Unspoken : : 04

4.9K 658 91
                                    

[REVISI]

Yuhu! 😆

Mana nih suaranya yang minta update-an? 🙌

Here you go!

"Bhanu kanker, Mas

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

"Bhanu kanker, Mas."

Brian refleks menutup mulutnya kaget. Air mata Brian jatuh tat kala mendengar ucapan itu keluar dari mulut adiknya. Ia menggeleng, "Lo bercanda, kan, Nu?"

Mata Bhanu terasa seperti berkabut. Kabut yang menyamarkan penglihatan itu kembali menjelma menjadi embun yang menitik.

"BILANG KE GUE KALAU LO LAGI BERCANDA!!!"

Bhanu menangis, ia menunduk tanpa suara.

Jiwa Brian bergetar. "Nu..." Ia kehabisan kata-kata. "Kenapa lo nggak pernah bilang ke gue kalau lo sakit separah itu?"

Bhanu terisak.

Brian menelan salivanya yang terasa pahit. "Lo..." Brian tak mampu merangkai kalimat dalam otaknya. Segala hal terasa sangat sulit untuk dipercaya. Mulut Brian serasa tak mampu berfungsi. "Nu..." Digenggamnya tangan Bhanu erat.

"Bhanu udah nggak punya harapan, Mas. Cepat atau lambat, Bhanu pasti pergi," lirih Bhanu.

Brian menggeleng, "Lo nggak boleh ngomong gitu, Nu." Setetes air mata jatuh, "Lo tenang aja. Gue bakal bilang hal ini ke Ayah. Gue pastiin lo diberikan penanganan khusus di rumah sakit yang lebih baik. Lo jangan khawatir, gue bakal bilangin Ayah sekarang."

Bhanu menahan tangan kakaknya yang hendak pergi. "Jangan, Mas... Jangan..." Bhanu menggeleng sendu.

Brian berbalik tubuh, "Kenapa?" lirihnya pilu.

"Bhanu nggak ingin Ayah khawatir karena tau kalau Bhanu sakit." Bhanu meneteskan air matanya.

"Lo nggak boleh gitu, Nu. Kalau lo terus nyembunyiin ini semua, kapan lo sembuh?" sendu Brian.

Dada Bhanu terasa sesak, "Bhanu ingin pergi, Mas."

"Heh!" Brian menyela. "Ngomong apa lo barusan?! Kalau ngomong jangan sembarangan! Mau pergi ke mana lo, hah?! Lo nggak bakal pergi!"

"Bhanu ingin liat kalian semua bahagia. Kalau dengan Bhanu pergi kalian bisa bahagia, Bhanu akan ngelakuin itu," lirih Bhanu dengan sangat menyayat hati.

Brian kembali duduk, memegang tangan adiknya erat. "Jangan gitu, Nu. Lo nggak boleh ngomong gitu."

Hati Bhanu terasa perih, "Bhanu cuman pengen ngerangkai memori indah bareng kalian sebelum Bhanu bener-bener pergi nanti, Mas. Apa Bhanu bisa?" lirihnya.

UNSPOKEN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now