#19 Mendadak Posesif

26.9K 1.4K 26
                                    

Rasanya aku tak percaya mendengar penuturan sang dokter jikalau dalam rahimku terdapat sebuah nyawa, dan harus aku jaga dengan baik, serta dengan penuh kasih sayang.

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, senyumku tak pernah pudar, tanganku tak pernah lelah mengelus elus perutku yang masih rata.

Tak hanya aku mas Alvian pun seperti itu,  dia terus saja tersenyum dibalik kemudi, mungkin perasaannya sama seeprtiku masih tidak menyangka kalau sebentar lagi akan jadi ayah.

"Dik kamu tahu gak mas bahagia banget saat ini, akhirnya mas bakal jadi ayah". Ucapnya sambil melirikku, senyum yang terpancar seolah menghipnotisku untuk ikut tersenyum.

"Adek juga mas, makasih udah hadir dihidup adik". Ucapku dengan mengembangkan senyum lebih lebar lagi.

"Harusny mas yang bilang terimakasih dek, ternyata Allah sebaik ini sama mas, udah ngasih istri cantik, solehah, murah senyum, pokoknya beruntung banget deh mas punya kamu". Seloroh Mas Alvian, dan hal itu sukses membuat pipiku merah karena dipuji.

"Ngegombal nih ceritanya? ". Tanyaku sambil memicingkan mata.

"Enggak dik, itu tuh fakta tentang kamu sayang". Ucap Mas Alvian. Dan aku rasa pipiku tambah memanas akibat mendengar panggilan sayang darinya.

"Fakta apaan, lawong aku udah tua". Aku sengaja mengungkit perkataan santriwati tadi itu.

"Tua darimana nya coba, santriwati itu aja yang matanya udah katarak".

"Masa? Dia cantik loh mas masak gak tertarik? ". Aku masih saja memancingnya, karena aku suka saja melihat raut wajah kesalnya itu.

"Ngapain cari yang cantik lawong disini udah ada yang lebih cantik, lebih masyaallah dibanding dia yang astagfirullah". Ujar Mas Alvian, yang membuat sedikit hatiku baper.

"Halah, sok sok an bilang Astagfirullah lawong dikasih didepannya aja melek gak kedip". Cibir gue.

Saat kata kata itu keluar dari mukutku tiba tiba mobil terhenti dipinggir jalan.

"Kok berhenti?". Tanyaku. Karena heran saja kenapa berhenti tiba tiba seperti ini.

Alih alih menjawab Mas Alvian malah memelukku dengan erat, bahkan sangat sangat erat, sampai aku kesusahan bernafas.

"Mas jangan kenceng kenceng, adik gak bisa nafas nih". Ujarku memperingatinya.

"Maaf". Ucapnya, dia melonggarkan pelukannya, tapi tak melepaskannya.

"Dengarkanlah dek, walaupun didunia ini ada seribu cewek cantik mas tetap akan memilihmu, mas sudah mengikatmu dalam akad, dan sampai kapanpun mas tidak akan pernah melepaskanmu".

"Jangan pernah berfikir mas akan meninggalkanmu demi seseorang yang lebih cantik darimu, karena menurut mas apalah arti cantik jika tak berakhlak". Ucap Mas Alvian disela sela pelukan kami.

"Iya adek tahu mas, maafkan adik kalau belum bisa mengerti kamu mas". Balasku.

"Kita jalani sama sama, seiring berjalannya waktu kita akan mengerti satu sama lain. Ana uhibbuki fillah ya jauzati".

"Ana uhibbuka fillah Guz".

*****

Tanpa terasa akhirnya mobil yang kita tumpangi sudah memasuki area pesantren.

Dan kalian harus tahu, jika semua yang menggunakan mobil disini, saat memasuki area pesantren harus berjalan pelan dan perlahan, serta kacanya harus terbuka. Sehingga tak jarang semua santri akan berhenti untuk menyapa.

Mendadak Jadi Ning (OPEN PREE ORDER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang