18| Perhatian

321 202 43
                                    

✳ ✳ ✳

Hari ini kelas Mei jadwal nya pelajaran olahraga di awal KBM. Ia pun sudah siap dengan seragam olahraga nya, seragam nya itu berwarna merah di sepanjang lengan tangan dan kaki, sedangkan putih di daerah dada sampai pinggang.

Kini Mei sedang berjalan seorang diri sembari menenteng kemeja batik nya.
Sedangkan Nesya dan Kei masih sibuk melipat kemeja mereka di dalam toilet.

"Kepala gue kenapa pusing gini ya?" gumam Mei bicara sendiri.

"WOY CEWE! AWAS!"

Belum sempat Mei menoleh menanggapi.

BUGH

"Aw!" Satu bola basket mendarat tepat di samping bola mata Mei yaitu pelipis, untung saja tidak terkena mata nya.

Mei terjerembab di lantai, jiwa nya masih sadar, tidak pingsan, hanya pusing di kepala nya semakin melanda.

"Cewe, lo gak papa?" tanya orang yang sebelumnya sempat berteriak memperingati Mei.

Mei mendongak kan kepala nya pelan, "Dev! Lo bisa main basket gak sih?!"

Orang yang di panggil Dev itu menyengir lebar, "Eh Mei, maaf gue gak sengaja sumpah." Dev termasuk satu kelas dengan Adisti, yaitu kelas XI-MIPA 2, itu lah sebab Mei mengenal nya.

Mei mendesis sebal, "Ga-"

"Itu hidung lo kenapa?" tanya Dev panik.

Mei mengernyit, lalu meraba hidung nya, "Darah," lirih Mei.

"Mei, gue gak sengaja sumpah, gara-gara gue lo ja-"

"Kalo lo gak bisa main basket, gak usah main," ketus Cio menatap lawan bicara nya tajam.

"Gue gak sengaja Yo!"

Cio beralih menatap Mei yang sibuk mengelap darah di bawah hidung, "Ke UKS," ujar Cio lalu berjongkok membelakangi Mei.

Mei mengernyit, "Lo ngapain?"

Cio mendecak, "Naik!"

Mei menggeleng pelan, "Gak mau!"

"Gue gak nanya lo mau apa nggak, cepet naik, gak usah gengsi," ketus Cio kelewat kesal.

Mei mengerucutkan bibir nya, "Iya! Bukannya baik-baik kin kek, malah di marahin," gumam Mei menggerutu sembari berusaha menaiki punggung Cio. Cio yang mendengar gerutuan Mei terkekeh pelan.

"Udah?" Mei mengangguk, lalu Cio langsung berjalan menuju UKS tanpa berpamitan pada Dev.

✳ ✳ ✳

"Ada yang sakit?" tanya Cio yang masih sibuk mengelap darah di bawah hidung Mei menggunakan tisu basah.

Saat ini Mei sedang berbaring di brankar UKS, itu di usul oleh penjaga UKS agar darah mimisan nya tidak keluar semakin banyak.

Mei menggeleng pelan, "Cuman pusing." Cio mengangguk paham.

"Kenapa lo bisa mimisan gini?" tanya Cio heran.

Dahi Mei bergelombang tanda ia sedang berpikir, "Mungkin karna kepala gue kena bola basket tadi," jawab Mei menerka.

"Lo gak ke kelas? Bentar lagi bel masuk," tanya Mei menatap Cio yang sedang menatap Mei dalam. Ia sedikit risih di tatap seperti itu.

Cio menggeleng, "Gue jagain lo di sini."

"Sok perhatian lo! Sana masuk kelas! Bilang aja lo mau bolos kan?!"

Cio menatap Mei nya jengah, "Terserah,"

Mei menatap Cio kalem, "Kenapa?" tanya Cio heran.

"Kalo keliatan dari deket ... lo ganteng," jawab Mei tanpa sadar.

Cio melipat bibir nya menahan lengkungan bibir yang ingin muncul.

Sesaat tersadar, Mei menutup mulut dengan kedua tangan nya.

Dengan cepat Mei mengalihkan pandangan nya.

"Mei!" Mei menghela nafas nya lega, karna kehadiran Nesya dan Mei, membuat keadaan awkward itu terkubur.

"Ko Mei bisa kaya gini sih?" tanya Kei khawatir.

Mei cengengesan, "Em, anter gue ke kelas."

"Ngapain? Lo kan masih sakit?" tanya Cio.

"Terserah gue lah!" ketus Mei lalu menarik kedua tangan sahabat nya.
Saat sudah berada di depan pintu UKS Mei merasa ada yang di lupa kan.

"Lo berdua tunggu sini," Mei berjalan kembali memasuki UKS.

Netra nya mengedar mencari kemeja batik yang tadi ia bawa, "Ini dia," gumam nya sembari mengambil kemeja itu yang berada di nakas.

Mei yang berniat berjalan keluar UKS terhenti, "Apa?" tanya nya kepada Cio yang sedang mencekal pergelangan tangan nya.

"Lo gak ada niat berterimakasih?" tanya Cio menaik-turun kan kedua alis nya.

Mei mengerjap, "Makasih Sacimol." Lirih Mei lalu beranjak meninggal kan Cio.

Cio terkekeh, "Cewe gila bisa salting juga."

✳ ✳ ✳

Kini Kei sudah berada di dalam kelas nya, bersiap untuk mengikuti olahraga.

"Lo yakin mau ikut olahraga juga? Kalo kecapean gimana?" tanya Nesya khawatir.

Mei menoleh, "Gak papa, tenang aja gue kan strong," jawab Mei menyengir lebar.

Kei mengerutkan kedua alis nya, "Mei kenapa semenjak kebentur bola basket jadi ceria gitu? Mei seneng kena bola basket?"

Nesya menoyor dahi Kei pelan dengan telunjuk nya, "Mana ada orang kesenengan gara-gara kena bola basket yang seberat bagong gitu."

Kei cengengesan, "Mungkin aja."

"Karna gue lagi mood lah," jawab Mei asal. Dia juga tidak tau apa penyebab nya.

"Yaudah yuk, kita ke lapangan," ajak Mei yang langsung di angguki kedua nya.

Mereka bertiga melenggang manja menuju lapangan.

"Oh iya, gue ada kabar baru yang istimewa nih dari grup lambe turah," ujar Nesya memberi tahu.

"Kabar apa?" tanya Mei penasaran.

"Di sekolah kita ... bakalan ada siswa baru guys!" jawab Nesya heboh sendiri.

Mei menatap Nesya malas, " Terus apa istimewa nya?"

"Ya kan kalo dia babang tamvan, bahan cuci mata jadi bertambah," jawab Nesya cengar-cengir tak jelas.

"Emang nya cuci mata bisa pake babang tamvan?" tanya Kei polos.

Mei dan Nesya memilih berjalan meninggalkan Kei, "IH! MEI, NESYA! KO KEI DI KACANGIN SIH?!"

✳ ✳ ✳

TEKAN VOTE
BERI COMENT 💬
BUAT YANG IKHLAS DAN BAIK HATI AJA.

Syukron.

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang