22| Bertengkar

289 177 37
                                    

✳  ✳  ✳

"AYAH BENER-BENER GAK NYANGKA SAMA JALAN PIKIRAN KAMU!"

"DARI DULU AYAH PERCAYA PENUH SAMA KAMU! TAPI APA? APA?! KAMU MALAH MENGHAMILI ANAK ORANG?!" Volume bentakan itu semakin meninggi.

Brak!

Wadah pakaian yang biasa di sebut koper itu kini tergeletak di lantai, "SEKARANG KAMU PERGI DARI SINI! Kamu cuma bisa buat keluarga malu, ayah sangat kecewa sama kamu bang." Suara itu lama-lama kian melirih, sosok ayah dari anak itu menatap sendu anak pertama nya.

"Tapi yah, kenapa ayah gak mau denge-"

"YA AMPUN MEISHIE! BUNDA KIRA KAMU LAGI SIAP-SIAP GANTI BAJU! TEMEN KAMU UDAH NUNGGU LAMA DI DEPAN! TAPI KAMU MALAH ASIK NONTON TV?!" Mei dengan cepat menutup kedua telinga nya, kala pidato dadakan itu sangat keras yang bahkan bisa membuat saraf telinga nya rusak, mungkin.

Bip

Mei mematikan televisi nya lalu beranjak, "Hehe, sebentar doang ko bun, abis nya film nya seru, hehe." Sudah di tetapkan bahwa hari ini adalah hari Mei dan sahabat nya menyiapkan barang-barang yang akan di bawa untuk Camping nanti.

Ratna menggeleng kan kepala nya tak habis pikir, "Cepet ganti baju, temen kamu udah nunggu lama," perintah Ratna tak terbantahkan.

"Pasi komandan!" jawab Mei cepat.

"Apa lagi tuh, pasi?" tanya Ratna.

"Siap bun." Ratna mengangguk ber 'oh' ria.

"Cepet!" Setelah di rasa cukup berkompromi, Ratna beranjak keluar dari kamar Mei.

Mei melongok sedikit ke arah benda mati berbentuk kotak itu dengan rasa penasaran, lalu menggeleng kan kepala nya sendiri pertanda taubat.

"Kalo nonton lagi bisa-bisa pidato dadakan nya 7 hari 7 malem," gumam Mei bergidik, Mei berjalan menuju lemari bertujuan mengambil pakaian yang cocok untuk ia pakai, lalu memasuki bilik kamar mandi nya.

✳  ✳  ✳

"Yaudah kita pamit ya tante," ucap Kei berpamitan.

"Assalamualaikum," salam mereka bertiga bersamaan.

Ratna menerima salaman mereka, "Walaikumsalam, hati-hati ya."

Mei mengacungkan jempol nya, "Oke Bun."

Mei dan kedua sahabat nya berjalan beriringan menuju mobil Kei.

"Mei lama banget, Kei cape nih nungguin nya," gerutu Kei sembari membuka pintu mobil nya.

Mei menyengir lebar, "Hehe, gue nonton sinetron dulu tadi."

"Kita mah nunggu lama dia sibuk nonton tv, gak nanya," celetuk Nesya yang langsung di beri tatapan datar.

"Lagian gue ngomong sama Kei, bukan sama lo."

"Lah? Gue ngomong sendiri btw."

"Berarti lo udah gak waras, tepat di sebelah lo ada orang tapi malah ngomong sendiri, gue jadi ngakak," jawab Mei memasang wajah sinis.

"Ih! Jangan pada berantem aja, gak mau pada masuk nih? Kei tinggal ya?!" sela Kei yang sudah duduk manis di dalam mobil nya.

Mei masuk dan memilih duduk di sebelah Kei dan Nesya duduk di kursi belakang.

Bugh

Kei memekik terkejut, "Mobil kesayangan Kei apa kabar," ringis Kei lesu, pasalnya Nesya menutup pintu mobil nya dengan keras tadi.

Mei menoleh sedikit ke belakang, "Lo lampiasin ke benda mati, kalo rusak mending mau ganti rugi."

"Lo kenapa si Mei?! Kaya nya sensi banget sama gue? Gak seneng gue ikut? Bilang!" sentak Nesya yang sudah kehabisan kesabaran.

"Ko jadi gue? Kan lo duluan," jawab Mei dengan tenang.

"Gue juga bercanda kali, di bawa hati banget, biasa nya juga lo gak baperan!"  Kei menatap mereka berdua kalem.

"LO SENDIRI YANG MULAI! GUE MUAK DENGAN PERILAKU LO SELAMA INI! TENGIL! SOK BERANI! JAGA MULUT LO! BERCANDA JANGAN KELEWATAN BATAS NES! BELUM TENTU SEMUA ORANG BISA TERIMA OMONGAN LO!" Nesya tersentak kaget, dia tidak pernah menerima bentakan dari siapa pun, Mei juga belum pernah sekasar ini selama bersahabatan dengan nya.

Kei mulai menatap mereka berdua was-was, Kei rasa keadaan semakin memanas, "Em, kalian kenapa?" tanya nya polos.

Nesya menggeleng tak percaya, "Gue gak kenal lo Mei, gue gak nyangka lo kaya gini, gue pikir lo salah satu sahabat gue yang terbaik dan terasik, gue-gue." Ucapan Nesya menyendu.
Dia tidak memiliki banyak orang di sekitar yang menyayangi nya, dia merasa cukup sedih saat mengetahui sahabat yang ia sayangi membenci nya.

"Gue benci sama lo Nesya, gue benci NESYA INDIRA KAMANIA!" Nesya mengerjapkan mata nya mendengar pekikan Mei.

"Mei, Mei gak boleh kaya gitu. Mei harus inget siapa yang selama ini temenin Mei susah, senang. Kita Mei, Kei sama Nesya. Kita udah lama bersahabatan, Mei gak boleh hancurin persahabatan hanya karna ke egoisan dan kemarahan, Allah kan mengajarkan kita untuk bersabar Mei," celetuk Kei menasehati bertujuan agar pertengkaran tidak semakin jauh, kini mereka sedang di perjalanan, tidak baik bertengkar seperti ini.

Mei menatap mereka berdua serius, "TAPI BOONG! HAHAHA! KOCAK SUMPAH MUKA LO BERDUA!" ucap Mei heboh dengan suara tawanya.

Nesya dan Kei mengerutkan dahi bingung, "Maksudnya?" tanya mereka serempak, Nesya mengelap air mata nya yang sedikit mengalir. Katakan lah bahwa Mei tega, sudah membuat sahabat nya sendiri menangis.

Mei cengengesan, "Gue nge-prank, abis nya gue kehasut Youtuber-Youtuber."

Kei menaikkan kedua alis nya lalu kembali fokus ke perjalanan. Sedangkan Nesya menatap Mei kesal.

Bugh

"Aw!" Mei memekik kaget, kala Nesya memukul lengan nya dengan bantal yang memang di sediakan di dalam mobil.

"Gak lucu tau gak lo, gue kira beneran. Gue gak tau lagi, kalo sahabat gue benci diri gue sendiri, lo tau kan Mei, gue gak pun-" Nesya mengelap air mata nya lagi yang semakin keluar dengan deras.

Mei mendecak, "Udah deh, lo jangan ngomong gitu, lagian gue gak mungkin kaya gitu ko, gue sama Kei itu sayang banget sama lo, bahkan kita udah anggap lo sebagai saudara kita sendiri, jadi di sini lo punya banyak orang yang sayang sama lo, ya kan Kei?" Mei memotong ucapan Nesya, karna dia sudah tau apa yang akan Nesya katakan selanjut nya, sudah terlalu sering Nesya selalu mengucapkan kata itu, yang dapat membuat Mei ikut bersedih.

Kei menoleh tetapi bola mata nya fokus ke arah jalanan, "Apanya?"

Mei menghela nafas nya pasrah, "Dah lah, lupain yang sudah berlalu," ujar Mei lalu tersenyum lembut menatap Nesya. Mei beralih menatap arah perjalanan.

Hari ini mereka menghabiskan waktu bersama-sama, di sebuah Mall besar sampai hampir menjelang maghrib.
Mei dan Nesya menginap di rumah Kei seperti apa yang di rencanakan.
Mereka bertiga tertidur di ruang tamu kala menonton film horor bersama.

✳  ✳  ✳

AKHIR NYA UP LAGI:D

JANGAN LUPA KLIK TOMBOL
AND COMENT YA.


Syukron.

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now