First Day

183 30 15
                                    

Pagi itu pintu flat Dior terketuk nyaring. Pasti itu Alex. Iya, kemarin doi nawarin diri buat berangkat bareng sama Dior ke kampus. Karena kebetulan cowok itu ada kelas pagi. Pas turun mereka sempet ngeliat Jeffrey keluar dari tempat tinggalnya. Dior ngerasa aneh kedua cowok yang dia kenal nggak saling sapa.

"Lo uda lama kan di sini?" Tanya Dior. Alex ngangguk pelan.

"Dia juga?" Tanya Dior lagi.

"Selisih tiga bulan si. Gue duluan" kata Alex mencet remote mobilnya.

"What's wrong with you two then?" Tanya Dior masuk ke dalam mobil.

"Emangnya kita kenapa?" Tanya Alex nyetater mobil Volvo nya.

"Pake nanya lagi. Eh, kalian tuh sama sama orang Korea. Flat pun satu lingkungan. Uda hampir dua tahun. Masak iya pas ketemu nggak nyapa. Kalian kemusuhan emangnya?" Tanya Dior tuk kesekian kalinya.

"Lu baru dua hari di sini uda kayak Dora" kata Alex ketawa kecil.

"Maksud lo?" Dior naikkin alis kirinya nggak ngerti.

"Tau Dora kan? Animasi paling nyebelin karena kebanyakan nanya" sahut Alex bikin Dior ketawa.

Sesampainya di sana, Alex nemenin Dior buat ketemu salah satu guru besar yang bertanggung jawab buat ngurus anak pertukaran pelajar. Tapi, yang bersangkutan kebetulan belum dateng karena ada sesuatu yang haru di urus. Jadilah Alex ngajak Dior ke galeri lukisan hasil karya mahasiswa sama mahasiswi jurusan seni rupa dua dimensi. Dior masuk ke ruangan spesial itu lebih dulu karena Alex kebelet pipis. Dia nemuin satu buah lukisan terpisah dengan yang lain. Cuma karya itu yang di kasi lampu sorot seolah memang spesial.

Dior menelaah karya seni di hadapannya. Lukisan abstrak sih. Tapi, Dior bisa ngerasain emosi berlebihan di tiap goresannya dan itu bikin Dior merinding. Tangan kanannya keangkat buat nyentuh tengkuk. Alex langsung nanyain kalo Dior ngerasa nggak enak badan atau gimana. Dior ngegeleng pelan.

"Menurut lo. Lukisan itu apa maksudnya?" Tanya Dior ke Alex.

Alex nyentuh dagunya sembari mikir.

"Emosi yang meluap?" Tanya Alex.

"Syukur deh kalo bukan gue doang yang mikir begitu" Dior kemudian pindah ke tempat lain.

Kini dia ngehela nafas. Alex sempet senyum ngeliat cewek di sampingnya ini ekspresif banget begitu liat berbagai macam lukisan di galeri kampus.

"Kenapa lagi?" Tanya Alex.

"Lukisannya sedih banget" jawab Dior.

Alex nyipittin kedua matanya buat ngeliat nama si pelukis. Suara decakan lidah cowok itu bikin Dior noleh. Heran kenapa Alex ketawa sarkastik kayak tadi.

"Muka doang sangar. Lukisan mellow" kata Alex.

"Ha?" Dior ngerutin dahinya.

"Itu punya si Jeff" sahut cowok itu lagi.

"Oh. Jeff siapa yak?" Dior megangin dagunya sembari mikir.

"Ya ampun. Noh si Jung Jae Hyun. Jeffrey Jung. Yang tadi pagi nggak nyapa kita" terang Alex.

"Aaah yang itu? Wait. Haaaaa?" Jawab Dior nggak percaya.

Suara deheman bikin mereka berdua noleh. Guru besar yang di maksud uda dateng.

"Bonjour, monsieur"

"Bonjour à tous. Maaf menunggu lama. Alex, kamu bisa ke kelas sekarang. Saya akan mengantar Nona Dior ke kelasnya" ucap pria di hadapan Dior.

"Merci. Nanti kalo ada apa - apa. Telphon aja. Oke?" Alex nepuk bahu Dior.

"Mari kita mulai kampus turnya" pria itu ngrentangin tangan kanannya buat mempersilahkan Dior jalan lebih dahulu.

Friends Special Edition (Shownu - Dior)Where stories live. Discover now