Unspoken : : 05

4.8K 595 46
                                    

Maaf ya baru publish 😅
Aku seharian ini sibuk bgt.

Sebagai gantinya, aku publish dua chapter hari ini.

Enjoy!

Hari ketiga Bhanu di rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ketiga Bhanu di rumah sakit. Keadan Bhanu sudah lebih membaik. Itu pun karena dukungan dari sahabat-sahabatnya yang setiap hari selalu mendoakan agar Bhanu cepat sembuh, karena mereka tidak bisa menyontek jawaban Bhanu di sekolah.

Tidak ada akhlak?

Memang.

Namanya juga sahabat.

"Ban Kempes!" Dennis duduk di sebelah ranjang Bhanu, menyodorkan tugas sekolah dengan begitu entengnya. Ia nyengir, "Maklum, otak gue kentang."

"Makanya belajar!" celetuk Adnan.

"Emang lo pernah belajar?" tanya Gian.

"Kaga sih." Adnan menggaruk kepalanya.

"Lo bertiga tau definisi sakit?" tanya Olive.

"Yang sakit, kan, Bhanu. Otaknya mah tetep encer. Coba aja kita tes." Dennis membenarkan posisi duduknya. Ia menyodorkan sebuah buku berisi soal fisika, "Nomor satu apa, Nu?"

"B."

"Tuh, kan. Gue bilang juga apa! Baru liat soal aja, jawaban udah langsung muncul di otaknya," ucap Dennis puas seraya menulis jawaban Bhanu di buku tulis.

"Itu anak SMP aja bisa jawab, Nis," balas Bhanu enteng.

"Hehe..."

Gian membuka bukunya. "Nu. Jawaban nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, apa?"

Adnan menoyor kepala Gian, "Itu mah namanya lo minta dijawabin."

Gian menjitak kembali kepala Adnan, "Kayak lo pinter aja bisa jawab semuanya, Nan!"

"Contoh gue dong! Santai... Kalau masih ada waktu nanti malem buat ngerjain, kenapa harus sekarang?" Olive berucap dengan bangganya.

"Gue tim lo, Live." Adnan mengacungkan kedua jempolnya.

"Bukan orang males, skip," tambah Dennis.

"Sejak kapan lo nggak males, Nis?" tanya Gian.

"Loh, buktinya gue rajin banget ke sini bawa buku dan ngerjain bareng Bhanu," ujar Dennis.

"Yang ngerjain lo apa Bhanu?" tanya Olive saat melihat Bhanu sibuk menghitung jawaban untuk manusia-manusia tak berakhlak itu.

"Udah," ucap Bhanu seraya memberikan hasil jawaban fisikanya ke Dennis dan Gian.

Dennis nyengir, "Baik banget lo, Pes."

"Nu, kapan lo sekolah?" tanya Adnan. "Tadi pagi pas sekolah, Pak Setyo kerjaannya marah-marah mulu karena nggak ada yang bisa jawab soal fisikanya. Kalau ada lo, kan, kelas kita selamat, Nu."

UNSPOKEN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now