07| Kepergok Ngintip

453 275 138
                                    

Hargai penulis.
Vote itu g bayar.
Buat yg ikhlas aja.

Happy reading!

✳  ✳  ✳

Akhir nya malam minggu pun tiba.
Jangan mengira bahwa Cio akan mengajak Mei malam minggu-an bersama, seperti pasangan di luar sana.

Karna mereka pasangan absurd yang sangat berbeda dengan pasangan lain.
Seperti biasa, Mei akan menghabiskan waktu nya sendiri di kediamannya, juga dengan Cio yang menghabiskan waktu bersama teman se gang-nya.

Di kediaman rumah keluarga Rathanudita, Mei bersama bunda nya sedang serius menonton acara Korea yang ada di televisi sembari sesekali menyemil.

"Bun, abang keluar ya," pamit Vino yang sudah rapih dengan pakaian nya.

"Mau kemana kamu?" tanya Ratna.

"Kumpul sama temen."

"Kalo gak sama temen sama siapa lagi bun, kan abang jones," celetuk Mei tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.

"Enak aja, abang gak ngenes ya," elak Vino tak terima.

"Bang? Ko gue liat lo sering banget pake jaket itu si?" tanya Mei memicing. Jaket yang bertuliskan The Lioners, Mei jadi sedikit yakin, bahwa yang dia dengar dari para sahabat nya, kalau Vino itu sang ketua geng.

"Terserah gue lah,"

"Yaudah bun abang pamit, Assalamualaikum," Vino menyalami tangan Ratna, lalu beranjak keluar.

"Walaikumsalam," jawab Mei dan bunda nya serempak.

Mei menoleh menatap bunda nya sembari cengengesan, "Kenapa kamu?" tanya Ratna mengerutkan alis nya.

"Mei keluar juga ya bun, Mei mau ikutin abang kemana," izin Mei pada bunda nya.

Ratna menggeleng kepala nya heran, "Yaudah, jangan malem-malem pulang nya ya."

"Siap bun, Assalamualaikum." Lalu Mei langsung meluncur dengan cepat.

✳  ✳  ✳

Mei mengikuti Vino menggunakan motor sport milik Vino, kebetulan Vino mempunyai 2 motor kesayangannya.

Untung saja Mei tidak kehilangan jejak abang nya setelah ia bersiap tadi, semakin lama arah jalan yang ia lewati semakin jarang orang yang berlalu lalang.

Entah dimana tempat abang nya itu berkumpul.

Beberapa menit kemudian Mei melihat Vino menghentikan motor nya lalu turun.

Dia pun memilih menaruh motor nya jauh dari tempat Vino berhenti.

MARKAS THE LIONERS itulah tulisan yang berada di gapura pintu masuk.
Kemudian, Mei berjalan mengendap-endap menuju belakang markas itu untuk mengintip lewat jendela.

"Eh bang Vino, dateng juga bang akhirnya," sapa seorang lelaki yang Mei tau bernama Dani.

Vino mengangguk lalu bertos ria ala cowo, "Yoi, si Rangga ikut kumpul juga?" Ternyata benar dugaannya, bahwa Vino termasuk bagian dari geng Lioners. Dia mendengar kabar itu, dari murid-murid Angkasa sekaligus sahabat nya yang membicarakan hal ini kemarin.

Mei pun cepat-cepat beranjak pergi dari sana sebelum aksi nya di ketahui.

Krek.

"Astaghfirullah," gumam Mei kecil sedikit panik. Dia tidak sengaja menginjak daun kering yang banyak berserakan di sana.

Sedangkan seluruh anggota di dalam markas menoleh menyelidik, "SIAPA DI LUAR!" teriak Vino.

Mei menoleh panik, "Gawat, bisa ketauan gue." Dia langsung berlari menuju motor nya.

"WOY!" pekik seseorang saat melihat Mei berlari dari halaman belakang.

Karna merasa ada yang memanggil Mei pun dengan bodoh nya menoleh, "Eh bang Vino," sapa Mei dengan cengiran polos nya.

"Abang, kenapa?" tanya Mei berbasa-basi.

Terlihat anggota yang lainnya ikut keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Vino mendecak kesal, "Gak usah basa basi, lo ngikutin gue kan,"

"Ngaku lo?!" pojok Vino memicing tajam.

"Siapa bang? Penghianat, musuh, apa lawan?" tanya salah satu anggota The Lioners.

"Bukan, ini adek gue," jawab Vino sembari Mei datar. Mereka ber 'oh' ria.

"Masuk," ujar Vino menyuruh Mei masuk, yang langsung di turuti oleh sang empunya.

Mei memandangi apa yang ada di dalam markas itu, tidak seperti yang ia kira, keadaan di dalam markas jauh berbeda dengan pemandangan yang di lihat dari luar.

Dia juga melihat, banyak anggota yang masing-masing sibuk dengan kegiatan nya. Dia mendengar, bahwa The Lioners itu memiliki anggota 150 orang dari masing-masing tingkat kelas.

Melihat abang nya duduk di salah satu sofa, Mei pun inisiatif mengikuti.

"Jadi, lo ngikutin gue?" Mei mengangguk menyengir.

"Sendirian?" Mei mengangguk lagi.

"Ngapain?" tanya Vino memicingkan mata nya.

"Takut lo kenapa-kenapa aja," jawab Mei asal, sembari melihat-lihat.

"Berasa punya pacar," celetuk salah satu anggota.

Vino menatap orang itu tajam, "Diem!"

"Abang galak! Aku atut," jawab orang itu, yang langsung di sambut tawa oleh yang lain.

"Rangga syaiton, lo bisa diem dulu gak?" tanya Vino serius.

Cowo yang di panggil Rangga itu mengangguk patuh, "Okeh bos."

"Ngaku aja, pasti karna lo jones terus gk ada kerjaan kan makannya ngikutin abang?" Merasa keadaan sudah tak terlalu tegang, Mei pun menghela nafas pelan.

"Enak aja gak ya, gue penasaran aja kata anak Angkasa kemarin, kalo lo itu ketua geng di Lioners." Vino mengerutkan alis nya.

"Emang nya kenapa kalo gue ketua nya?"

"Gak sinkron sama muka lo," jawab Mei santai.

"Ngakak! Bang Vino mukanya gk sinkron! Hahaha," ujar Dani yang langsung di sambut tawa anggota lain.

Vino mendengus kasar, "Diem lo kutil."

"Berisik!" sentak seseorang yang baru terbangun dari tidur nya, sepertinya dia terganggu dengan tawa keras mereka.

Mereka semua menoleh, termasuk Mei.

"LO?!"

✳  ✳  ✳

Terapkan arti kata 'menghargai'
Dengan memberi vote di chapt ini.
Selagi gratis, buat yang ikhlas aja.

Syukron:)

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now