19| Siswa Baru

314 199 40
                                    

✳  ✳  ✳

Di depan gerbang sekolah nya, Mei sedang berdiri menatap malas ke arah dimana kerumunan para kaum hawa berada.

Pagi ini dia sedikit telat, karna ulah abang nya itu yang sulit untuk membuka mata nya saat tidur.

"Kenapa diem di sini? Gak masuk?" tanya Vino heran.

Mei menunjuk ke depan dengan dagu nya. Vino mengikuti arah pandangan Mei.

"Oh, anak baru nya masuk hari ini tau nya," gumam Vino bermonolog.

"Males bang, Mei harus desak-desakan dulu masuk kelas nya, liat aja tuh bejibun para perempuan alay." ujar Mei menggerutu. Kalau dia tetap menerobos kerumunan itu, dia akan lebih dulu merasakan sesak, pasal nya kerumunan itu panjang nya dari parkiran sekolah sampai koridor.

Sekolah nya memang sudah biasa, kala murid baru masuk maka sebagian besar kaum hawa wajib menyambut murid baru itu, itu pun kalau murid itu lelaki dan pasti nya tampan.

Vino mengangguk mengerti, "Bentar, abang urusin dulu," Vino berjalan mendekati kerumunan itu.

"SEMUANYA MINGGIR! JANGAN ADA YANG HALANGIN JALAN! MURID LAIN YANG MASUK SUSAH LEWAT!" teriak Vino tegas.

Semua nya bergerak minggir dengan sigap, setelah bersorak tak terima.

Mei menyengir lebar, Vino ada sisi baik nya juga ternyata.

Vino menoleh menatap Mei yang berada jauh di belakang nya, "Mei masuk duluan, abang ada urusan osis." Mei mengangguk, Vino pun berjalan menuju ruangan osis.

Mei berjalan santai melewati kerumunan yang sedang memberi jalan, dia berpikir diri nya kini berasa seperti model, di tatap oleh ribuan mata.

Tidak terkecuali, murid baru itu pun ikut menatap nya. Mei mengindahkan tatapan itu, ia sama sekali tidak berniat menatap balik orang itu.

"Dia gak terpesona gitu, liat ketampanan gue?" batin lelaki itu.

Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Mei, "Ekhem!" Guna menghilang kan rasa gugup, lelaki itu berdeham.

Mei menoleh, lalu mengernyitkan kedua alis nya, "Hai!" sapa lelaki itu.

Mei tersenyum kaku menanggapi.

"Kenalin nama gue Andrian Ramatha." Andrian mengulurkan tangan nya sembari tersenyum manis.

Mei tidak terpana dengan senyuman itu, bagi nya senyuman itu sering di tunjukan oleh seorang fuck boy.

Mei membalas uluran tangan Andrian, "Meishie," ujar nya singkat.

"Wah nama lo indah, sama kaya orang nya," jawab Andrian menanggapi.

Kan, udah gue duga nih kadal titisan fuck boy, batin Mei jengah.

Mei terlupa uluran itu belum terlepas, dengan segera ia melepaskan nya.

"Bisa aja, yaudah gue duluan ya." pamit Mei cepat, lalu berjalan pergi.

Sedangkan Andrian menatap Mei dengan senyum penuh arti.

"Menarik."

✳  ✳  ✳

Baru saja Mei menapaki kaki nya di pintu kelas, rocosan pertanyaan langsung menyerbu.

"MEI!"

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now