong ke depan, sedikit, aku tahu lagu itu adalah favoritku. Aku menutup mataku dan tersenyum pada diriku sendiri ketika aku mendengarkan.

"Tentu saja, kau suka lagu ini." Aku mendengar Luca mengejek dirinya sendiri, aku membuka mataku memberinya tatapan tajam.

"Aku tidak 'suka' lagu ini, aku 'cinta' dengan lagu ini dan mengejutkan apa yang bisa dilakukan oleh lagu untuk membantumu mencari tahu." Aku balas mengejeknya, semua yang pernah aku lalui membuatku trauma untuk kehidupan sialan, tapi mendengarkan lagu yang indah ini membuatku tenang.
'Jangan menangis, kau akan baik-baik saja'

"Tidak, kau hanya menyukai Harry Styles." Dia berbicara lagi. Aku tidak bisa menahan tawa, itulah yang dikatakan semua orang.

"Ya ampun, ya. He's fucking sexy." Aku menjawab dengan jujur, lalu memutar mataku ke tampang jijiknya.

"Kau menyukai pria bertato?" Pertanyaannya mengejutkanku, aku pikir itu akan menggali tentang Harry.

"Ya, pada orang yang tepat, iya." Jawabku dengan jujur, dia tersenyum sendiri sambil mengawasi jalan.

Delicious Rose (Indonesian Translation)Where stories live. Discover now