Part 35

4.3K 308 4
                                    

Tok... tok... tok...

Leon mengetuk kamar adiknya dengan halus namun tidak ada jawaban dari orang yang ada di dalam. Leon mendengus kesal, jika Leora sudah tidur dan kelelahan dia akan susah untuk di bangunkan.

Dak... dak... dak...

Leon memilih untuk mengetuk pintu dengan keras. Namun masih tidak ada jawaban dari dalam. Terpaksa dia harus masuk dan membuka kunci kamar adiknya ini. Pin yang sama meudahkannya untuk masuk ke dalam.

Saat sudah sampai di dalam, Leon menggelengkan kepala atas posisi tidur adiknya itu. Dimana selimut sudah tidak berada di atas kasur, kaki berada di bantal, dan kepala berada di bawah.

"Ni anak kebo bener dah," ucap Leon sambil berkacak pinggang.

Ide jahil melintas di benaknya. Dia menuangkan air ke dalam gelas lalu mencelupkan tangannya ke dalam gelas yang berisi air. Tangan yang basah dia kibaskan ke muka Leora agar bangun.

Cip... cip...

Leora yang merasa terkena cipratan air pun segera bangun dari tidurnya yang terlewat nyeyak.

"Eugh... ni kamar gue bocor apa begimana sih? Perasaan kagak hujan," ucap Leora sambil meregangkan tubuhnya dan menggosok matanya.

"Bangun kebo. Liat udah jam 9. Kata lo yang lain bakal dateng jam 10," ucap Leon kepada adiknya itu.

Leora langsung mebelalakan matanya, dia baru ingat jika hari ini adalah hari masalah Syara akan selesai. Dia langsung bangun dari tempat tidurnya dan langsung mandi dengan tergesa-gesa. Leon hanya bisa menggelengkan kepalanya takjub dengan tingkah laku adiknya itu. Dia lebih memilih untuk keluar dari kamar adiknya dan bermain PS di kamarnya.

10 menit Leora melakukan ritual mandinya, lalu dia segera berganti baju. Setelah siap dan penampilannya sempurna dia segera menuju ke kamar Syara dengan membawa kotak kecil yang berisi benda yang akan diberikan kepada Syara.

Saat sudah sampai du luar kamar, suara teriakan melengking memekikan telinga Leora. Dengan spontan dia menutup telinganya. Suara siapa lagi jika bukan Mona dan yang lain.

"WOY LE,SYA. LO DIMANA?" teriak Mona daru depan pintu mansion. Leora melepaskan tangannya  lalu melambaikan tangan kepada Mona. Mona yang melihat itu langsung naik ke lantai 2 bersama yang lain.

Setelah sampai di lantai 2, mereka langsung menuju ke kamar Syara. Saat tiba di depan kamar, pintu kamar tidak terkunci. Mereka memilih langsung masuk saja. Saat masuk, mereka melihat Syara tengah menonton film.

"Ketuk dulu kek," ucap Syara.

Mereka yang mendengar ucapan itu dari Syara hanya menyengir tak berdosa.

"Nih Sya, pakai. Jangan pernah lo lepas. Biar gue tau semuanya," ucap Leora sambil menyodorkan kotak kecil yang dia bawa tadi. Syara menerima uluran kotak tersebut dan membukanya. Syara membelalakan matanya saat melihat isi dari kotak tersebut. Sebuah anting yang lucu dan terlihat mahal. Tidak terlalu besar namun elegan.

"Wow, anting nya gemes banget. Pen gue gigit deh," ucap Nathelia dengan mata berbinar.

"Lo ngapain beliin gue ini? Gue cuman balik setengah hari doang. Nanti malem tu dua orang ngak tau di untung bakal mati dan membusuk di penjara," ucap Syara sambil mengangkat anting pembelian Leora.

"Eh ogeb. Ini bukan anting biasa. Ini penyadap suara. Gue sengaja beli bentuk anting biar gampang. Awalnya gue mau beli kalung tapi takut curiga. Jadi gue bisa ngasih instruksi lewat ni anting. Jujur, gue udah nyebar cctv cuman ngak mungkin kan lalat ngikutin lo terus," jelas Leora panjang lebar.

QUEEN OF THE DARKNESS (END) [TERBIT] Where stories live. Discover now