02 | Salah Paham

65K 5.7K 1.6K
                                    

❇❇❇

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

❇❇❇

Sang surya kini mulai menampakkan dirinya. Seorang gadis dengan seragam putih abu-abu baru saja keluar dari rumahnya untuk menanti seseorang, dialah Raya.

Sekedar informasi saja, kemarin setelah dia ditinggal sendiri oleh Angkasa, cowok itu ternyata tidak benar-benar meninggalkannya. Karena pada akhirnya Angkasa menghampiri Raya sekaligus meminta maaf kepadanya.

Terlebih lagi Angkasa juga sudah berjanji akan menjemputnya hari ini. Namun, sedari tadi Raya belum melihat penampakan dari pacarnya itu padahal kini jam menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit lagi, yang artinya sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Raya merogoh sakunya untuk mengambil ponsel, dengan segera ia langsung menghubungi Angkasa. Tetapi nomornya tidak aktif, sudah berkali-kali ia mencoba menghubunginya tetapi sama sekali tidak ada jawaban.

"Apa Angkasa lupa ya kalau dia mau jemput gue? Padahal kemarin dia udah janji." Wajah Raya kembali muram, baru saja ia bahagia tetapi kenapa Angkasa lagi-lagi tidak menepati janjinya.

Sekali lagi ia melihat ke arah jam yang melekat di pergelangan tangannya, waktu semakin bertambah tetapi Angkasa tidak kunjung datang.

Raya menghela napas. "Kalau gitu gue ke halte aja deh, semoga aja ada bus dateng tepat waktu."

Gadis dengan rambut yang diikat satu itu mulai melangkahkan kakinya. Jarak dari rumahnya ke halte memang tidak terlalu jauh jadi tidak memakan banyak waktu.

Setelah sampai di halte ia mencari tempat duduk di sana. Ia melihat lalu lalang kendaraan yang melintas di depannya. Hingga akhirnya ada seorang laki-laki dengan motor sport berwarna hijau hitam berhenti tepat di depan Raya. Raya memicingkan mata, siapa itu? Angkasa? Tentu saja bukan, dilihat dari perawakannya pun sangat berbeda.

Laki-laki itu melepas helm full facenya, membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu menoleh ke arah Raya. "Hey," panggilnya.

"Eh Bagas, kok tumben lo lewat daerah sini. Emang rumah lo searah ya sama rumah gue?" tanya Raya pada cowok tersebut yang bernama Bagas, teman satu kelasnya sekaligus partner olimpiadenya.

Bagas mengangguk. "Iya, mau berangkat bareng?"

"Eh nggak usah deh, Gas. Gue nunggu bus aja," tolak Raya.

Bagas menaikkan sebelah alisnya. "Yakin? Bentar lagi bel, lo mau telat?"

"Hmm ... gimana ya, y-ya udah deh," ucap Raya sedikit ragu. Karena tahu sendiri, Angkasa sama sekali tidak mengizinkannya untuk bepergian dengan laki-laki manapun kecuali dengan Angkasa dan ayahnya. Lagi pula ia juga tak mau jika nantinya akan terlambat, karena itu ia menyetujui ajakan Bagas.

Raya menaiki motor Bagas, dan cowok itu langsung melajukan motor menuju sekolah.

Di sisi lain, Angkasa tengah melajukan motornya dan melihat seorang gadis yang sedang berdiri di pinggir jalan. Dengan segera ia menghentikan motornya di samping gadis itu.

ANGKASARAYA [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя