War Of Hormones | 18

4.9K 522 75
                                    

Tolong, tandai bagian yang typo...

Ali gagal mengikuti lomba photography karena keadaannya yang tak baik itu. Lelaki itu masih dirawat di rumah sakit. Dia tak lagi menjenguk Ali di rumah sakit. Dia justru sibuk menata hatinya dan berusaha merubah penampilannya dengan lebih rajin melakukan perawatan wajah secara alami menggunakan bahan-bahan yang bisa dia jangkau seperti mengompres jerawatnya dengan es batu yang dibaluti kain atau mengompres wajahnya dengan air hangat jika tak ada es batu. Belakangan ini, dia lebih sering membaca artikel cara mengatasi jerawat membandel dan bekasnya. Susah memang cara mengatasi jerawatnya ini, namun dia tetap berusaha hingga semua orang yang merendahkannya karena wajahnya langsung bungkam melihat perubahannya.

Selain itu, dia dibuat bahagia karena ada Devon yang memberinya dukungan dengan cara membelikannya masker green tea yang ampuh menghilangkan jerawat serta foundation harga murah untuk dia gunakan jika bepergian agar bisa menyamarkan jerawatnya. Melalui Devon, dia yang awalnya tidak tahu merias diri, perlahan tapi pasti dia mulai tahu caranya merias diri. Beruntungnya Devon memiliki kakak perempuan yang pandai merias diri sehingga hari-harinya ditemani Devon dan Kakaknya untuk mengajarinya merias diri dan beberapa cara perawatan wajah dengan bahan alami.

Tak hanya itu, Devon juga memaksanya untuk merubah cara berpakaiannya sehingga dengan berpikir panjang akhirnya dia merelakan tabungannya yang rencananya akan dia belikan album dan lighstik dari idola kesayangannya hanya untuk membeli beberapa helai baju dan celana. Saat ini dia dan Devon menyusuri toko pakaian. Jujur saja, dia tak pandai memilih pakaian yang modis karena kesehariannya hanya memakai baju-baju lusuh yang dibeli lebaran tahun lalu. Kalau bukan lebaran, dia tak akan beli baju baru kecuali jika kakaknya liburan ke luar kota dan membelikannya baju.

Uang tabungannya hanya lima ratus ribu dan Devon membawanya ke toko pakaian yang harga satu baju berkisar tiga ratus ribu. Biasanya, dia membeli baju di pasar karena kata ibunya jika membeli baju di pasar bisa ditawar sehingga bisa hemat duit, sedangkan di toko tak bisa ditawar dan harganya fantantis. Dia gelisah sejak kedua kakinya memasuki area toko dan berkeliling memilih pakaian yang sesuai dengan seleranya. Ketika dia menemukan baju sesuai dengan seleranya, dengan raut masam dia mengembalikan baju tersebut ke tempatnya setelah melihat berapa harga baju tersebut. Empat ratus lima puluh ribu, itu tandanya jika dia membeli baju itu maka uangnya sisa lima puluh ribu.

Menatap hampa deretan baju yang terpajang, dia memutar otak agar Devon berbaik hati mau menemaninya ke pasar. Sebab, jika di pasar uang lima ratus ribu bisa mendapat tiga helai baju dan satu celana.

"Masih belum ada yang cocok?"

Devon muncul di belakangnya dan mengagetkannya. Menghadap Devon, dia menggeleng.

"Mau pindah ke toko sebelah?" tawar Devon yang langsung dia tolak karena toko sebelah yang Devon maksud adalah toko pakaian yang harganya dua kali lipat dari harga toko pakaian yang dia kunjungi ini. Bisa-bisa dia kembali menelan kekecewaan karena meninggalkan toko dengan tangan hampa.

"Mau aku bantu carikan?" tawar Devon yang kembali dia tolak dan sayangnya Devon mengabaikannya. Lelaki itu melangkah di depannya dan memperhatikan tiap baju yang terpajang. Di belakang Devon, dia resah sendiri. Dia tak mau membuat Devon tahu kenapa dia belum juga menemukan baju-baju yang terpajang di toko ini.

Mencoba terlihat tenang, dia membantu Devon yang tiba-tiba berhenti di bagian baju-baju kekinian yang terpajang rapi. Dia semakin resah ketika Devon mengambil tiga helai baju sekaligus dengan model dan warna yang berbeda. Devon menyodorkan tiga baju tersebut ke arahnya yang langsung dia ambil.

"Kamu coba dulu bajunya, siapa tahu cocok buat kamu," titah Devon yang mau tak mau dia turuti.

Memasuki ruang ganti, menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Matanya memerah yang menandakan jika dia sedang kelelahan dan kurang tidur. Bagaimana dia bisa nyenyak tidur jika akhir-akhir ini dia dibuat kepikiran karena tabungannya menipis. Pemasukan sedikit dan pengeluaran cukup banyak membuatnya kelimpungan bagaimana caranya mendapat uang banyak untuk memenuhi kebutuhannya yang mulai hari ini semakin bertambah karena dia yang mulai merubah diri dan berambisi menghilangkan jerawat dan bekasnya di wajahnya.

War Of HormonesWhere stories live. Discover now