#13 Diner

27.4K 1.6K 26
                                    

Setelah magrib aku dan mas Alvian beranjak untuk menunaikan rencana kami yang akan makan malam, atau Diner.

"Umi aku sama Indi makan malam diluar, sekalian nginep dirumah bunda ya". Pamit Mas Alvian.

"Iya, hati hati kalian, jangan lupa cepat buatin Umi cucu". Ucap Umi Rosita. Alamak cucu lagi cucu lagi.

"Umi gak bosen minta itu terus? " . Tanya Abi yang tiba tiba berada didekat kami.

"Enggak lah bi, umi itu pengen tau dipanggil uti". Ucap Umi dengan mata berbinar, oh ya Allah cepat lah kasih kepercayaan itu padaku.

"Kita berangkat ya". Putus Mas Alvia akhirnya.

"Hati hati kalian, jangan lupa pesanan umi". Aihhh apakah sebegitu ngebetnya mertuaku itu memiliki cucu?.

"Umi bawel deh". Ucapnya setelah kami berada dalam mobil.

"Mas, kayaknya umi udah ngebet banget pengen cucu ya". Ucapku padanya yang sedang fokus nyetir.

"Iya, mangkanya kita yang rajin buatnya". Ucap Mas Alvian sambil menaik turunkan alisnya. Dasar suami mesum!.

"Ih itu sih maunya Mas".

"Kan ibadah sayang, lagian daripada adik diberondong pertanyaan itu terus sama umi".

"Tau ah". Kesal ku.

"Kok adik tambah cantik pas lagi kesal ya". Aishh si Alvian bisa aja ngegoda.

"Oh jadi adik dari kemarin gak cantik, adik tahu kok adek burik, gak kayak Ning Nasywa yang subahanallah". Omelku dan tanpa sadar aku sudah menangis. Entah mengapa aku hari ini jadi gambang sekali tersinggung.

Sontak saja Mas Alvian menepikan mobilnya melihatku menangis tiba tiba seperti itu.

"Eh bukan begitu maksud mas dik, adik cantik sekali, bahkan lebih cantik dari Nasywa". Ucapnya sambil membawaku kedalam pelukannya.

"Bohong".

"Ya Allah dik, mas gak pernah bohong, adik itu cantik di mata Mas, udah jangan nangis ya cup cup". Kentara sekali raut khawatir diwajah suamiku. Entahlah aku tak tahu kenapa diriku seperti ini.

"Mas jahat". Cibirku.

"Iya mas jahat, mas minta maaf ya". Ucapnya mengalah, sambil mengecup keningku sebentar.

"Yaudah sekarang kita lanjutin ke restorannya ya". Lanjutnya.

"Tapi aku gak mau lepas pelukannya, gk papa kan? ". Tanyaku pada Mas Alvian.

"Yaudah gak papa tapi mas gak bisah balas pelukanmu". Ucap Mas Alvian yang lalu fokus menyetir, sedangkan aku? Memeluknya dari samping.

"Kok kamu tiba tiba aneh gini dik? ". Tanya Mas Alvian dengan mengernyit heran.

"Kenapa? ". Suaraku meninggi. Entahlah aku sekarang tak lagi pms tapi kenapa mood ku sering kali hancur begini.

"Nggak kok gak papa".

*****

Tempat makan malam ini yang dipilih Mas Alvian cukup membuat aku ternganga. Bagaimana tidak? Meja ditengah tengah kolam renang, dengan lilin, dan bunga mawar disepanjang jalan menuju meja tersebut, dan dapat dipastikan ini tempat VVIP karena hanya ada meja kita saja disini, ohhh romantisnya suamiku.

"Apa ini gak berlebihan? ".

"Buat kamu gak ada yang berlebihan dik, maaf Mas jika selama ini mas belum bisa jadi suami yang baik, romantis, yang pengertian, tapi asal kamu tahu mas sangat mencintaimu dik, tolong jangan pernah berpikiran kalau mas masih menyimpan perasaan dengan Nasywa, dan lagi mas gak mau lagi dengar kamu membandingkan diri kamu dengan Nasywa, kamu sudah sempurna buat mas dik". Lembut, sangat lembut, aku terharu mendengarnya, sebegitu besarkah cintamu untukku mas?.


[SEBAGIAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT ]

*****

Gimana nih perasaannya setelah baca part ini?

Duh Alviann bikin ngiler aja:(

Baper gak?

Mau titip pesan sama siapa?

Jangan lupa Vote dan komen!

Next or no?

Lumajang, 14 Juli 2020


Mendadak Jadi Ning (OPEN PREE ORDER) Where stories live. Discover now