16| The Lioners

351 211 48
                                    

✳  ✳  ✳

Seperti biasa setiap hari Sabtu, Mei pasti selalu lari pagi. Dia kini sudah siap dengan celana jeans hitam dan juga kaos oblong putih lengan panjang nya.

Rambut nya ia kepang satu di  belakang. Membuat wajah nya terlihat lebih manis. Di rasa sudah siap, Mei pun beranjak ke bawah.

"Pagi ayah! Pagi bunda!" sapa Mei ceria lalu duduk di kursi meja makan.

"Ekhem!" Mei menoleh menatap Vino.

"Batuk lo bang?" Vino menatap Mei malas.

"Tumben lo jam segini udah rapih, biasa nya juga males mandi, sampe sore masih berdaki."

Mei menatap Vino kesal, "Terserah gue lah! Yang mandi gue!"

"Udah-udah sarapan dulu," lerai Radit jengah melihat kedua anak nya yang selalu ribut di mana pun berada.

"Nih," Mei menerima makanan yang di serah kan oleh bunda nya, lalu melahap nya dengan cepat.

"Abang mau kemana?" tanya Mei penasaran setelah menelan kunyahan nya.

"Kepo," jawab Vino seadanya.

"Yang serius kalo di tanya," protes Mei mengikuti ucapan yang pernah Vino kata kan.

Vino beranjak lalu menyalimi kedua tangan orang tua nya, "Kencan lah, sama cewe cakep, emang kaya lo jones."

"Assalamualaikum yah! bun!" salam Vino lalu berjalan keluar dengan cepat.

"Walaikumsalam," jawab Ratna dan Radit sembari menggeleng kan kepala nya.

"BANG! KENALIN MEI SAMA CEWE NYA! BIAR MEI BISA LIAT! KALO SAMPE MASIH CAKEPAN MEI, ABANG MEI BABAT!" pekik Mei kesal.

"Kamu nih, masih pagi udah teriak-teriak aja, emang dasar titisan tarzan," tegur Ratna heran, lalu berjalan menuju dapur.

Mei cengengesan, "Bun, Mei udah selesai sarapan nya."

"Iya, bawa ke sini sayang." Mei berjalan ke arah dapur, lalu meletakkan piring nya di tempat cucian piring.

"Yaudah Mei langsung lari pagi ya Bunda." Ratna mengangguk, "Kalau pulang sekalian beliin Bunda bakso di perapatan ya."

"Siap!" Setelah berpamitan juga dengan Ayah nya, Mei pun berjalan meninggalkan rumah nya.

Mei berlari santai sembari bersenandung, angin sepoi-sepoi membuat lingkungan nya terasa sejuk.

Dia berlari memutari komplek daerah rumah nya, dan berakhir di taman bermain. Karna merasa lelah, Mei memilih untuk istirahat dengan menempelkan bokong nya di bangku taman.

Mata nya mengedar mencari makanan atau minuman yang cocok untuk saat ini, saat melihat salah satu pedagang cendol, Mei pun menghampiri pedagang itu dengan semangat.

"Mang Tihoy!" panggil Mei.

Mang Tihoy yang merasa terpanggil pun menoleh, "Eh Non Mei, mau beli cendol ya?" tanya nya sembari tersenyum ramah. Sudah tertebak bahwa Mei adalah pelanggan setia yang sering membeli cendol di Mang Tihoy.

Mei menggeleng, "Mau beli jengkol,"

"Ya mau beli cendol lah mang, kan Mang Tihoy jual nya cendol bukan sayuran," lanjut Mei bergurau.

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang