Ember sialan

2K 254 89
                                    

Tzuyu POV

Ketika aku membuka mata yang pertama kali kulihat adalah wajah Jihyo yang sedang tidur dan terlihat begitu damai. Lihatlah pahatan Tuhan ini begitu sempurna. Matanya, hidungnya, alisnya, mulutnya. Kalau begini terus lama-lama aku bisa jatuh cinta.

Sayang sekali aku sudah punya pacar

Dan sayang sekali juga Jihyo nggak mau pacaran.

Lagipula kami sepupuan!

Tzuyu ayo sadar!

Aku menepuk-nepuk pipi sendiri hingga membuat Jihyo mengerjapkan matanya. Apa tepukanku terlalu keras sampai ia bangun?

Jihyo tersenyum, lalu meraih ponselnya di atas nakas. Perlahan ia duduk dan merenggangkan ototnya. Aku juga ikut duduk.

"Pagi" sapa Jihyo sambil tersenyum

"Pagi" balasku. Jihyo berdiri dan segera membuka tirai jendela kamarnya.

"Mau ikut keluar?" Tanya Jihyo. Aku mengangguk antusias.

Aku segera kembali ke kamar untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Lalu setelah itu turun ke dapur untuk minum segelas air. Aku berpapasan dengan Bude Ratih yang baru saja mau berangkat ke pasar. Kami mengobrol sebentar sebelum bude Ratih berpamitan. Tak lama Jihyo juga turun dan meminum segelas air di sampingku.

"Yuk" ajak Jihyo, aku mengangguk dan berjalan di sebelahnya. Kami terus berjalan sampai keluar gerbang. Loh kok jalan? Mana sepedanya?

"Hyo" aku menghentikan langkahku, ia juga berhenti "Kok nggak pake sepeda?"

"Kan sepedanya cuma satu" lirih Jihyo

"Terus?"

"Ya nanti a--aku duduk di mana?"

AKU!!!

JIHYO NGOMONG 'AKU'

Senyum ini mengembang dengan sempurna. Dia menatapku kesal.

"Apa?" Tanyanya ketus

"Akuuuu? Jihyo ngomong aku?" ejekku. Aku tak tahan untuk tidak mengejek. Dia membuang wajahnya dan malah membuatku semakin tertawa kencang

"Hahahaha. Ya udah tunggu sini sebentar" segera kuberlari menuju garasi dan mengambil sepeda milik Jihyo. Setelah itu aku menaikinya dan menghampiri Jihyo yang berdiri menungguku di dekat gerbang.

"Sini duduk" aku memerintahkannya untuk duduk di depanku, dia membulatkan matanya. Hahahah lucu sekali kalau bingung dan kaget.

"Udah sini ayo!" Kutarik lembut tangannya hingga ia duduk di depanku. Ia tampak tegang lalu kuelus bahunya agar rileks.

Sepeda mulai bergerak dan aku benar-benar menikmati ini. Pemandangan indah, udara yang sejuk dan aroma vanila dari rambut Jihyo membuat hatiku nyaman dan tentram. Dipikir-pikir kami romantis sekali ya seperti orang pacaran.

Eh mikir apa sih aku?

"Kok kamu kuat sih? Aku kan berat" heran Jihyo, aku terkekeh mendengar pertanyaan anehnya

"Aku kan atlet lari sprint" kujawab.

Sebentar

Kayak ada yang aneh.

AKU BARUSAN NGOMONG 'AKU' KE JIHYO

GIMANA BISA AKU NGOMONG AKU??

Ah kenapa ribet sekali sih omonganku di atas.

Ya intinya ini mengejutkan

Dan kenapa aku jadi semakin aneh tiap harinya?

"Aku?" tanya Jihyo. Pasti dia sedang tersenyum mengejek sekarang. Walaupun tak terlihat juga tapi aku yakin sekali akan hal itu karena mendengar dari nada bicaranya.

My Dearest Cousin (Jitzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang