Unspoken : : 00

15.8K 1.1K 144
                                    

Selamat masuk ke dalam hidup Bhanu.

UNSPOKEN

@͎i͎n͎y͎a͎s͎i͎d͎h͎y͎a͎a͎

__________________________

Bhanu berlari gembira menghampiri sang ibu. Anak kecil berumur enam tahun itu langsung memeluk Asmita erat-erat. "Bunda... Bhanu kangen."

Asmita melepas pelukan itu paksa. Hanya sorot mata marah yang terlihat di wajahnya ketika Bhanu datang menghampiri.

Plak!

"Jangan sentuh saya!" tegas Asmita ke Bhanu.

Bhanu menangis seraya menyentuh pipinya yang sakit.

Masih dalam emosi yang sama, Asmita berusaha menetralkan amarahnya saat melihat putri bungsunya yang berumur sekitar tiga tahun, berjalan mendekat dari arah lain. Ia merentangkan tangannya, "Bella!" serunya gembira.

Bhanu hanya meneteskan air mata saat melihat adiknya yang sekarang berjalan memeluk Asmita. Bahkan Asmita menciumnya berulang kali.

"Anak Bunda... Bunda kangen banget sama kamu," ucap Asmita seraya mencium Bella sebanyak mungkin.

"Bunda!" Brian berlari menghampiri Asmita. Wajah bahagia tampak jelas di wajah cowok berumur sepuluh tahun itu.

Asmita merentangkan tangan untuk Brian. "Sayang..."

Bhanu menggigit bibir bawahnya. Entah perasaan cemburu atau bagaimana, ia seketika merasa sesak. Memang benar ia juga dipeluk tadi.

Namun hanya sebentar, beserta bonus tambahan.

Tamparan yang menyakitkan...

Bhanu duduk di lantai, menunggu sang ibu merentangkan tangan untuknya juga. Ia menopang dagu sebelah tangan, menyaksikan kakak dan adiknya yang dipeluk dan dicium oleh Asmita dengan sayang.

Asmita melepas pelukan itu, "Bunda bawa banyak mainan untuk kalian." Ia meraih banyak mainan dan memberikannya ke kedua anaknya.

"Punya Bhanu?" Anak itu membuka suara. Ia berjalan mendekat, mengambil sebuah mainan dari tas Asmita. "Ini punya Bhanu, kan, Bun?"

"Bella mau ini," kata Bella seraya meraih mainan dari tangan kakaknya.

"Itu punya Mas Bha-"

"Kamu bisa ngalah nggak sih?!" tanya Asmita. "Lagian itu bukan buat kamu, Bodoh!"

Bhanu menggigit bibir bawahnya menahan sesak. Ia mengangguk kemudian menunduk. Ia menghapus air matanya yang hendak jatuh.

Arya, sang ayah, datang mendekat. Ia merangkul Bhanu kemudian menggendongnya. Dari raut wajah Bhanu saja, Arya tahu bahwa putranya sedang sedih.

Arya membawa Bhanu ke luar rumah, "Kamu sedih?"

Bhanu hanya mengangguk, memeluk ayahnya erat-erat.

"Sudah, jangan sedih. Kamu, kan, jagoan Ayah. Jagoan kok nangis?" Arya terkekeh seraya mencium pipi anaknya.

"Ayah..." Bhanu menatap ayahnya lekat. "Ayah sayang Bhanu?" tanyanya penuh harap.

"Apa Ayah harus jawab?" tanya Arya kembali. Ia terkekeh, "Ayah sayang kamu selalu dan selamanya."

Senyum Bhanu mengembang.

Arya mencubit pipi mungil Bhanu, "Gitu dong. Senyum." Arya mencium kepala Bhanu dengan sayang. "Ayah bakal kangen sama kamu."

Bhanu terdiam. Mencoba memahami maksud ayahnya. "Kangen?"

Tiba-tiba sebuah mobil Kijang masuk ke dalam rumah. Bhanu dapat melihat besi bergerak berwarna merah marun itu perlahan berhenti. Seorang pria tua keluar dari dalam sana.

UNSPOKEN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now