Prolog

2.3K 141 0
                                    

The Mad Queen


Sang Ratu Gila menatap neraka yang telah ia ciptakan dari sudut pandang tertinggi di Ibu Kota - Lonceng Menara Gereja. Api berkobar di kota tercermin di mata kelabunya yang dingin tanpa emosi. Tidak ada amarah, kesedihan, rasa sakit atau apapun. Hanya kekosongan.


Dia berdiri di sana melawan dinginnya angin malam dengan gaun putihnya, yang diwarnai warna merah yang berasal dari musuh-musuhnya,  dan rambut kelabu yang melambai-lambai dengan kasar.


Semua akan berakhir malam ini. Semua sakit hati. Semua kesedihan. Semua kebahagiaan. Semua kenangan. Semuanya. Semuanya akan dihapus bersih.


"Adira!" sebuah suara maskulin terdengar memanggil meminta perhatiannya.


Suara yang sebelumnya (dulunya) terdengar begitu luar biasa di telinganya. Suara yang sebelumnya memenuhinya dengan kehangatan. Yang sebelumnya menenggelamkannya dengan cinta yang melimpah.


Tapi tidak.


Sekarang, semua itu hanyalah kebencian. Suara itu hanya terdengar seperti hiruk-pikuk yang meminta pengakhiran. Menghujaninya dengan remasan dingin yang menjalar langsung ke hatinya. Menenggelamkannya, berharap dia mati.


"Seharusnya Ratu Adira untukmu" dia melemparkan tatapan dingin ke arah pria yang menunggangi naga miliknya dan melihat dia tersentak kaget di bawah tatapan tegasnya (Adira).


Dia (Adira) tidak seperti ini. Dia tidak pernah seperti ini. Tapi mereka mendorongnya -- mendorongnya hingga sepenuhnya berada di batasnya dan membuatnya seperti sekarang. Jadi siapa lagi yang bisa disalahkan orang-orang atas tragedi yang menimpa mereka? jelas bukan dia. Tapi mereka sendiri.


Jika aku hanyalah monster di matamu. Maka biarkan aku menjadi monster paling mengerikan yang pernah ada.


Adalah sumpahnya dalam hati saat mereka mendorongnya hingga ujung kewarasannya. Merampas 'dia yang dulu' sebelum kegilaan ini.


Menyentuh sisik naga hitam yang bertengger di atap gereja di sampingnya, naga itu, telah mengeram memberi peringatan yang ditujukan pada kedatangan tamu tak diundang itu, perlahan mengumpulkan nafas api dari dadanya.


"aku akan membakar semuanya dan membersihkan dunia ini. Aku akan membangunnya kembali dengan tanpa kebencian, kesedihan dan ketidakbahagiaan. Aku akan membangun dunia yang baru" Kegilaan bersinar dari mata Ratu itu.


Sang naga hanya butuh perintahnya -- gerakan kecil atau sentuhan atau kata -- siap membakar orang yang penuh kebencian ini menjadi abu. Tanpa meninggalkan mayat untuk wanita lain mendendam atau bahkan berduka.


"Heise, baka- " perintahnya terputus saat sesuatu yang tajam tiba-tiba menusuk tubuhnya dari bahu turun ke hatinya. Bersamaan dengan tubuh yang terjatuh dari langit di atasnya.


Hal terakhir yang dia lihat, sebelum jatuh dari puncak menara, adalah rambut pink yang menari melawan angin malam dan Heise, naganya, membakar hangus gereja, terluka (perasaan) melihat ibunya diserang oleh musuh bebuyutannya, lalu terbang menukik berharap bisa menangkapnya.


Ah, akhirnya, kamu tidak memilihku. Kamu tidak pernah sekalipun memilihku. Kamu lebih suka melihatku mati daripada orang yang kamu cintai sekarat di tanganku.


Terjatuh ke api neraka yang dibuatnya sendiri pastilah cara sempurna untuknya mati. Wanita lain akan menjadi heroine yang menyelamatkan kota dari Ratu Gila yang membakar setengah dari populasi dan Duke-yang menjadi-pangeran akan menjadi Hero yang melindungi Heroine.


Mereka akan menikah dan punya anak. Mereka akan hidup bahagia di dunia baru yang mereka ciptakan setelah menakhlukan Ratu jahat. Mereka akan memimpin orang-orang menuju era sejahtera yang damai.


Hanya... dimana?... dimana letak kesalahanku?


Jika aku punya kesempatan lain dalam hidup, akankah masih akan sama? jika Tuhan berubah pikiran, memberiku kesempatan lain dalam hidup, aku harap bisa hidup sederhana dan jauh dari mereka.


Jadi kumohon, ketika aku dilahirkan kembali, bisakah Kamu memberiku hidup yang sederhana?


Setetes air mata jatuh dari matanya yang tertutup dan raungan terakhir dari Heise  sebelum semuanya lenyap.


Thank you to @HalloweenGodspell for your permission to translate this amazing story.

She Becomes a Passive Villainess - Not! (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang