War Of Hormones | 32

8.1K 473 64
                                    

Tonight - Kim Seokjin Of BTS

Tandai bagian yang typo...

Yang dinanti telah tiba. Sesuatu yang mendebarkan berada di depan mata. Sebuah kejadian yang menjadi peristiwa paling sejarah dalam hidup. Sesuatu yang hanya terjadi satu kali dalam hidup dengan sebuah janji untuk selalu bersama dan menjaga kesucian sebuah rasa yang bernama cinta.

Hari ini adalah hari yang begitu ditunggu. Hari pernikahan Ali dan Prilly. Hari yang mendebarkan namun membahagiakan.

Prilly duduk di depan meja rias dengan balutan kebaya sederhana yang membungkus tubuh mungilnya. Kebaya yang sederhana namun sukses membuatnya semakin cantik. Cantik dengan make up tipis dan beberapa hiasan di kepala.

Menunduk, Prilly mengusap perutnya yang sedikit menonjol di usia 3 bulan. Tidak terlalu terlihat tonjolannya membuatnya sedikit lega. Setidaknya, dia tidak membuat keluarganya semakin malu di hadapan semua tamu undangan.

Wajahnya berseri ketika tangannya berada di perutnya. Rasa hangat itu membuat matanya berkaca. Masih tidak menyangka di dalam rahimnya ada satu nyawa yang bersemayam selama sembilan bulan.

Menikah muda bukan keinginannya. Tapi, kehendak takdir. Dia dan Ali hanya menjalani dan merasakan perubahan dalam hidup.

Senyumnya mengembang setelah mengingat jika sebentar lagi statusnya berubah. Bukan lagi remaja yang memiliki pergaulan bebas dengan model kekinian. Melainkan, seorang remaja yang diharuskan dewasa karena sebuah statusnya yang akan menjadi seorang istri dan calon ibu.

Dia mendongak ketika mendengar pintu kamarnya dibuka dari luar. Senyumnya kian mengembang ketika sang ibu lah yang memasuki kamarnya dengan balutan kebaya yang indah. Ibunya berjalan mendekatinya dan membelai pipinya.

Dadanya berdesir hebat kala melihat mata sang ibu berkaca-kaca. Senyum tipis yang menggetarkan jiwanya.

"Ibu..."

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba ibunya merangkulnya dan mengusap pelan perutnya. Ibunya menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca namun ada kebahagiaan di sana.

"Setelah ini, tanggung jawab ibu dan bapak terhadapmu telah lepas. Kamu akan menjadi tanggung jawab Ali sepenuhnya. Tapi, bagaimanapun juga, kamu tetap putri kecil ibu dan ayah. Kamu tetap menjadi putri kecil yang butuh banyak perhatian dari ibu dan bapak. Pesan ibu, setelah menjadi seorang istri, rubah semua sikap burukmu. Rubah secara perlahan dan ibu berharap, kamu bahagia selamanya bersama Ali."

Prilly menjatuhkan air matanya dan dengan sigap ibunya mengusap air matanya.

"Jangan menangis, nanti luntur make upnya," seru ibunya yang langsung meraih tisu dan diusapkan pelan di wajahnya yang terkena air mata.

Dia menatap lekat ibunya yang panik karena dirinya yang meneteskan air mata. Dia tersenyum tipis melihatnya. Satu tangannya menahan tangan ibunya yang mengusap pelan wajahnya. Menggenggam tangan ibunya dengan erat dan tatapan yang tak lepas dari wajah ibunya yang keriput.

War Of HormonesWhere stories live. Discover now