38 | Kebenaran

19.6K 1.6K 298
                                    

❇❇❇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇❇❇

"Apa sih maksud lo? Gue nggak paham, Mars!"

Angkasa sungguh tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Mars sedari tadi. Ia juga sama sekali tidak mengenal nama yang disebutkan oleh Mars, bahkan terdengar cukup asing di telinganya. Apa yang sudah dilakukannya hingga membuat Mars murka seperti ini. Ia benar-benar tidak paham dengan semua yang terjadi. Lalu siapa sebenarnya Ana itu?

Menyadari kondisi Raya juga tidak bisa dikatakan aman. Angkasa harus segera mengambil tindakan.

"Ve, aku mau nyelametin Raya. Kamu jangan jauh-jauh dari aku ya," pinta Angkasa.

Saat hendak berjalan, namun ujung baju Angkasa ditahan oleh Venus. "Ta-tapi a-aku juga takut, Sa."

Angkasa menatap Venus, dengan tatapan teduh. "Tenang. Selama ada aku semuanya akan aman."

"Tapi..."

"Ssttt... yang penting jangan jauh-jauh dari aku." Angkasa memeluk Venus sejenak. Pada akhirnya Venus pun mengangguk pasrah walau sebenarnya hatinya tidak rela.

Setelah melepaskan pelukannya. Angkasa mulai melangkah ke arah beradaan Raya yang tengah di sandera oleh Mars. Ia sudah memperhitungkan akan melawan Mars dari mana, agar tepat sasaran dan tidak melukai Raya tentunya.

Bugh!

Ternyata perkiraannya tidak salah, ia bisa memukul Mars seperti perkiraannya. Saat Mars terjatuh, Raya buru-buru berlari menghampiri Angkasa.

Tidak mau kalah, dengan emosi yang sudah memuncak Mars bangkit kemudian mendaratkan bogeban mentah di pipi Angkasa, hingga sudut bibirnya berdarah. "Bangsat!"

Angkasa sedikit oleng ke belakang, karena belum siap dengan pukulan Mars tersebut. Lalu Mars mencengkeram baju Angkasa, sorot matanya mengisyaratkan kesedihan dan kebencian yang bercampur menjadi satu.

"Gue tanya sekali lagi, di mana Ana?!" tanyanya dengan penuh penekanan.

Angkasa yang tidak terima pun, mencengkeram balik baju Mars. "Gue bilang gue nggak tahu! Gue nggak kenal dengan cewek yang lo sebut-sebut itu, anjing!"

"Lo nggak kenal apa pura-pura nggak  kenal?" Mars bertanya dengan gigi yang bergemeletuk.

"Kudu berapa kali gue bilang? Gue nggak kenal!"

Mars berdecih, sebelum kemudian melanjutkan suara. "Dia itu cewek yang rela ngelakuin apa pun buat lo, dia cewek yang lebih mentingin hidup lo daripada hidupnya sendiri. Sampe-sampe dia melakukan hal-hal konyol. Bahkan, dia rela nyerahin tubuhnya ke lo supaya bisa selalu deket sama lo!" ucapan Mars sedikit tercekat. "Ana itu Starla. Starla Berliana, adek gue!" lanjutnya.

Tunggu, Starla? Sepertinya Angkasa mengenal nama itu.

Angkasa mencoba untuk terus mengingat nama itu.

ANGKASARAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang