MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]

10| Insiden Cio

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA!
YANG KE 1441 H.
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN😇

✳  ✳  ✳

Setelah beberapa kali Mei memberi tahu bahwa ia sudah baik-baik saja, Cio baru memantapkan dirinya untuk kembali ke rumah.

"Assalamualaikum," salam Cio memasuki rumah nya.

Saat menapaki ruang tamu, "Walaikumsalam," jawab ibunda Cio, Anindita Salsabila Dhananjaya.

"Kamu udah pulang sayang." Ibu nya Cio kerap di panggil Dita. Dengan wajah nya yang sedikit mirip dengan Cio.

Cio mengangguk tersenyum tipis, "Udah bu, yaudah Cio langsung ke kamar."

"Iya sayang, tapi kamu udah makan belum?" tanya Dita perhatian.

"Udah," jawab Cio singkat lalu menaiki tangga. Dita hanya memandang putra nya sendu, "Kapan kamu tertawa lepas lagi sayang?" gumam Dita pelan.

Sementara Cio memilih membersihkan wajah nya terlebih dahulu. Lalu berjalan menuju balkon kamar nya.

"Selama ini gue belum pernah ngerasa, senyaman ini sama cewe, gue rasa cuma Mei yang perlakuannya nyambung sama gue, cuma dia yang bisa buat gue kembali tertawa dan khawatir secara bersamaan."

Cio menggeleng, "Ngapain gue mikirin si cewe gila? Pikiran gue udah terkontaminasi." Cio memutuskan untuk merebahkan tubuh nya di ranjang. Perlahan dia memejamkan mata nya tertidur.

✳  ✳  ✳

3 Tahun yang lalu.

"Lo yakin mau daftar kuliah di sana bang?" tanya Cio menatap abang nya tak percaya. Sang kakak beradik itu kini sedang berada di dalam mobil yang di kemudikan oleh sang ayah Arsalan Ares Dhananjaya.

"Iya dong, otak gue kan encer," jawab abang nya Cio membanggakan diri nya sendiri. Saveri Ares Dhananjaya nama nya. Biasa di panggil Veri.

Cio tergelak, "Lo yakin gak bakal minder, secara di sana kan banyak yang lebih tinggi pengetahuan nya dari lo, yang cuma mikirin hal berbau mesum!" Mereka bertujuan pergi menemani Veri mendaftar kuliah nya di salah satu universitas terkenal.

Veri mendelik, "Kaya lo gak aja, kecebong!"

"Enak aja! Nggak lah! Gini-gini gue masih polos," elak Cio.