40 | Find You

18.3K 1.6K 279
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

Tempat ini sepi, tidak ada sama sekali orang yang berlalu lalang. Jauh dari kata ramai. Sunyi, tentu saja karena ini adalah jembatan yang sudah lama tak dijamah oleh manusia. Kali ini tempat itu kedatangan seorang gadis yang berjalan dengan tatapan kosong. Sepertinya dia kurang sehat, terlihat dari wajahnya yang pucat, rambutnya acak-acakan, bajunya pun lusuh tak terawat.

Ia memelankah langkah kakinya setelah susah payah melarikan diri dari antek-antek bosnya.

Seperti orang linglung, tadinya ia diam, tiba-tiba menangis meraung-raung tanpa diketahui apa penyebabnya. Kemudian, dia tertawa. Tawa yang terdengar miris, ia menertawai hidupnya yang tidak seperti anak seusianya. Kehidupan yang seharusnya dipenuhi dengan canda dan tawa, namun malah berbanding terbalik dengan dirinya yang penuh dengan kegelapan dan kepedihan.

Satu kata yang menggambarkan hidupnya. Hancur.

"Arrggh... kenapa takdir gue gini banget sih? Gue salah apa sama Tuhan sampe hidup gue menderita gini?!"

"Gue capek, ini nggak adil!" keluhnya, tanpa sadar ia mengeluarkan air mata lagi dan lagi seraya memukul pembatas jembatan. Tidak peduli seberapa keras ia memukul yang terpenting ia bisa meluapkan emosinya.

"Tubuh gue hidup, tapi jiwa gue seakan mati. Ya Tuhan... rasanya sesak sekali, apa nggak ada kesempatan buat gue bahagia?" racaunya.

Dia terus berbicara walaupun tidak ada yang menyahutinya.

Tiba-tiba tubuhnya merasakan kesakitan yang luar biasa, lama-kelamaan rasa sakit itu mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. "Sakit..." lirihnya, dengan tangan yang gemetar ia membuka tas dan mengobrak-abrik isinya. Ia mencari sesuatu yang amat penting bagi dirinya, opioid. Memang selama empat tahun terakhir ini ia hidup bergantung dengan obat itu.

Opioid merupakan salah satu obat pereda rasa sakit yang banyak digunakan dalam dunia kedokteran. Namun, obat ini tidak dapat digunakan secara sembarangan.

Opioid termasuk jenis obat yang cukup berbahaya jika dikonsumsi tanpa resep dokter. Ini karena opioid adalah kelas narkotika yang dapat membuat pemakainya tergantung. Karena itulah gadis tersebut menjadi kecanduan hingga sekarang.

Setelah menemukan obat yang dicarinya, ia menuangkan tiga butir obat ke telapak tangannya kemudian meneguknya sekaligus tanpa air.

Glup

Ia memejamkan matanya, wajahnya menengadah ke arah langit. Dalam hati ia berpikir, kapankah ia bisa berhenti mengonsumsi barang haram dan banyak mudharat itu. Jujur ia sangat lelah menghadapi ini semua.

Beberapa menit kemudian, rasa sakit di tubuhnya mulai mereda. Ia mengembuskan napas lega.

Kala matanya tengah terpejam, ia membayangkan sekelumit masa kecil bersama sang kakak. Ia takut juga rindu, ia ingin pulang kemudian memeluk kakaknya dengan erat, tetapi tidak bisa. Ada sesuatu yang menahannya agar ia tetap menjadi gadis tidak berguna seperti ini. Menjadikan dirinya pengonsumsi narkoba sekaligus pengedarnya.

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang