#15 Rumah Bunda 2

22.6K 1.5K 7
                                    

Dikamar aku merasa kesal sekali,   dan kepalaku rasanya ingin pecah saja, bagaiaman tidak? Bunda dan umi sama sama menanyakan perihal cucu,  oh my good, cucu lagi cucu lagi, kenapa sih semua orang menanyakan hal itu.

"Dek". Panggil mas Alvian saat pertama kali masuk kekamarku.

"Apa".

"Kamar kamu bagus juga ya". Ucapnya sambil memandang takjub, memang Mas Alvian baru pertama kali masuk kekamarku.

"Iya dongg". Ucapku berbangga.

"Tapi warnanya kayak anak kecil, pink semua". Alvian ngakak diakhir kalimatnya.

"Biarin, suka suka yang punya kamar, wleek". Aku menjulurkan lidah kearah suamiku.

"Kan sekarang juga kamar aku, aku ganti hitam ah kayaknya bagus". Goda Alvian.

"Bagus dengkulmu iku,  enggak enggak berani merubah catnya siap siap gak ada jatah 1 bulan, dan sekarang Mas tidur disofa, gak ada tidur dikasur adek". Ucapku sambil mendelik keaarahnya, lalu langsung saja berbaring tanpa menghiraukan keberadaan mas Alvian.

"Nggak deh engak mas gak jadi rubah warna catnya, mas tidur disini ya? Disofa gak enak sakit semua nanti badan mas, yaa dek mas tidur disini? ". Pinta Mas Alvian dengan memelukku yang tengah terbaring.

"Nggak, udah lepasin". Ujarku, yang ingin melepaskan pelukannya, tapi alhasil dia malah mempereratnya.

"Nggak dik, mas disini yaaa". Pintanya lagi.

Sungguh tak tega diri ini, jika melihat Mas Alvian sudah memohon bak anak kecil seperti ini.

"Tapi ada satu Syarat".

"Apa syaratnya dik?". Tanya Mas Alvian.

"Belikan adik otak otak sekarang juga". Titahku, entah mengapa aku jadi mendadak ingin makan otak otak.

"Dik, ini udah jam 22.00 mana ada otak otak buka? ". Tanya Mas Alvian dengan raut frustasinya.

"Yaudah tidur di sofa".

"Yaudah deh Mas tidur disofa, daripada luntang lantung cari otak otak". Gerutunya lalu turun dari ranjang.

Aku kesal rasanya, bagaimana bisa mas Alvian memilih tidur disofa dari pada membelikannku otak otak, padahal aku sangat menginginkannya.

Karena kesal aku bangkit, niatnya sih mau mencari otak otak sendiri. Aku juga tak mengerti mengapa malam ini aku sangat ingin memakannya, apalagi ditambah dengan saus kacang, dikasih sambal, huh rasanya tambah ngiler saja nih aku.

"Mau kemana?". Tanya Mas Alvian yang sudah berbaring di sofa, saat melihatku beranjak dari ranjang.

"Mau beli otak otak sendiri, karena suaminya gak mau disuruh belikan". Menjawab sekaligus menyindir.

[SEBAGIAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENEEBITAN]


*****

Alham Gimana nih perasaannya setelah baca part ini?

Duh Alvian bucin ya 😂

Mau kasih pesan buat siapa?

Next or no?

Lumajang, 20 Juli 2020

Mendadak Jadi Ning (OPEN PREE ORDER) Where stories live. Discover now