#27 Fakta

22.2K 1.4K 101
                                    

Author Pov

"Secepatnya Ayah akan urus surat ceraimu dengan Alvian". Suara itu langsung saja mengagetkan keduanya.

"Ayah".

Melihat sosok ayahnya serta mendengar penuturannya, Indi merasa terkejut, tak hanya Indi bundanya pun begitu juga.

"Opo to yah jangan ngomong sembarangan". Ucap Anita - Bundanya.

"Ayah gak ngomong sembarangan bun, biarkan Indi ayah yang menafkahi, untuk apa dipertahankan bun kalau suaminya saja memilih percaya pada masa lalunya, padahal jelas jelas anak kita ini istrinya bun". Ucap Hardi - ayahnya dengan kilatan amarah.

"Biar ayah yang mengurusnya".

"Ayah, tapi apakah ini tidak bisa diperbaiki? Kasihan anak Indi yah". Entahlah yang terpenting Indi sekarang bimbang, antara menuruti omongan ayahnya ,atau memilih bertahan.

"Iya yah, biarkan Indi dan Alvian yang mentukan". Ujar Anita kepada suaminya.

"Sudah bun, sudah cukup ayah memposisikan Indi seperti ini, ayah merasa gagal jadi seorang ayah".

"Ayah kecewa sama dia bun".

Indi yang melihat ayahnya seperti itu, ia langsung saja berhambur memeluk cinta pertamanya itu.

"Maafkan ayah nak". Hardi menitikkan air matanya.

Dulu Hardi sepakat menikahkan Indi dan Alvian, karena ia berharap Indi bisa bahagia, dan ia yakin Alvian bisa membahagiakan anaknya, karena sudah terjamin akhlaknya .

Namun sekarang semua harapan dan kepercayaan itu telah dipatahkan oleh kelakuan Alvian, dan kini Hardi merasa kecewa dan tak percaya lagi padanya.

"Tidak yah, ayah dan bunda gak salah, jangan menyalahkan diri ayah seperti ini". Ucap Indi yang sudah terisak sejadi jadinya, di dada bidang sang ayah.

"setelah ini ayah janji apapun keputusanmu ayah dukung, tapi ayah berharap kamu menuruti perintah ayah untuk berpisah dengan Alvian, karena ayah sudah kecewa dan hilang kepercayaan". Ucap Ayahnya.

"Kalau soal itu Indi pikir pikir dulu yah, bukan hanya diri Indi saja yang harus Indi pikirkan ,tapi anak Indi yang hanya menghitung hari akan lahir ini harus lebih dipikirkan". Ucap Indi, lalu beranjak pergi dari sana, meninggalkan sang ayah dan bunda.

*****

Saat Alvian kembali ke rumahnya Abi, Umi, dan adiknya Aya, tengah duduk dikursi ruang keluarga dan menyorotnya tajam saat pertama kali bergabung.

"Kalian kenapa sih? Kok gitu  ngeliatin Al?". Tanya Alvian pada anggota keluargany.

Tanpa mengucap sepatah katapun Aya menyodorkan ponselnya pada Alvian.

Dengan seksama Alvian menyasikan Vidio di ponsel sang adik.

*Vidio

Terlihat seorang gadis tengah mengendap ngendap ke arah dapur santri. Untuk mencari orang yang amat penting untuknya.

Aya. Yah dia adalah Aya.

Guna memenuhi janjinya pada Indi ,maka sekarang ia akan melancarkan aksinya.

"Assalamualaikum kak". Ucap Aya ramah pada Reina.

"Waalaikumsalam, kamu adiknya Al kan?". Tanya Aya.

"Iya kak".

"Ada apa?". Tanya Reina.

"Kak gini, sebenarnya aku tuh lebih setuju kak Alvian sama kakak, daripada sama Mbak Indi". Ucap Aya. Sebenarnya Aya berkata begitu untuk memancing Reina supaya ia percaya bahwa Aya ada dipihaknya.

"Tapi waktu itu kamu kok kayak deket banget sama dia?". Tanya Reina, nyatanya dia belum percaya pada Aya.

"Kan sandiwara kak, cari muka depan Mas Al".

"Lagian sekarang bagus deh akhirnya Mbak Indi pulang juga".

Mendengar penuturan Aya yang bertambah meyakinkan, akhirnya Reina tergiur dan ia percaya kalau Aya dipihaknya, tanpa pernah mau berfikir jika Aya sedang menjebaknya.

"Dan kakak hebat ,bisa buat Mas Alvian bertengkar sama Mbak Indi, sampai sampai dia pulang". Aya tambah gencar memprovokasi. Ia sengaja sedikit menyerempet kearah sana dengan tujuan agar Reina bilang apa yang dilakukannya pada Indi.

"Iya dong". Jawab Reina berbangga diri.

"Emang kakak apain sih?". Tanya Aya dengan menampilkan raut kebingungan.

"Itu aku fitnah dia, padahal ya dia yang mau aku dorong dan celakain, eh gak tahunya aku sendiri yang jatuh, dan saat itu ketepatan Alvian baru datang, yah langsung saja aku memfitnahnya". Jelas Reina dengan tertawa.

Setelah mendengar penuturan Reina, batin Aya bersorak girang ternyata segampang ini memasukkan Reina kedalam perangkapnya.

*vidio off

Bertepatan dengan selesainya vidio tersebut, tiba tiba sebuah pukulan mendarat dengan keras diwajah Alvian, hingga menyebabkan dirinya tersungkur karena tak siap.

Bukk

"Abi". Pekik Rosita kearah suaminya.

"Biarkan Abi memberi pelajaran pada anak kurang ajar ini bun, dia sebentar lagi mau jadi ayah tapi kelakuannya kayak gini". Amarah Abinya memuncak.

Melihat abinya yang marah Alvian hanya diam dan menerima perlakuan abinya, karena menurutntya dia memang bersalah.

"Indi itu kurang apa untukmu nak? Dia istri yang pengertian, setia, sabar, dia juga sanggup dan tak pernah mengeluh saat masih tahap penyesuaian untuk hidup dipesantren, jangan kufur nikmat gini lah". Bentak Abinya.

"Apa salahnya sih Al ,kamu percayain Istri kamu". Ucap Uminya dengan suara yang parau karena menangis.

"Abang tahu gak? Sebelum mbak Indi pergi dia nitipin apa? Dia nitip jagain masmu. Mas aja memang gak tahu diri". Hardik Aya.

Sementara Alvian tetap bungkam dengan sejuta penyesalan dihatinya, serta didalam benaknya terngiang ngiang pertanyaan "apakah Umi akan memaafkan abi?".
"Apakah Umi akan kembali kesini?".

*****

Gimana nih perasaannya setelah baca part ini?

Yang ngedukung Indi dan Alvian cerai?

Mewek gak?

Kasih pesan dong buat :

Indi

Alvian

Reina

Aya

Next or no?

Lumajang, 7 agustus 2020



Mendadak Jadi Ning (OPEN PREE ORDER) Where stories live. Discover now