2. Manusia spesial

899 129 2
                                    

Alvin punya kebiasaan yang cukup unik setiap malam. Jika cuaca sedang cerah dan langit tidak berawan, pemuda itu akan berdiam diri di balkon kamarnya sambil menghitung bintang.

Kebiasannya tersebut memang membuang waktu, bahkan meski sudah sampai ribuan bintang yang Alvin hitung, esok malamnya ia akan lupa dimana dia berhenti menghitung terakhir kali. Meski begitu, Alvin selalu senang melakukannya, baginya kegiatan itu membantunya untuk menenangkan diri.

Seperti malam ini.

Rambut hitam legamnya tersibak tertiup angin malam. Malam ini langit cerah, tapi udaranya begitu dingin sampai menusuk kulit. Ia menarik kursi, menaruh coklat panas di meja kecil, lalu mendonggak menatap bintang di langit. Katanya posisi bintang itu tak pernah berubah, mereka hanya seringkali menghilang, entah karena cahayanya yang semakin pudar, ataukah karena dia sudah menjadi bintang mati?

Alvin mulai menghitung. Lalu di hitungan seratus Alvin berhenti. Tiba-tiba saja Alvin teringat soal si anak baru di kelasnya tadi.

Sejak dia muncul, Alvin sudah merasa aneh dengan anak itu. Anehnya karena ... tidak seperti yang lain, Alvin tak bisa membaca pikiran gadis itu sama sekali.

Faktanya, Alvin memang bisa membaca pikiran orang hanya dengan bertatapan- maksimal dalam waktu sepuluh detik. Jika dalam sepuluh detik pikirannya tetap tak terbaca antara orang itu tak berpikir atau memang Alvin yang tak bisa membacanya sama sekali. Jujur, Alvin pun bingung kenapa bisa begitu. Apa yang membedakan orang itu dengan yang lain?

Seingatnya dia mendapat kemampuan itu saat SMP. Kemungkinan besar karena dia sempat mengalami kecelakaan besar yang membuat sebagian ingatannya hilang.

Awalnya Alvin ketakutan. Apalagi saat tak sengaja mendengar kata-kata buruk tentang dirinya. Hingga kemudian mamanya memberinya pengertian, jika isi hati orang itu tak ada yang murni, ada sisi buruk dan sisi baiknya. Bedanya disaat sisi buruk itu berusaha disembunyikan, Alvin justru bisa dengan mudah mengetahui isi hati mereka. Tak ada yang salah dalam hal ini. Kemampuan Alvin adalah sebuah keistimewaan yang membuatnya jadi spesial.

Belum berhenti sampai di situ, sebenarnya Alvin punya kemampuan lain, yaitu ... Memprediksi masa depan. Bedanya dengan kemampuan tadi. Kemampuan ini sangat jarang terjadi, hanya sesekali dan tanpa terduga. Dia juga tak bisa menggunakannya setiap saat, karena prediksi itu selalu datang tiba-tiba. Penglihatan yang dia lihat pun bermacam-macam, kadang hanya sebagian kecil saja, kadang pernah juga penglihatan dari kejadian besar. Dan kilasan penglihatannya itu hanya berlangsung beberapa detik secara absrak.

Contohnya, kejadian tadi pagi saat adik kelas yang menyapanya jatuh. Saat Alvin terdiam membeku, saat itulah ia melihat gambaran kejadian anak itu jatuh. Lalu kemudian soal kedatangan seseorang yang dia katakan pada Dani, ternyata Rania adalah orang yang ada dalam kilasan pikirannya. Hari ini sudah dua kali kemampuannya satu itu muncul.

Selain mamanya tak ada yang tahu soal kemampuannya itu. Oh, mungkin Dani termasuk- meski yang dia tahu hanya tentang Alvin yang sering mengaku bisa meramal masa depan.

Mengakhiri pemikirannya Alvin menyeruput coklat panasnya lagi, lalu mendongak menatap langit dan mengulang hitungannya.

Saat ini Alvin hanya belum tahu, jika ada hal lain yang masih menjadi misteri dalam dirinya.

***

Gara-gara sibuk menghitung bintang semalam, sekarang Alvin malah telat datang ke sekolah. Sebenarnya bisa saja Alvin bolos, tak sekali duakali dia melakukan itu- pengecualian di hari pelajaran Kimia yang guru pengajarnya adalah guru paling galak di sekolah.

DARKSIDEWhere stories live. Discover now