Gratisan maunya?

4.8K 302 33
                                    

"Ma please" Tzuyu merengek di hadapan kamar Mamanya. Sekarang sudah pukul 10 malam tapi Tzuyu masih tetap berusaha membujuk Mamanya.

"Nggak bisa sayang, ini keinginan papa kamu" ucap Mamanya.

"Mama kan biasanya bisa bujuk papa"

"Nggak bisa, ini hukuman kamu. Salah sendiri kamu ke club"

"Ma aku nggak minum atau ngelakuin hal aneh. Aku cuma ikut-ikutan. Lagian cuma sekali kok"

"Tapi tetep aja kan kamu ke club"

"Ma..." Rengek Tzuyu

"Sayang, ini demi kebaikan kamu dan cuma satu bulan kok"

"But it's summer Ma. I always spend my summer in Bali with my friends!"

"Except this summer"

"Ma cmon!"

"Nope! Nggak ada penolakan. Goodnight honey" Mama Tzuyu memeluknya lalu mencium dahi anak perempuannya itu. Tzuyu menghela napas pasrah dan kembali ke kamarnya dengan berat hati.

****

To: Elkie

I would but I couldn't baby. My parents were pretty stubborn. I am sorry, maybe next summer? I love you.

Sent.

Tzuyu mengacak rambutnya asal. Liburan sekolahnya terpaksa harus dihabiskan di kampung Papanya, di pinggiran Provinsi Yogyakarta. Rasanya ia ingin sekali protes pada kedua orang tuanya, tapi ini semua juga kesalahannya. Bisa-bisanya malam itu dia dengan bodohnya terhasut oleh Elkie, kekasihnya, untuk ikut ke club malam.

Ponsel Tzuyu bergetar, ia segera melirik layar tersebut. Panjang umur, baru dipikirkan sudah membalas orangnya.

It's okay baby yoda. Maunya sih sama kamu, tapi yaa gimana lagi. Have fun there! I love you too. And I will miss you so much.

Tzuyu tersenyum membaca balasan Elkie tersebut. Ia lega, setidaknya kekasihnya baik-baik saja dan tidak marah. Lagipula apa gunanya punya ponsel kalau nanti tidak bisa tetap berhubungan?

****

"Tzuyu bangun sayang, kita sudah sampai rumah eyang nih" Tzuyu mengerjapkan matanya lalu ia melihat keadaan sekitar. Ada sawah, kerbau, orang sibuk menanam padi dan ada juga yang pulang dari pasar. Yah pedesaan. Tidak ada yang menarik bagi Tzuyu. Ia terpaksa turun menyusul Mama dan Papanya yang sudah lebih dahulu menemui Eyang Utinya.

"Sini salim dulu sama Eyang!" Perintah Mama, Tzuyu menurut saja.

"Aduh cucu eyang sudah besar ya, sekarang tinggi sekali makin cantik" ucap Eyang sembari mengelus-elus bahu Tzuyu. Tzuyu hanya tersenyum kikuk. Ia bingung harus melakukan apa.

"Duduk sini dulu yaa, tunggu sebentar kamarnya lagi disiapkan. Eyang ke belakang dulu sebentar ya"  Tzuyu mengangguk. Mama dan papanya memang sudah duduk sedari tadi.

"Jihyo minumnya mana nduk?" Teriak Eyang seraya berjalan ke belakang. Tzuyu hanya diam mengamati rumah yang akan ia tempati selama sebulan ini. Tiba-tiba seorang perempuan yang terlihat seumuran dengannya muncul membawa nampan berisi empat gelas teh hangat. Perempuan itu berkepang dua dan tersenyum manis. Ia meletakkan cangkir-cangkir tersebut di meja dengan sopan.

"Diminum om, tante, mbak" ucap perempuan itu. Mama dan papa Tzuyu tersenyum ramah, tetapi Tzuyu hanya melirik tidak suka perempuan itu. Apa-apaan aku dipanggil mbak? Gerutu Tzuyu.

"Jihyo? Kamu cantik sekali nak, sekarang sudah kelas berapa?" Tanya Papa Tzuyu.

Oh jadi namanya Jihyo... Tapi kenapa papa bisa kenal?

My Dearest Cousin (Jitzu)Where stories live. Discover now