Unspoken : : 30

7K 434 69
                                    

Here's the new chapter and also the epilogue!

Sepuluh senja telah tenggelam dengan kesedihan yang tak kunjung padam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepuluh senja telah tenggelam dengan kesedihan yang tak kunjung padam. Semesta lelap dalam senyap. Bumi bersedih dengan jatuhnya rintik hujan seperti meluruhkan tangis karena telah kehilangan salah satu mahluk buminya. Pahitnya kehilangan meninggalkan serpihan kenangan di relung hati paling dalam. Tak terasa begitu cepat berlalu, sudah sepuluh hari Bhanu pergi meninggalkan dunia fana ini. Melarungkan luka yang teramat di hati semua orang.

"AAARRGGHHH! BHANUUUU!! KEMBALIKAN BHANUKUUU!! KEMBALIKAN!! AAAAARRRGGGHH!!!"

Suara teriakan getir menggema dari sebuah ruangan yang telah dikunci dari luar. Derasnya hujan tak dapat bersanding dengan suara wanita itu. Asmita benar-benar menggila setelah kepergian Bhanu. Segala hal di depan mata ia banting dan hancurkan sembari menyeru nama Bhanu. Parahnya lagi, Asmita sering meraih benda tajam untuk melukai dirinya sendiri. Kadang kala ia tertawa gila sembari menyayat tangannya dengan silet atau bahkan meraih pecahan vas yang ia banting sendiri untuk membuat ukiran nama Bhanu dengan darah di tangannya.

Emosi Asmita semakin sulit untuk dikendalikan. Maka dari itu sejak tadi Arya memutuskan untuk mengikat istrinya di sudut kamar lantas menguncinya dari luar.

"BHANUUUU!! AAARRGGHHH!!!"

Bella menangis seraya menutup telinganya mendengar suara jeritan sang ibu yang tak kunjung berhenti. Brian memeluk ayahnya dengan kepedihan yang menyungai di mata.

"Yah... Brian nggak bisa, Yah," lirihnya. "Sakit banget."

Arya mengangguk paham. "Iya... Kuat. Kita harus ikhlas."

Nyatanya tak ada yang baik-baik saja setelah kepergian Bhanu. Semuanya bagai menghukum diri mereka masing-masing. Merasa bersalah atas semua kejahatan yang telah mereka lakukan kepada Bhanu. Mereka telah kehilangan jati diri mereka. Karena selamanya mereka tak akan bisa melepaskan Bhanu dari ingatan, juga tak akan bisa melupakan segala hal yang telah mereka lakukan kepada Bhanu semasih cowok itu hidup.

Memberikan Bhanu penyiksaan mental, adalah hal terbodoh yang pernah mereka lakukan.

Bhanu memendam semuanya sendiri, membiarkan segala kepedihan yang ia rasakan seolah tak pernah terjadi. Ketegaran yang selalu ia perlihatkan itu sangat jauh berbanding terbalik dengan isi hatinya yang telah hancur.

Hancur dan tak terbentuk.

Arya meneteskan air mata kepedihannya. Ia bahkan tidak tahu apakah putranya pergi dengan bahagia, atau mungkin malah sebaliknya. Bhanu pergi dengan membawa rantai-rantai luka. Luka yang ia dapatkan dari orangtuanya sendiri.

Asmita yang paling depresi setelah kepergiannya.

Kadang Asmita menjadi hilang akal, menganggap boneka Bella sebagai Bhanu. Lalu ia dengan senangnya, menimang-nimang boneka itu. Mengelus rambutnya, menciumnya, seperti hal yang dulu selalu ia lakukan pada Bhanu kecil. Kadang Asmita terbangun dalam keadaan kaget saat tengah malam, lalu berteriak menyebut nama Bhanu. Setelahnya ia akan linglung. Hal itu tentu saja semakin menambah luka yang telah menganga lebar di hati keluarganya.

UNSPOKEN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now