#32 Akhir Dari segalanya

41K 1.4K 41
                                    

Setelah memberikan nama kepada anakku, maksudku anak kami, anakku dan Mas Alvian. Mas Alvian menyerahkan kembali baby Nabilla kepadaku.

"Cantik kayak kamu". Ucapnya sambil tersenyum kearahku.

Aku yang sudah terduduk sambil bersandar diranjang, dengan tangan terbuka aku menerima Nabilla, darah dagingku dan Mas Alvian.

Aku tersenyum kearahnya yang masih saja memejamkan mata.

"Nak jadilah penerang dalam keluarga ini ya, jadilah anak yang salihah yang dapat membawa abi dan umi ke syurga". Ucap Mas Alvian sambil mengusap pelan tangan Nabilla.

Setelah mengatakan itu Mas Alvian beralih menatapku dan tersenyum.

"Makasih Umi sudah memberikan kado terindah dalam hidup abi". Ucap Mas Alvian sambil mencium keningku.

"Sama sama abi, terimakasih sudah sabar menyikapi sifat kekanak kanakan umi, dan dengan adanya Nabilla umi mau pulang kembali ke pesantren". Ucapku.

Lantas setelah mendengar penuturanku Mas Alvian langsung saja memelototkan mata pertanda bahwa ia sedang terkejut.

"Kamu serius?". Tanya Mas Alvian padaku.

"Kenapa? Gak mau umi pulang?". Aku sengaja pura pura marah dan mau ngambek.

"Eh eh bukan gitu Mi, abi mau kok, mau banget malah". Ucapnya dengan antusias.

Melihat wajahnya yang seakan penuh harap itu, membuatku ingin tertawa terbahak bahak, tapi aku urungkan. Karena aku masih mau mode ngambek on.

"Halah bohong". Cibirku.

"Umi abi itu sayang sama umi, tolong yah pulang ke pesantren, abi juga mau menikmati masa masa pertumbuhannya Billa, tolong yah mi jangan minta cerai, abi gak sanggup hidup tanpa umi, rasanya separuh nafas abi hilang". Ucapnya seraya memohon kearahku.

"Alay". Cibir mereka. Yah mereka keluargaku dan Mas Alvian.

Mas Alvian menepuk jidat begitu mengetahui bahwa didalam ruangan ini tidak hanya ada mereka berdua, melainkan keluarga dan mertuanya juga masih ada disini.

Sementara aku? Terkikik sendiri melihat wajah Mas Alvian yang merah merona, sungguh malu dirinya yang terlanjur berkata manis dengan gaya bahasa alay bin lebay.

"Umi kok gak bilang sih kalau ada mereka". Ucapnya sambil berbisik kearahku.

"Emang mereka udah ada disini dari tadi kok, sebelum abi memberikan nama pada Nabilla". Ucapku dengan nada pelan juga.

"Kenapa abi malu yaaa". Goda Aya sambil menghampiri kami.

"Diem kau, kamu sudah jadi tante jadi jangan tambah Jahil loh Ay". Ujar Mas Alvian memperingati adik kecilnya itu.

"Kejahilan itu sudah mendarah daging dalam tubuh Aya". Ucap Aya berbangga diri. Sampai Umi Rosita mendekat dan menjitak kepalanya.

"Aduh umi nanti kalau otak Aya geser gimana dong?". Aya Mengaduh pada Umi Rosita.

"Tinggal geser lagi". Jawab Umi Rosita santai. Dan hal itu menimbulkan tawa dari mulut kami.

"Umi kira otak aya pintu tinggal gesar geser kanan kiri". Ujar Aya sambil cemberut.

Melihat raut wajah Aya, kami semua tertawa terbahak bahak, sementara Aya terlihat tambah masam saja mukanya.

"Billa lihat semua tega sama Auntymu ini, nanti Billa ada dipihak Aunty ya". Ucap Aya penuh semangat pada anakku.

"Aunty aunty, sok inggris kamu itu Ay, jangan panggil Aunty Bil, panggil saja Buk lek". Ujar Abi Hardi sambil terkekeh.

"Ih Abi, masak iya orang se cantik Aya dipanggil Buk Lek". Tolaknya dengan di dramatis dramatiskan.

"Cantik kalau dilihat dari ujung monas". Tambah Mas Alvian.

"Ih Kalian tega sama Aya, ini mah namanya penganiayaan". Dengan raut wajah yang disedih sedihkan Aya mengatakan hal itu.

Aku tertawa begitupun yang lain, rasanya hangat saat bersama seperti ini, penuh tawa dan kebahagiaan tanpa ada tangisan.

Saat kami tertawa bersama, tiba tiba Ayah menghampiriku, mendadak aku terhenti tertawa, apa iya ayah masih akan menyuruhku berpisah?.

[DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT]

Sampai disini kisahku dan Mas Alvian, bagaimana pertama kalinya aku menjadi seorang Ning, bagaimana lika liku percintaan kami, semua berakhir di bagian ini.

Doakan saja semoga aku bisa menyambung tulisan tentang kehidupanku, Mas Alvian, dan Nabilla dikemudian hari.

Dari diriku pribadi Indira Paramita dan suamiku Alvian kami mengucapkan terimakasih untuk kalian yang setia membaca kisah kami mulai dari awal hingga akhir. Semoga kita bisa bertemu dilain hari, dan semoga bisa bertemu di jannahnya. Sekian dari kami, Indi dan Alvian mohon pamit ya, assalamualaikum.

 Sekian dari kami, Indi dan Alvian mohon pamit ya, assalamualaikum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Gimana nih perasaannya?

Bahagia? Sedih? Atau baper?

Huaaaa ternyata kita sampai di penghujung part, rasanya sedih deh ninggalin kalian😭

Terimakasih untuk kalian yang sudah setia menemani author dicerita ini❤

Terimakasih untuk 1 bulan 24 harinya kawan kawan❤

Terimakasih untuk vote dan komennya❤

Sekian

Author pamitt😭

Assalamualaikum.

Lumajang, 13 Agustus 2020

Mendadak Jadi Ning (OPEN PREE ORDER) Where stories live. Discover now