15| Selamat

344 214 44
                                    

✳  ✳  ✳

"Kei! Nesa!" panggil Cio yang datang ke meja makan mereka berdua bersama Danu dan Aris.

Kei menoleh lalu melambaikan tangan nya, "Hai Cio," sapa Kei sembari menyengir lebar.

Nesya menatap Cio malas, "Nesya! Bukan Nesa!" ralat nya, enak saja nama indah nya di ubah-ubah.

Cio menghiraukan kritikan Nesya, "Mei mana?" tanya nya langsung.

"ALIS! ITU MAKANAN GUE!" pekik Nesya tiba-tiba saat melihat Mie Ayam nya di makan oleh Aris.

"Nama gue Aris, Nesa Sableng." Aris masih santai menyantap makanan milik Nesya. Nesya melotot lebar, "Mie Ayam gue nanti abis!"

Cio menatap Nesya datar lalu beralih menatap Kei, "Kei lo tau Mei kemana?"

Kei berpikir sebentar, "Setau Kei, Mei tadi ke gerbang sekolah, kata adik kelas ada kakak-kakak yang nunggu Mei di sana." Cio mengernyit, lalu beranjak pergi meninggalkan kantin.

"Cio! Woy! Lo mau kemana?!" tanya Danu berteriak.

Cio tetap berjalan cepat menuju gerbang sekolah, "Kemana lo?" tanya Kenzo yang kebetulan bertemu di pintu kantin.

"Gue ada firasat buruk tentang Mei, waktu Kei bilang ada yang mau ketemu Mei di gerbang."

Kenzo mengangguk singkat, "Gue temenin." Cio mengangguk menyetujukan. Mereka melewati koridor dengan cepat.

Cio dan Kenzo berhenti sejenak kala melihat Mei yang sedang di sekap oleh dua orang yang mereka yakini anak buah Lian.

"MEI!" Cio spontan berteriak saat Mei terlihat jatuh pingsan dan di masuk kan ke dalam mobil. Tanpa pikir panjang Cio berlari menuju parkiran dan mengejar mobil itu menggunakan motor nya, di ikuti dengan Kenzo di belakang.

Cio mengendarai motor nya dengan kecepatan penuh, dia tak peduli dengan protes dan teriakan pengendara lain.

Lo tenang aja Mei, gue lindungin lo, batin Cio masih fokus menatap jalanan di depan nya.

Mungkin anak buah Lian menyadari bahwa di belakang mobil mereka ada yang membuntuti, terlihat mobil itu semakin menaikkan kecepatan laju nya. Tidak tinggal diam, Cio pun mengambil jalan alternatif agar dapat menjegat mobil itu.

Dia meliuk-liuk kan motor nya di gang kecil, Cio memang mahir dalam mengendarai motor, bahkan dia sudah berkali-kali memenangkan lomba balapan.

Srett

Cio berhasil menjegat mobil itu, ban  motor nya sampai menggesek kasar nya jalanan. Dia membuka helm full face nya lalu menuruni motornya.

"KELUAR LO PENGECUT!" sentak nya dengan nafas tak karuan. Mereka yang ada di dalam mobil saling menatap satu sama lain dengan pandangan bingung.

"KELUAR! ATAU KACA MOBIL INI GUE PECAHIN!" sentak Cio semakin meninggikan suara nya. Kenzo yang terlihat baru sampai berdiri tepat di samping Cio. Dia memasang wajah andalannya, datar.

Dua anak buah Lian keluar dari mobil, "Lo berani sama kita?!" tanya salah satu orang itu yang berbewok.

"Lepasin cewek gue sekarang juga!" pinta Cio enggan berbasa-basi.

"Enak aja lo."

Bugh

Bugh

Jengah dengan perilaku sok berani nya anak buah Lian, Cio dan Kenzo pun langsung menghajar mereka sampai mereka berdua terkapar lemah.

"Brengs*k lo!" pekik satu orang lagi yang akhir nya keluar dari mobil juga.

Bugh

Dirasa cukup, Cio langsung berjalan menuju mobil itu yang pintu nya sudah terbuka.

"SACIMOL!" pekik Mei bertepatan saat Cio menghampiri nya.

Mei keluar dari dalam mobil lalu memeluk tubuh Cio erat yang sedikit membuat tubuh Cio tersentak ke belakang.

Cio mematung, dia rasa jantung nya berdetak tidak karuan saat ini.

"G-gue ta-tadi gue." Mei menangis sesenggukan, mungkin Mei terpukul dengan kejadian mendadak ini, Cio yang tersadar pun langsung mengelus kepala Mei pelan.

"Gak papa, gue di sini, lo tenang oke?" ujar Cio menenangkan Mei.

Cio menoleh menatap Kenzo yang sedang berdiri di belakang nya menatap datar, "Lo balik ke sekolah duluan, gue anter Mei pulang." Kenzo mengangguk lalu menaiki motor nya dan melesat pergi.

"Sekarang lo gue anter pulang ya," utus Cio lalu melepaskan pelukan Mei, dia tidak bisa berlama-lama dengan posisi ini, bisa-bisa Mei tahu seberapa cepat jantung nya berdetak.

Mei mengangguk pelan sembari mengelap air mata nya.

✳  ✳  ✳

"Kenapa berhenti di sini?" Setelah sekian lama berdiam diri, kini Mei memecahkan keheningan saat Cio menghentikan motor nya di pedagang bakso kaki lima.

Cio turun dari motor nya yang di ikuti oleh Mei, "Makan dulu, lo belom makan kan," ujar Cio yang tepat sasaran.

Mei mengangguk mengiyakan.

Mei menduduki bangku plastik yang tersedia di sana, "Mang, pesen bakso nya aja 2 mangkok," pesan Cio kepada pedagang itu.

"Siap Mas, monggo di tunggu." Cio mengangguk pelan lalu menduduk kan diri di sebelah Mei.

Cio menatap Mei yang terdiam, "Tumben lo gak bar-bar?" Dia tahu apa yang membuat Mei seperti ini, tapi dia hanya ingin merubah suasana.

Mei menatap Cio serius, "Mereka itu siapa?"

"Mereka yang mana?" tanya Cio pura-pura tidak tahu.

Mei mendesis lalu memukul lengan Cio keras, "Orang jelek tadi!" jawab Mei kesal.

Cio terkekeh, Mei sudah kembali seperti biasa ternyata, "Anak buah Lian," jawab nya singkat.

Mei mengernyit, "Lian yang waktu itu kepung kita?" Cio mengangguk.

"Apa alasan mereka nyulik gue?"

Cio mengedikkan bahu nya pura-pura tidak tahu, "Gak tau."

"Bohong! Lo pasti tau kan?!" elak Mei menuduh.

"Nggak cewe gila."

"Lo pasti boong."

"Terserah," ketus Cio tak peduli.

Bugh

"Ngeselin!" seru Mei setelah memberi pukulan, lagi.

Cio meringis, "Lo kenapa hobi banget mukul gue sih?"

"Lo kenapa hobi banget mukul gue sih," ujar Mei mengikuti ucapan Cio.

Cio memberi Mei pelototan lebar yang juga di balas Mei tidak kalah lebar.

"Ini Mas, Neng bakso nya," ujar pedagang bakso itu meletakkan nampan di meja.

"Oh iya, makasih ya pak," ujar Mei dan Cio serempak. Mereka menoleh saling menatap sinis.

Pedagang itu tersenyum ramah, "Silahkan di nikmati."

✳  ✳  ✳

Tekan vote di pojok kiri.
Buat yang ikhlas.

Syukron.

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now