War Of Hormones | 30

5.4K 505 53
                                    

Promise - Jimin of BTS

Tandai bagian yang typo...

Hari kelulusan telah tiba. Kandungan Prilly memasuki usia 3 bulan membuat Prilly selalu memakai pakaian yang kebesaran untuk menutupi perutnya yang mulai membuncit. Celana jeans yang biasa Prilly pakai jika bepergian, kini menjadi pajangan di lemari karena sejak kandungannya berusia 2 bulan, dia membiasakan memakai celana kulot atau celana yang tidak ketat, longgar dan nyaman dipakai ibu hamil.

Perayaan kelulusan yang diadakan oleh pihak sekolah dilaksanakan satu minggu lagi. Selain itu, dia dan Ali tengah mempersiapkan diri untuk jujur kepada pihak keluarga tentang kondisinya saat ini.

Rasa takut dirasakan olehnya, tak tahu dengan Ali. Sejauh yang dia lihat, lelaki itu tampak tenang dan sibuk memilih universitas terbaik di kota ini. Ya, Ali akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan dia? Masih dipertanyakan karena kondisi kedua orang tuanya yang tak memungkinkan.

Orang tuanya semakin hari semakin tua dan rentan. Dia tak tega memberatkan orang tuanya dengan memaksakan diri lanjut ke pendidikan perguruan tinggi. Dia tak setega itu, apalagi dengan kondisinya yang berbadan dua ini.

Mungkin masalah kuliah, bisa terealisasikan suatu saat jika memang niat. Untuk sekarang, alangkah baiknya dia menikmati masa remajanya dan menikmati hari terakhir bersama teman SMKnya.

"Prill, ada Ali di luar."

Dia tersentak ketika pintu kamarnya diketuk oleh ibunya. Dengan sigap dia meraih sling bagnya dan bergegas menemui Ali.

Hari ini dia dan Ali akan menikmati waktu berdua, quality time sebagai berakhirnya masa SMK, dimana kisah cintanya dimulai dan berubahnya kehidupannya dengan status yang tak dia sangka sebelumnya.

Dia tersenyum lebar melihat Ali duduk di kursi teras bersama orang tuanya. Dia terharu melihat kedekatan Ali dan orang tuanya. Ali yang menerima kekurangan keluarganya. Lebih mengharukan lagi, kemarin lebih tepatnya, Ali membelikan dua kambing untuk ayahnya sebagai peliharaan agar ayahnya memiliki kesibukan. Tapi, yang membuatnya kesal adalah, lelaki itu meminjam uang kepada Irna untuk membelikan kambing untuk ayahnya.

Bukannya tidak senang melihat Ali perhatian pada ayahnya. Hanya saja, usia Ali masih muda untuk memiliki hutang. Bagaimana jika berhutang menjadi kebiasaan Ali ke depannya?

"Mau langsung berangkat?"

Prilly tersentak mendengar suara Ali yang begitu dekat dengannya. Ketika mencari sumber suara, dia memberi jarak pada Ali yang kini berdiri di depannya.

"Apa?"

"Mau langsung berangkat?"

Dia mengangguk dan berpamitan pada orang tuanya sebelum akhirnya pergi ke tempat yang akan dituju, rumah makan yang ingin dia kunjungi. Oke, sebut saja dia tengah mengidam.

***

Kata tenang dalam hidup Ali tak pernah berlangsung lama. Baru kemarin-kemarinnya dia dan Prilly hidup tenang nyaris tanpa pertengkaran. Sekarang, ketenangan itu direnggut paksa setelah melihat kedatangan Irham.

War Of HormonesWhere stories live. Discover now