ANGKASARAYA [END]

26 | Bunga Cattleya

❇❇❇

Sepulang dari acara colour party, banyak anggota geng Universe yang tidak langsung pulang ke rumah masing-masing, namun malah ke markas terlebih dahulu. Sekadar untuk melepas lelah karena telah berjoget berjam-jam lamanya, dan juga para anggota geng telah menganggap kalau markas ini adalah rumah kedua mereka.

"Eh denger-denger di depan gedung DPR lagi ada acara demo ya?" tanya Awan memulai pembicaraan.

"Iya, di sana lagi ada demo," jawab Bima.

Angkasa mengerutkan kening. "Demo apaan?"

Dirga menghembuskan napas berat. "Setdah bos, masa lo beneran nggak tahu sih? Haissh, kayak gini nih jadinya kalau sibuk mikirin cewek mulu sampe nggak tahu gimana nasib negara yang lagi parah-parahnya."

"Nggak pernah liat berita apa gimana, hyung? Kudet banget," timpal Chandra.

Angkasa berdecak. "Tinggal kasih tahu juga, nggak usah menye-menye."

"Jadi gini, Sa, di depan gedung DPR itu lagi ada demo masalah Undang-Undang gitu pokoknya yang katanya merugikan banyak pihak, terutama buruh gitu," jelas Awan.

"Tapi ada yang bilang itu cuma hoax ada yang bilang itu fakta," imbuh Bima.

Angkasa mengangguk paham.

"Kita ikutan demo asyik nih keknya," ujar Awan tanpa pikir panjang.

"Nggak ah, males," balas Angkasa.

"Tumben bos, biasanya lo kan paling semangat kalau ada hal-hal yang beginian, apalagi kalau ada ricuh lumayan olahraga otot," ucap Chandra.

"Iya kuwi bos, tumben," timpal Aries.

"Lagi nggak mau nyari masalah aja, masalah gue udah banyak soalnya," jawab Angkasa.

"Oooh," ucap mereka bersamaan.

"Miris lho, antara polisi sama mahasiswanya banyak yang gelut," ucap Dirga.

"Iya nih, mana ada yang sampe dibawa ke rumah sakit pula," imbuh Bima.

"Duuh, ngene banget negarane inyong," keluh Aries.

"Kita pindah negara aja gimana hyung?" usul Chandra.

"Mau pindah ke mana?" tanya Angkasa terkekeh.

"Ke Korea dong."

"Lo enak bisa ngomong Korea, lah kita sampe di sana nggak bisa bahasanya terus mau ngah ngoh aja gitu," balas Awan.

Mereka pun tertawa geli mendengar penuturan Awan. Benar juga jika mereka pindah negara, memangnya mereka bisa berbicara dengan bahasa di negara itu. Nilai bahasa Inggris aja masih di bawah KKM.

Duh...

"Udahlah nggak usah bahas demo lagi, nyari topik lain aja," usul Angkasa.

Mereka semua diam, memikirkan kira-kira topik apa yang menyenangkan untuk dibahas.