🥀2. Dua Lelaki🥀

593 96 36
                                    

Bara memberikan senyuman lebar yang dibalas dengan tarikan tanggung bibir Ceci

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bara memberikan senyuman lebar yang dibalas dengan tarikan tanggung bibir Ceci. Ekspresi anehnya tertangkap oleh Bara. “Gitu banget, Ce. Kek kecewa gitu tahu aku yang datang.”

Ceci meringis. Tak dipungkiri begitulah perasaannya. Namun, Ceci berkilah, “Nggak kok. Tumben tiba-tiba kamu datang nggak ngasih tahu.”

“Mau anter gudeg buatan Mami. Ini.” Bara menyodorkan rantang tupperware di hadapan Ceci.  

Ceci menerimanya dengan sungkan. Mengangkat sedikit rantang itu, aroma harum menyusup di penciumannya. Ceci mempersilakan Bara duduk di ruang tamu.

"Aku pindahin dulu, ya. Khawatir mamimu cari tupperwarenya." Ceci  pergi ke belakang, memindahkan gudeg buatan mami Bara di mangkuk sayur, lantas mencuci rantang. Tak lupa gadis itu membuatkan dua gelas es lemon untuk menjamu Bara. 

Sejurus kemudian, Ceci sudah membawa nampan berisi dua gelas minuman dan brownis yang dipanggang Ceci untuk menjamu Josua.  Dua jari yang menyangga baki terkait dengan pegangan rantang yang sudah kosong.

Melihat penampilan Ceci yang tampak lain dari biasanya—polesan make up dan tata rambut yang digerai—Bara menggoda sahabat baiknya. “Mau kencan nih? Nggak apa-apa aku di sini?”

Setelah meletakkan nampan dan rantang di atas meja, Ceci duduk, menyandarkan punggung dengan kasar di sofa kulit merah hitam. Tangannya bersedekap dengan satu kaki diangkat menumpu paha kiri. Bibir tipis Ceci sudah maju beberapa senti pertanda ada yang tak pas di hati. Sebagai sahabat sejak SMA, Bara sudah sangat hafal kebiasaan Ceci.

“Ck, kaya nggak tahu Bang Jo aja.” Bibir Ceci sudah memberengut. Wajahnya kusut seperti kain yang belum disetrika.

“Lah, kamu juga masih tahan sama Bang Jo. Seminggu lagi anniversary kalian, ‘kan?” Bara membungkuk, mengambil gelas berembun berisi es lemon.

Ceci mengerjap berulang. Gadis berparas tirus itu tak percaya, Bara mengingat hari jadiannya dengan Josua. Sementara Josua? Ceci bahkan tidak mengharapkan Josua bisa ingat hari penting mereka setiap tahun. Bila benar Josua mengingatnya, itu suatu mukjizat yang harus disyukuri.

“Kamu kok tahu sih, Bar?” tanya Ceci pada lelaki yang masih meneguk cairan lemon untuk menghapus gerah. Jakunnya naik tutun berulang menandaskan isi gelas.

Menyeka bibir, Bara kemudian berkata, “Ya, gimana nggak tahu? Orang dulu habis ditembak kamu langsung lari jingkrak-jingkrak terus cerita ke aku waktu kamu nunggu Bang Jo siap-siap mau nganter pulang.” 

Dentingan gelas yang beradu dengan kaca permukaan meja terdengar keras, menyambut cerita Bara yang membuat Ceci membeliak. Ia tak menyangka Bara mengingat sedetail itu kejadian lima tahun lalu.

“Kamu kok betah banget nunggu Bang Jo? Banyak loh yang nungguin kamu. Cewek secantik kamu yang menjadi Dewi di kampus dulu, pasti bisa mendapatkan cowok yang lebih baik dari Bang Jo.”

Mozaik (Repost)-COMPLETEWhere stories live. Discover now