13| Nonton

364 228 48
                                    

✳  ✳  ✳

"AAAA!" Seperti paduan suara, pekikan itu terdengar menggema.

"Kei kan udah bilang, jangan di matiin lampu nya, jadi tambah serem." Benar saja, mereka bertiga baru sebentar melihat film itu sudah berteriak heboh.

Mei menatap Kei malas, "Kalo gak di matiin, gak seru namanya."

Nesya beraba, "Udah jangan berisik!"

Mereka kembali menyaksikan film itu dengan serius, sesekali Kei menutup wajah nya dengan bantal, "Kata nya udah pernah nonton," sindir Nesya cekikikan.

Dahi Kei bergelombang, "Siapa yang udah pernah nonton?" tanya nya bingung. Nesya pura-pura tidak mendengar, kadang ia kesal sendiri dengan ke lemotan manusia satu itu.

"Nah pas di kelas nya, anak ba-"

"Gak usah di kasih tau!" desis Mei dan Nesya bersamaan.

Kei mengerucutkan bibir nya.

Suasana di dalam kamar Mei yang gelap semakin mencekam. Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat.

Di lain tempat.

SMA HSA sudah waktu nya pulang, para murid juga sudah membubarkan diri masing-masing.

Cio dan kedua sahabat nya berencana main ke rumah Vino, "Jadi kan lo bertiga?"

Cio cs mengangguk, "Jadi bang."

Vino menatap Cio bingung, "Gue baru nyadar si Kenzo gak ada dari kemaren, kemana tu bocah?"

"Mudik bang, dia lagi ada urusan keluarga," jawab Cio yang langsung di angguki oleh Vino.

"Oh iya, Bang Rangga sama Bang Zaki ikut main juga?" tanya Cio beralih menatap kedua kakak kelas nya.

Zaki menggeleng, "Gue ada jadwal nge-gym hari ini." Zaki Brass Mahendra, memang hobi nya berolahraga. Memiliki tubuh yang peluk-able, abs, juga sifat yang konyol.

"Kalo gue ada jadwal nge-date, biasa lah cowo tampan mah gini," jawab Rangga sembari menyisir rambut nya dengan tangan. Rangga Pirsoun, si playboy cap kadal.

Vino memasang ekspresi muntah.

"Yaudah, lo bertiga bawa motor masing-masing kan, langsung aja."

"Sip!" Mereka berempat berjalan meninggalkan Rangga dan Zaki setelah berpamitan.

✳  ✳  ✳

"Kalian masuk duluan, gue mau masukin motor ke garasi dulu," ujar Vino setelah membuka gerbang rumah nya. Mereka bertiga mengangguk paham.

Tok, tok.

"Assalamualaikum," salam mereka bertiga serempak.

"Wa'alaikumsalam," jawab Ratna dari dalam rumah.

"Masuk aja!" pekik Ratna.

"Loh, kalian pasti teman nya Vino ya?" tebak Ratna saat mereka menyalimi tangan nya.

Mereka mengangguk lagi bersamaan, sudah seperti pasukan kurcaci kalau begitu, sayang nya mereka memiliki tinggi yang semapai bahkan lebih.

"Iya tante, mau main," jawab Cio sopan.

Ratna mengangguk, "Kamu itu pindah sekolah juga, yang sama bareng Vino?" tanya Ratna menatap Cio.

"Nggak tan, saya emang udah lama sekolah di HSA, cuman rumah nya aja pindah ke sini."

Ratna ber 'oh' ria.

"ASSALAMUALAIKUM VINORANG GANTENG PULANG!" Kebiasaan Vino sama seperti adik nya, pasti selalu berteriak heboh sendiri. Padahal, dia banyak di segani karna ke tegasan nya di Lioners.

Ratna menggeleng kan kepala malas dengan tingkah laku anak nya, "Walaikumsalam, gak usah teriak-teriak bang, malu ih sama tetangga."

Vino cengengesan, "Yaudah Vino sama yang lain ke kamar dulu ya bun." Ratna mengangguk, "Nanti bunda bawain makan."

"Oke siap."

Saat di perjalanan menuju kamar Vino, tiba-tiba Cio berhenti, "Bang, denger suara gak?" Vino mengerutkan alis nya.

AAAA!

Samar-samar mereka ber-empat mendengar. Vino meletakkan satu jari telunjuk nya tepat di depan bibir, "Bentar," bisik nya lalu mendekat ke arah pintu adik laknat nya.

Vino menguping mengecek apa yang kini sedang terjadi, "AAA! SETAN NYA KELUAR!" Seketika Vino tergelak.

"Kenapa bang?" tanya Aris penasaran.

"Kaya nya adek gue lagi nonton film setan, bentar gue isengin dulu," jawab Vino sembari terkekeh geli.

Sedangkan yang lain hanya menunggu apa yang akan Vino lakukan.

Vino membuka pintu kamar adik nya perlahan, dugaan Vino benar. Ternyata Mei dan teman-temannya memang sedang menonton setan, tangannya terulur menyalakan tekanan lampu dengan cepat lalu mematikan nya kembali, begitu terus berulang-ulang.

Beberapa detik keadaan hening, Vino dapat melihat reaksi mereka yang sedang menatap ke arah nya dengan was-was, 5 detik berlalu ...

"SETAN!!!" pekikan Mei yang terdengar paling keras. Mereka bertiga keluar berbondong-bondong dengan tergesa-gesa.

"HAHAHA!" tawa Vino, Cio, Danu dan Aris pecah kala melihat wajah panik mereka bertiga.

Mei yang sedang sibuk mengatur nafas nya menatap tajam para lelaki itu, "Abang!" Vino masih sibuk memegangi perut nya sambil tertawa, ia memang cukup berlebihan.

"Ternyata lo?!"

"Abang ngeselin! Gue kira kan setan nya yang mainin itu lampu!"

"OH IYA GUE LUPA LO KAN EMANG SETAN BANG!" lanjut Mei memekik sembari memukuli punggung Vino bertubi-tubi.

Sedangkan Nesya dan Kei hanya menahan tawa melihat itu.

"Ya ampun ini kenapa ribut-ribut gini sih?" tanya Ratna yang baru saja datang sembari membawa nampan.

Mei menghentikan aksi nya, "Ini bun, abang iseng," adu nya kesal.

Ratna menggeleng, "Udah-udah jangan ribut lagi, bang ini kasian temen nya loh suruh duduk dulu."

Vino mengangguk, "Oh iyah, sampe lupa kalo ada lo pada, yaudah ke kamar gue."

✳  ✳  ✳



VOTE dan COMENT dari kalian sangat berharga💎

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon