Unspoken : : 16

3.1K 451 79
                                    

Mau tau dong kenapa kalian tetep setia di cerita ini 😂

Jujur, kalian harus baca chapter ini sampai habis.

Setelah sekian hari Bhanu dirawat inap, tak ada seorang pun dari keluarganya yang datang menjenguknya lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah sekian hari Bhanu dirawat inap, tak ada seorang pun dari keluarganya yang datang menjenguknya lagi. Bahkan hingga sekarang dirinya telah keluar dari rumah sakit, tak ada satu pun dari keluarganya yang peduli. Ayahnya, kakaknya, juga adiknya, tak ada satu pun dari mereka yang berbicara dengan Bhanu meskipun Bhanu telah pulang ke rumah.

Bhanu menghela napas sejenak. Ia berjalan turun meniti anak tangga. Keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga. Bhanu menghentikan langkah. Ragu untuk tetap maju berjalan atau diam saja menunggu di tempat. Ia merasa tidak enak jika harus berjalan melewati mereka.

Olive
Gue udh depan rmh lo.
Buruan!
Gue udh laper!
Kalau lo msh lama, gue seret lo ke sini.

Bhanu berdengus. Singa betina itu memang tidak bisa sabaran. Bhanu dengan sangat ragu berjalan ke pintu depan.

Brian berjalan melewatinya begitu saja. Bhanu menoleh sejenak. "Mas..." Ia memanggil, namun tak mendapat respon apa pun dari kakaknya. Bhanu berjalan pelan mendekati Brian. Menyentuh pundak kakaknya, tapi Brian mengelak.

Jeder...

Bagai ada petir yang menyambar Bhanu saat ia melihat kakaknya mengelak ketika disentuh. Tidak. Apa maksudnya ini? Mengapa kakaknya seketika menjauh? Bhanu tidak merasa melakukan kesalahan apa pun pada kakaknya. Tapi ... mengapa tiba-tiba Brian seperti ini? 

Bhanu tahan rasa sesak yang merajam dada, kendati jiwa tak kuasa. Ia menghela napas berat, "Mas. Bhanu boleh minta tolong?"

Brian terdiam. Ia menoleh pelan ke arah bundanya. Melihat Asmita yang melipat tangan seraya menatap dirinya, membuat Brian cepat-cepat menggeleng. "Nggak," balas Brian lalu melenggang pergi.

"Sini, Sayang," panggil Asmita ke Brian.

Brian mengepalkan tangannya. Muak. Muak. Muak. Rasanya Brian ingin mengamuk sekarang juga melihat tingkah ibunya.

Asmita menghampiri Brian. Mengelus rambut putranya dengan sayang, "Bunda tadi habis bikin pancake enak. Ada es krimnya lagi. Buruan makan! Nanti dihabisin sama Bella dan Ayah." Asmita menyisir rambut Brian, "Jangan sampai pangeran tampannya Bunda nggak kebagian sedikit pun."

Bhanu meremas baju bagian bawahnya menahan sesak. Bhanu membalikkan tubuhnya, lalu meneteskan air mata diam-diam. Hatinya benar-benar merasa sesak.

"Bentar, ya? Bunda ambilin buat kamu." Asmita berjalan menuju suatu arah, mengambilkan makanan untuk putra sulungnya. "Makanan datang, Sayang..."

Bhanu sungguh merasa tidak bisa bernapas ketika mendengarnya. Dalam hatinya yang kosong, terdapat ribuan luka yang mengerak, berkarat, juga bersarang rimbun. Ribuan luka seolah sedang berlomba-lomba merayap dan menggerogoti seluruh tubuhnya saat ini. Ralat, bukan hanya saat ini, namun setiap hari dalam hidup Bhanu. Setetes air mata jatuh. Setetes, dua tetes, banyak ... semakin banyak. Semua buliran bening itu terjun bebas dari matanya tanpa mengeluarkan isakan. Bhanu menggigit bibir bawahnya menahan tangis. Ia tidak ingin terisak di depan ibunya.

UNSPOKEN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now