30 | Sunrise

22.2K 2K 151
                                    

❇❇❇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❇❇❇

"Namanya juga hidup siapa yang tahu? Kita hanya bisa merencanakan, selanjutnya Tuhan yang menentukan."

***

Pagi hari sekali, saat matahari belum menampakkan dirinya. Bahkan langit masih terlihat gelap, dan udara terasa sangat dingin. Angkasa dengan percaya dirinya berdiri tegak di depan pintu kamar yang ditempati oleh Raya, Mentari, dan Senja.

Tekadnya sudah bulat, ia berniat mengajak Raya untuk melihat sunrise. Karena sunrise itu terlihat sangat indah, jika dilihat dari daerah pantai.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pertama belum ada sahutan dari penghuni kamar tersebut. Mungkin mereka masih tidur, pikir Angkasa. Kemudian ia mengetuk untuk yang kedua kalinya.

Tok! Tok! Tok!

"Ra, ini aku Angkasa," ucap Angkasa.

Sekitar sepuluh menit, Raya belum juga membukakan pintu. Mungkin benar Raya masih tidur, karena sedikit kecewa, ia melangkah gontai dari sana.

Baru saja melangkah lima meter, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu.

"Angkasa," panggilnya.

Angkasa pun berbalik. Raut bahagia tercetak jelas di wajahnya.

"Ngapain pagi-pagi ke sini?" tanyanya. Kalian tahu, itu Senja bukan Raya.

"Mau ngajakin lihat sunrise."

Senja terlonjak kaget. "Ha? Apa? Lo ma-mau ngajakin gue lihat sunrise?" tanyanya terbata-bata.

Dia sungguh tidak menyangka ini, jika memang benar ia akan merasa bahagia.

Angkasa mengibaskan tangannya. "Eh, bukan. Maksud gue, gue mau ngajakin Raya lihat sunrise."

"Ooh gitu," ucapnya kecewa. Baru saja diterbangkan ke atas langit, belum juga satu menit sudah dihempaskan dengan keras ke bumi.

"Raya lagi ngapain nih? Pasti dia lagi tidur ya?" tebak Angkasa.

Mendengar ucapan Angkasa yang terlihat  lembut, membuat hatinya menjadi lebih sakit. Senja meraup oksigen banyak-banyak kemudian menghembuskannya lalu mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat baik-baik saja.

"Ra-Raya ada kok, iya, dia masih tidur bentar ya gue panggilin." Dengan segera Senja menghilang dari hadapan Angkasa. Cukup sampai di sini, tidak mau kecewa lebih dalam lagi.

"Raya, dicariin Angkasa tuh," ucap Senja seraya menepuk pelan lengan Raya yang masih tertutup oleh selimut.

"Ra."

"Engghh ...." Raya merespon dengan lenguhan. Udara yang sangat dingin membuatnya enggan untuk membuka mata.

"Bangun Ra, dicariin Angkasa itu loh," ucap Senja.

ANGKASARAYA [END]Where stories live. Discover now