10 | Selalu Salah

38.4K 3.4K 867
                                    

❇❇❇

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

❇❇❇

Kini hujan sudah reda setelah sekian lama menitikkan airnya ke bumi. Sekitar pukul tujuh malam, tibalah Angkasa di rumah sakit. Ia menghentikan motor di parkiran, kemudian segera bergegas ke ruang di mana Raya dirawat.

Sebelum membuka pintu ia menghembuskan napas sejenak.

Ceklek

Mendengar ada seseorang membuka pintu, para penghuni ruangan tersebut mengalihkan pandangan ke arah pintu.

"Dah balik lo, Sa," ucap Dirga.

"Udah tahu, kenapa nanya!" ketus Angkasa.

"Elah, Sa, ditanya baik-baik juga, jawabnya galak banget." Dirga memasang wajah seolah ia tengah tersakiti.

"Bodo amat," ucap Angkasa acuh tak acuh.

Raya yang melihat kedatangan Angkasa langsung menghantamnya dengan berbagai pertanyaan. "Kenapa baru sampe? Tadi di jalan ban motor kamu kempes, atau kenapa? Hp kamu juga kenapa nggak dibawa? Untung aja sekarang kamu nggak kenapa-napa. Aku khawatir, Sa, aku takut banget tahu nggak." Sebenarnya Raya kesal dengan Angkasa yang tidak ada kabar namun rasa khawatirnya mengalahkan segalanya.

Seketika Angkasa langsung memeluk Raya, mengusap pelan punggung Raya. "Aku nggak kenapa-napa kok, maaf udah buat kamu khawatir."

"Aku takut, Sa, aku takut sendirian lagi." Raya memejamkan mata berusaha menahan air matanya yang berada di pelupuk mata.

"Ssttt... kamu jangan takut lagi ya, ada aku yang bakalan jagain kamu di sini," ucap Angkasa seraya terus mengusap punggung Raya.

"Ehm, mohon maap di sini masih ada orang. Kalau mau mesra-mesraan entar aja, kasian mata suci gue ternodai," celetuk Awan tiba-tiba.

"Bener hyung, serasa dunia milik berdua aja, ngelakuin adegan romantis sesuka hati," timpal Chandra.

"Sirik banget lo pada," balas Angkasa. Berbeda dengan Raya yang hanya menanggapinya dengan kekehan kecil.

"Kok tadi kamu lama banget sih, Sa, mana nggak ada kabar lagi," gerutu Raya.

Angkasa berdeham kemudian mulai menceritakan kejadian dari awal hingga akhir tanpa ada yang dikurangi atau dilebihkan. Ia menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Setelah mendengar penjelasan Angkasa, Raya pun bisa memakluminya.

"Oh iya, Sa, ini kamu pake bajunya siapa? Setahu aku kamu nggak punya baju modelan kayak gini deh," tanya Raya.

"Em ini, baju papanya Senja, tadi aku dipinjemin karena seragam aku kan basah," jawab Angkasa.

"Ooh gitu."

"ANGKASAA!! HAI!!" teriak Venus dari ambang pintu sana seraya melambaikan tangannya.

Merasa terpanggil Angkasa mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara. Ia membelalakkan mata melihat kedatangan Venus. "Ini udah malem loh, Ve. Kamu ngapain ke sini terus ke sini sama siapa?" tanya Angkasa kemudian mendekat ke arah Venus.

ANGKASARAYA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora