Unspoken : : 08

4.1K 575 98
                                    

Btw ini aku nulisnya sambil break setelah pentas.

Baik kan aku tetep update hari ini? 😂

Asmita berjalan ke ruang kerja Arya, mendapati suaminya sedang sibuk memainkan laptop

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Asmita berjalan ke ruang kerja Arya, mendapati suaminya sedang sibuk memainkan laptop.

"Kamu nggak kerja, Mas?" tanya Asmita langsung.

"Iya. Mas tadi nemenin Bhanu," balas Arya yang masih fokus ke laptopnya.

"Ngapain Mas nemenin anak itu sampai nggak kerja?" tanya Asmita tak suka.

"Dia pingsan tadi," sahut Arya.

Asmita berdengus. "Ya biarin aja! Nanti juga bangun sendiri. Ngapain Mas nungguin dia? Jugaan di sini ada Bibi."

Arya menghela napasnya, "Dia perlu orangtuanya."

"Dia pingsan, kan?" tanya Asmita. "Itu namanya dia nggak sadar! Dia nggak bakal tau kalau Mas nungguin dia. Jadi buat apa, Mas?!"

"Mas harus ada buat dia. Siapa tau dia butuh sesuatu dan udah sadar. Biar Mas bisa nolong," sahut Arya.

"Nyusahin banget anak itu!" ketus Asmita. "Udah sakit-sakitan, kerjaannya cuman nyusahin orangtua!"

Arya hanya terdiam. Ia masih sibuk mencari informasi tentang rumah sakit terbaik di negeri ini untuk pengobatan putranya lebih lanjut. "Mas lagi nyari rumah sakit terbagus buat dia. Kalau perlu, Mas akan bawa Bhanu ke Singapura untuk pengobatan."

"UNTUK APA, MAS?!" tanya Asmita tegas. "Kamu buang-buang uang aja! Uang itu lebih baik kamu pakai untuk biaya kuliah Brian! Daripada harus buang-buang uang demi anak itu!"

"Asmita!" tegur Arya. "Dia putra kita! Bhanu lagi sakit. Harusnya kamu ngerti itu."

"Kenapa aku harus peduli?!"

Arya berdiri tegas, "Karena dia anak kita!! Dia lahir dari rahim kamu, Mita! Kamu pernah ngandung dia sembilan bulan!" tegas Arya.

"Dan aku menyesal! Kenapa dia harus lahir dari rahim aku sendiri?!"

"Harusnya kamu bersyukur dikasih anak seperti Bhanu. Kita dulu udah buang dia jauh! Dan kita nggak pernah sama sekali jenguk dia. Mas menyesal karena udah jahat sama anak kandung Mas sendiri!" kata Arya. "Dan Mas ngerasa bener-bener bodoh udah nurutin keinginan kamu."

Arya mendekat. "Karena kenakalan Bhanu dulu, kamu jadi kehilangan kesempatan untuk mengambil proyek besar dari orang-orang ternama. Itu, kan, yang buat kamu nggak suka sama dia?!" Arya geram.

"Ya! Anak itu merusak segalanya! Cita-citaku, impianku, karirku, dan segala hal yang telah aku perjuangin berhari-hari, dia hancurkan hanya karena kenakalannya!"

Brak!

Arya menjatuhkan buku-buku di mejanya. "DIA MASIH KECIL, MITA!! ANAK KITA NGGAK NGERTI APA-APA SAAT ITU. BAHKAN DIA NGGAK TAU KALAU DIA SALAH!"

UNSPOKEN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now