08| Di Kepung

425 263 114
                                    

Terapkan kata 'menghargai' dengan beri vote di chapt ini.


✳  ✳  ✳


"LO?!"

Mereka berdua, Cio dan Mei saling menatap tajam.

"Bang, kenapa si tukang cimol bisa ada di sini sih?" tanya Mei geram.

Cio menatap Mei datar.

"Cio itu termasuk anggota The Lioners Mei," jawab Vino sambil menyomot camilan di atas meja.

"Gak pantes sama mukanya, mending jadi tukang cimol aja lo," gumam Mei yang masih bisa di dengar oleh sang empunya.

Cio mendengus, "Hidup gue, gak ada urusan sama lo!" jawab Cio ketus.

"Eh tapi, bukannya lo berdua pacaran ya?" tanya Aris sahabat Cio.

Mereka berdua diam, tidak ada yang berniat menjawab.

Aris yang merasa di hiraukan mendecak jengkel, "Ck, ubi 2000,"

Dani menatap Aris bingung, "Ko ubi bukannya kacang?"

"Biar mainstream, kacang mulu bosen lah." Bugh.

Vino menggeleng kan kepala melihat tingkah adik kelas nya, "Jadi kalian sekarang udah tau ya, Mei ini adek gue, buat kalian anggota The Lioners gue harap kalian bisa jaga adek gue ya, selagi gue gak ada di wilayah itu."

Alis Mei mengerut, "Emangnya kenapa bang?"

"Gak papa, buat jaga-jaga aja, kalian paham kan?!" tanya Vino dengan suara lantang kepada seluruh anggota The Lioners.

Mereka semua mengangguk, "Paham bang!"

"Paham Vin!" jawab mereka serempak.

"Yaudah dek, lebih baik sekarang lo pulang, nanti keburu larut malem," saran Vino pada Mei.

Mei mengangguk, "Bareng bang?"

Vino menggeleng, "Gue masih ada urusan, lo sama Cio aja se-arah."

Mei menggeleng kan kepala nya cepat, "Gak! Gak! Gue sendiri aja," jawab Mei menatap Cio tajam.

"Gue gak mau tau, lo balik sama Cio."

"Tapi ban-"

"Meishie Nerissa."

"Huft iya iya," jawab Mei pasrah.

"Yaudah, Yo jagain adek gue."

Cio mengangguk singkat, "Gue pamit."

"Gue pulang ya bang," pamit Mei yang langsung di angguki.

✳  ✳  ✳

"Gak usah pegang-pegang tangan gue!" ujar Mei protes saat mereka sudah berada di halaman markas.

Cio menatap Mei datar, "Gak ada yang megang tangan lo, lagian ogah," jawab Cio sarkastik.

Mei menyengir polos, "Kirain kaya di film-film gitu." Cio menggeleng kan kepala nya heran, tingkah Mei itu beda dari cewe lain, ia lebih absurd dan apa adanya, yang dapat membuat ia sendiri sedikit terhibur.

"Gila nya udah mencapai 100%," gumam Cio kecil.

"Ngomong apa lo?!" tanya Mei memicing curiga, pasti ada kata-kata yang menghina.

"Gak, cepet mana motor lo?"

"Iya, suka gak sabaran gitu deh mas nya," jawab Mei sembari berjalan menuju tempat motor nya di parkir.

"Gak pake lama!"

Setelah Mei selesai menaiki motor nya.

"Udah nih, ayo." Cio menaiki motor nya lalu berjalan mendekati tempat Mei berada.

"Kenapa lo markirinnya jauh banget?" tanya Cio heran, apa yang sudah di lakukan oleh gadis di samping nya ini lagi.

"Gue kan buntutin abang gue diem-diem kesini, jadi gue taruh jauh-jauh motor nya, biar acara ngintip gue gak ketauan, eh akhirnya ketauan juga," jelas Mei panjang.

"Oh."

"Oh doang?" tanya Mei tidak menyangka.

Cio mengangguk, "Apa lagi?" Mei mendecak sebal, "Terserah."

"Oh,"

"Tapi gue ada permintaan," celetuk Cio yang membuat Mei menatap nya bertanya.

"Permintaan?" Cio mengangguk.

"Gue minta, mulai sekarang lo hilangin hobi ngintip lo,"

"Harus!" Mei melebarkan bola matanya.

"Gak bisa! Apa-apaan lo! Itu kan hobi gue! Gak mau!" Cio menatap Mei tajam.

"Oh? Udah berani ngelawan?" tanya Cio bersikap seolah-olah seorang ayah bagi Mei.

"Gak! Emang nya lo siapa? Pokonya gak mau!" pekik Mei menekan akhir kata nya. Enak saja, itu kan sudah pokok hobi utama nya sejak kecil.

"Oke, rekaman lo lagi on the way menuju grup sekolah," jawab Cio santai sembari berpura-pura mengetik di handphone nya.

Mei menatap Cio tajam se tajam silet, "SINIIN HP LO! SINI GK!"

"SINI!" Mei menggapai-gapai hp yang di angkat tinggi-tinggi oleh Cio.

Sedang sibuk dengan pertengkaran mereka, sekumpulan geng motor datang mendekat.

"Waw! Sacio Ares Dhananjaya, tau nya lagi sibuk pacaran disini," ujar salah satu anggota itu, Vicente Giuliano ketua geng musuh terbesar The Lioners yaitu Arcend Wild. Kekuatan cara bertarung 2 geng itu setara.

Sepertinya Arcend Wild membawa setengah dari anggota nya.

Cio menatap Lian tenang, "Oh, jadi ini yang namanya Meishie Nerissa Rathanudita, adik kandung dari sang ketua The Lioners, sekaligus pacar wakil The Lioners sendiri,"

"Gimana ya reaksi pak ketua kalo tau adik nya kenapa-kenapa?" tanya Lian menyeringai.

Cio menatap Lian tajam, "Mau apa lo kesini?" Mei yang merasa keadaan tidak aman, hanya berdiri di belakang punggung kokoh Cio.

Lian tertawa remeh di sambut dengan yang lain, "Santai dulu dong bro."

Cio yang muak dengan basa-basi Lian, langsung memukul wajah Lian tanpa henti.

Bugh, Bugh.

"SERANG!" pekik Lian mengaba-aba yang membuat seluruh geng nya maju mengepung Cio dan Mei. Cio tidak masalah dengan kejadian ini, sudah biasa bagi nya, tapi tidak dengan Mei.

"YO!" pekik Mei memanggil Cio yang membuat Cio menoleh cepat. Mei di tahan oleh dua anak buah Lian.

"Lepasin dia bangs*t!" sentak Cio lalu perkelahian perlahan di mulai.

"LEPASIN GUE JELEK!" pekik Mei memberontak.

Sedangkan Cio masih bisa mengimbangi perkelahian itu.

Bugh.

Dia menghujani Lian dan yang lainnya tanpa ampun.

Dan tiba-tiba Mei melihat salah satu cowo yang sepertinya berniat memukul kepala Cio dengan tongkat kayu dari arah belakang.

"CIO!" pekik Mei memberontak, lalu berlari ke arah Cio berada.

BUGH!

✳  ✳  ✳


See you next part ͡° ͜ʖ ͡°

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now