Part 5. Warbim

81 61 15
                                    

“Ra kantin gak?” Tanya Anya yang kini sudah berdiri dengan yang lainnya, bel istirahat lima menit lagi berbunyi dan seperti biasa geng halu selalu yang pertama ke kantin sekolah meskipun terkadang bel belum berbunyi mereka selalu menghiraukan teriakan guru yang masih mengajar.

“Duluan mager gue,” jawab Shara yang sedang memainkan benda pipihnya yang berlogo buah apel tergigit, saat ini kelas itu sedang tidak ada guru karena jamkos.

“Ara gak laper?” kini Raya yang bertanya dengan wajah polosnya.

“Sans udah sarapan gue, udah lo pada mending sono dah bentar lagi bel masuk!” jelasnya tanpa melihat ke arah mereka, jika Shara sudah mageran begini apalah daya mereka yang hanya bisa menuruti perintahnya. Susah bagi mereka merayu Shara saat ia sedang tidak ingin apa-apa apalagi sudah memegang ponselnya sudah dipastikan sedang membaca Novel di aplikasi Wattpad.

“Woi Akshara kantin gak lo?” tanya Xazilo dari depan pintu kelas sang pemilik nama hanya menjawab  dengan tatapan tajam, Xazilo yang mengerti dengan tatapan itu yang berarti ia tidak mau diganggu segera meninggalkan kelasnya tetapi sebelumnya ia menghentikan langkahnya dan bertanya lagi.

“Nitip gak?” Xazilo yang terkekeh dengan tingkah Shara yang menghembuskan nafas berat lalu ia menatap ke arah Xazilo yang berada di depan pintu tersebut.

“Enggak Ajal sayang, bacot bener lo!” ucapnya lalu mengusir Xazilo keluar kelas dan sang empu menurutinya.

Saat sedang asik menikmati alur cerita yang terpapar di aplikasi Wattpad dalam ponsel tersebut suara langkah seseorang mengganggu konsentrasinya lalu ia melihat orang itu yang tengah berjalan ke arahnya tetapi ia memilih kembali menatap ponsel itu.

“Ngapain disini, ko gak gabung sama geng halu lo?” orang itu adalah Alvaro Zidan Adipati ia langsung duduk disamping Shara tanpa permisi.

“Mata lo ditinggal di kelas ya?” Satu alis Alvaro terangkat menandakan bingung dengan perkataan Shara.

“Lo gak liat gue lagi ngapain?” ia seakan tau kebingung Alvaro dengan ucapannya dan kini ia menatap jengah kearah Alvaro.

“Gak, makanya gue nanya!” jawab Alvaro sambil melipat kedua tangannya didepan dada ia menyandarkan punggungnya dikursi itu.

“Cih! Btw ko lo tau Abang gue sih?” ia menyimpan ponselnya di atas meja karena pertanyaannya lebih menarik dibandingkan cerita CEO sombong yang ia baca di Wattpad sedari tadi.

“Lo mau tau?” Shara mengangguk sangat antusias dengan pertanyaan Alvaro.

“Kepo!”

Setelah mengucapkan itu Alvaro beranjak pergi dari kelas tersebut.

“Bangke! Mati lo!” ia mendengus lalu melempar pulpen ke arah Alvaro dan sang empu hanya terkekeh dengan kelakuan gadis itu.

Bel pulang telah berbunyi saatnya para penghuni Nationality Hight School kembali ke habitatnya masing-masing, Shara yang sudah berdiri terlebih dahulu saat para temannya masih asik membereskan buku serta pulpennya itu.

“Ray, Del, Nya gue duluan ya udah di jemput pokemon,” pamit Shara kepada ketiga teman lucnutnya, mereka menaikan sebelah alisnya tidak mengerti pokemon yang Shara maksud.

“Pokemon siapa nyet?”

“Itu Bang Devan”

“Astagfirullah berdosa banget kamu” jawab mereka serentak, gak ada akhlak banget masa Abang sendiri dibilang pokemon apa kata dunia.

Shara langsung pergi ke arah parkiran ia menghiraukan ucapan ketiga temannya itu yang menurutnya sedang berkomat kamit menyumpah serapahi dirinya karena Devan sudah menunggunya disana. Saat Devan sedang ingin menyalakan mobilnya tiba-tiba seseorang memanggilnya dari luar, lalu ia membuka kaca mobilnya melihat Alvaro dan kedua sahabat tengilnya itu.

Devan memutar bola mata malas, “Apaan jing?”

Meskipun anggota dan ketua dalam LIONKING tidak ada rasa canggung atau menjaga sikap kepada sang ketua semuanya sama, selain itu Devan yang lebih dulu memasuki geng tersebut.

“Warbim ga?”

Warung bi mimin atau sering disebut Warbim, sebuah warung yang terletak di belakang sekolah tempat kaum badboy membolos sekaligus markas kedua LIONKING.

Devan adalah alumni NHS dan merupakan mostwanted yang masih satu geng dengan Alvaro saat itu Devan menduduki kelas XI sedangkan Alvaro yang masih kelas X. Ia merupakan anggota LIONKING dari kelas X generasi kelima saat itu di bawah pimpinan Derren dan ia masih aktif sampai sekarang.

Kini LIONKING sudah memasuki generasi ketujuh, LIONKING sendiri dibangun oleh Brama Ayah Alvaro dan saat Alvaro menduduki kelas XI ia sudah dipercaya memegang geng tersebut.

Menjadi ketua anggota tidak semudah yang kalian pikirkan terkadang ia harus mengutamakan anggotanya meskipun dirinya yang menjadi korban, terlebih untuk ketua LIONKING yang sedari dulu tidak pernah memilih ketua yang egois. Alvaro memasuki kriteria tersebut ia tidak pernah mementingkan pribadinya dan tidak pernah peduli apapun kecuali yang berhubungan dengan geng dan angggotanya.

“Bang Devan kenal mereka?” tanya Shara yang sedari tadi hanya diam memainkan ponselnya ia mendengar suara yang tidak asing baginya benar saja suara itu milik Alvaro.

“Iya dia temen gue dari sekolah disini sekaligus ketua LIONKING yang sekarang,” Jelas Devan. Shara hanya beroh ria seakan ngerti dengan perkataan Devan.

Oo ternyata Bang Devan anggota LIONKING juga, gumamnya dalam hati.

“Gak usah gue jelasin lagi kan alesan gue kenal Abang lo?” tanya Alvaro menatap Shara ia hanya menjawab dengan deheman tanpa berniat untuk bertanya lebih lanjut lagi.

“Gimana?” sambung Alvaro bertanya pada Devan yang terpotong oleh Adiknya itu.

“Nyusul, gue nganter bocah balik dulu,” ucapnya yang diok kan oleh mereka, setelah itu Devan menancapkan gas mobilnya dari parkiran sekolah menuju rumah.

-----------------------------------------------------

Sarah

FRIENDZONE [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang