11| Sindiran

384 233 78
                                    

Di jajah rasa gengsi.

✳  ✳  ✳


Mei sangat jenuh di dalam kelas, guru pelajaran nya belum masuk sedari tadi. Mei pun beranjak, "Gue ke toilet dulu." Sekedar mencuci wajah nya agar lebih fresh.

Nesya dan Kei menoleh, "Mau di temenin?" tanya Kei. Mei menggeleng, "gue sebentar doang kok," lalu berjalan meninggalkan kelas.

"Kenapa ya, gue sekarang ngerasa bosen banget, apa yang semua gue lakuin semua nya terasa bosen," gumam nya di sepanjang koridor. Mei menghela nafas nya pelan.

Setelah sampai di toilet, dia langsung menyalakan keran di depan cermin lalu membasuh muka nya. Tumben, kali ini toilet sepi. Biasanya, setelah upacara berlangsung, para kaum hawa mengantri di toilet untuk menambahkan ketebalan make up di wajah mereka masing-masing.

Brak

Prang

Tiba-tiba Mei terkejut dengan suara pecahan kaca yang tepat berada di hadapan nya.

Dia menoleh ke belakang, "Lo gila?" tanya Mei sinis pada orang di depan nya.

Dia menggeram, "Lo yang gila cewe murahan!" Adistia Indira Kamania, teman satu angkatan Mei tetapi beda kelas. Dia lah yang barusan melemparkan batu ke cermin toilet sampai pecah sebagian, untung saja pecahan kaca itu tidak mengenai wajah Mei.

Mei menatap Adisti malas, "Maksud lo apa?"

"Lo masang guna-guna kan, sampe Cio gebetan gue mau jadi pacar lo?!" tuduh Adisti merendahkan.

Enak saja dia bilang, bahkan yang memaksa menjadi pacar nya kan si sacimol, kenapa dia yang menjadi sasarannya.

"Gue gak ada waktu buat jawab pertanyaan gak guna lo," jawab Mei malas.

"Sok banget lo!"

"Gue ingetin ya baik-baik, jangan pernah deketin gebetan gue lagi, apa lo gak tau diri?!" Mei tersenyum sinis.

"Emang Cio nganggep lo sebagai gebetannya?" tanya nya menyindir.

Adisti diam, "Gak kan? Yaudah gak usah ngarep," simpul Mei sarkas.

"Lo itu kaya nya gak ada kerjaan ya, bisa nya cuman ngancem, bully, ngerendahin, lo ngerasa tinggi banget?" sindir Mei sinis lalu melengos pergi.

"Kurang ajar, liat aja pembalasan gue."

✳  ✳  ✳

"Gila-gila, omongan lo sadis juga!" ujar Nesya menggeleng-gelengkan kepala nya. Kini mereka bertiga, sedang berada di kantin untuk mengisi perut kosong mereka dengan makanan, kebetulan saat ini waktu nya istirahat.

"Abis nya gue muak sama kelakuan dia, di diemin makin-makin," jawab Mei kesal. Mereka duduk di meja makan yang berada di tengah kantin.

"Emang nya Adisti sering di diemin sama Mei?" tanya Kei penasaran.

"Iya, gue masih sabar aja selama ini."

"Mei gak boleh kaya gitu, kalau ada orang yang ajak Mei ngobrol, Mei harus nya jawab aja, kan kasian Adisti nya kaya ngomong sama tembok," ujar Kei menasehati.

Sedangkan Mei dan Nesya hanya memandang Kei datar, "Dah lah."

Saat mereka sedang sibuk dengan makanan masing-masing, tiba-tiba Vino Cs sekaligus Cio cs bergabung dengan mereka tanpa permisi.

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang