Chapter 29

104 11 4
                                    

Maaf ya malem baru up 🙏🙏

Happy Reading 💞💞💞

“Gue udah disini itu artinya bakalan gue lakuin tantangan itu, gue mau tunjukin dimana posisi orang itu disini, dan nggak akan ada oang yang ngehalangin gue untuk lebih nyiksa Kayla.” jawab Kenan.

“Jangan nyesel kedepannya.” Kelvin memperingatkan.

***

Kini Kenan dan Ray sama-sama sudah berada di tengah lapangan sedangkan Kayla bersama temannya hanya bisa menyaksikan pertandingan itu dari pinggir lapangan. Kayla terus merapalkan doa agar tak akan terjadi sesuatu yang buruk nantinya.

“Gue bingung mau dukung yang mana.” ujar Shofi.

“Maksud lo?” tanya Shasa.

“Kalian tau kan kak Kenan itu salah satu pemain terbaik di tim basket sekolah kita bahkan dia juga pernah jadi kapten basket, gue nggak yakin Ray bisa menang.” Kayla mendengar apa yang dikatakan oleh Shofi hanya bisa tersenyum pahit, ia pasrah bagaimana kedepannya syukur jika Ray yang memenangkan tantangan tersebut tapi jika Kenan, ia tak yakin apa yang akan orang itu lakukan kedepannya.

Pertandingan tersebut sudah dimulai kini Ray sedang berusaha merebut bola yang berada di tangan Kenan namun tak berhasil kenan terlebih dahulu memasukan bola tersebut kedalam ring dan memeperoleh skor pertamanya.

Jantung Kayla semakin berdetak tak karuan, apa yang akan terjadi jika Kenan yang memenangkan tantangan tersebut.

Pertandingan tersebut terus berjalan sampai Kenan dan Ray memperoleh angka yang imbang, siapa pun yang berhasil mencetak satu angka kembali maka ia yang akan menjadi pemenangnya.

Kenan dan Ray sama-sama fokus pada permainan tersebut kini bola dalam kendali Ray, Kenan berusaha merebutnya dan disaat ia merasa Ray sedikit lengah dengan kilat kenan berhasil merebut bola tersebut dan memasukkan nya kedalam ring.

Terlihat jelas wajah puas yang kini ditampilkan oleh Kenan, walau sebenarnya Kenan tak begitu merasa puas karena perbandingan poin yang mereka dapatkan sangatlah tipis yaitu hanya selisih satu angka, Kenan pikir ia akan menang telak dari Ray tapi nyatanya Ray bukanlah pemain yang buruk Kenan akui Ray sangat terlatih dalam bermain basket.

“Gue menang, sekarang lo tepatin janji yang udah lo buat itu.” ucap kenan pada Ray yang terlihat sangat menyedihkan.

Kenan berjalan ke arah Kayla membawanya pergi bersamanya.

Kenan membawa Kayla ke apartemen miliknya, sesampainya disana Kenan memberikan kotak obat yang berada di apartemennya.

“Obatin luka lo.” Kenan melempar kotak obat itu ke meja didepan Kayla.

“Gue bukan peduli, gue miris liat lo kaya gitu.” Kayla mengambil salep yang ada di kotak tersebut.

Kenan pergi ke kamar yang berada di apartemennya mengganti pakaiannya setelah selesai Kenan kembali ketempat dimana Kayla berada. Kayla masih sibuk mengoleskan salep di pergelangan tanggannya yang merah.

“Lemot.” Kenan mengambil alih pekerjaan yang Kayla lakukan mengoleskan salep dipergelangan tangannya.

“Mau lo apa sih?” tanya Kayla.

“Nggak ke itung lo udah berapa kali nanya kaya gitu, cukup lo liat apa yang bakal lakuin anti.” jelas Kenan.

“Gue anter lo pulang.” ujar Kenan lalu merapikan kotak obat yang ada dihadapannya.

“Gue bisa sendiri.” tolak Kayla.

“Dan gue nggak suka penolakan.” putus Kenan.

Kayla tak dapat lagi membatah titah dari kenan itu, akhirnya mau tidak mau Kayla menurut apa yang Kenan katakan.

Your Presence_ENDWhere stories live. Discover now