Part. 4 Awal

82 64 21
                                    

Suara alarm mengganggu mimpi indah sang gadis ditambah suara ketukan dari wanita paruh baya, perlahan ia membuka mata yang terpancar sinar matahari. Jam menunjukan pukul 06:05 sang gadis bergegas masuk ke kamar mandi dengan mata yang masih sedikit tertutup. Hanya membutuhkan waktu 25 menit untuk mandi dan merapikan penampilannya yang acak-acakan ia langsung bergegas turun mengikuti anak tangga keruang makan.

“Pagi Bun..cis, Ayah ganteng, Bang Devan jelek,” sapa Shara saat memasuki ruang makan keluarga Ghifansya ia sudah mendudukan bokongnya diatas kursi makan, terdapat wanita paruh baya dan dua orang laki-laki disana yang sudah duduk berhadapan.

“Ko buncis? Emang bunda sayuran apa”

“Enak aja muka seganteng ini kamu bilang jelek. Lee min ho mah lewat dibanding abang mah!”

“Suami aku disamain sama muka jelek abang. Oo big no babe!

Inilah salah satu alasan kenapa mereka sering disebut geng halu karena sering memanggil aktor korea dengan sebutan suami atau yang lainnya.

“Sudah-sudah sarapan dulu dari tadi ribut mulu, nanti kesiangan lagi,” kini Agran yang membuka suara karena sedari tadi ia hanya menonton ketiga manusia itu yang tengah berbincang. Shara dan Devan segera menuruti perintah sang Ayah tidak lupa sebelumnya mereka mengucapkan siap dan mengangkat tangan kanan ke pelipisnya seolah sedang hormat pada Agran.

Hari ini Shara tidak telat masuk sekolah dan diantar oleh Devan karena Xazilo sudah terlebih dahulu berangkat sekolah dengan temannya. Sudah hampir lima bulan Shara tidak berangkat sendiri karena dilarang oleh Agran alasannya karena sering terlambat pulang kerumah jika ia membawa mobil sendiri apalagi sudah bersama geng halu nya keseringan lupa waktu pulang, Ayahnya tidak melarang mereka berteman tetapi harus tahu waktu.

“Lo Shara anak kelas XI MIPA 2 kan?” tanya seseorang kepada Shara saat berada di koridor sekolah lantai satu.

“Siapa ya?” ia menghentikan perjalanannya menuju kelas saat dihadang seorang mostwanted.

“Lo gak tau gue?” tanya Adit tidak percaya dan Shara menjawab dengan gelengan kepala, kenapa dia gak kenal gue padahalkan gue cukup famous, batin Adit dengan sangat percaya diri.

“Ngapain lo?” Adit dan Shara yang tengah kaget mereka langsung melihat kebelakang Adit dan terlihat sosok Alvaro dengan penampilan khas nya yang acak-acakan.

“Eh si bos,” dengan nada sangat rendah dan polos keluar dari mulut Adit.

“Lo Adeknya Devan kan?” tanya Alvaro ia lebih memilih menghiraukan ucapan Adit dan langsung menatap ke arah Shara, Shara menaikan satu alisnya seolah bingung dengan ucapan Alvaro bagaimana ia bisa tahu jika Shara adiknya Devan dan bagaimana ia bisa kenal Devan abangnya.

“Kaga nebak doang,” Alvaro yang seolah tahu dengan tatapan bingung yang tersemat dari raut wajah Shara.

“Kenalin gue-”

“Gue tau karna Devan pernah ngomong tentang lo,” Alvaro segera memotong ucapan Gio yang mengajak Shara berkenalan dan hendak menyalami tangan mungil Shara ketika ia baru saja tiba. Gio hanya terdiam membisu dengan perlakuan Alvaro yang memotong ucapannya.

“Hah ngomong tentang gue? Artis mah beda ya diomongin mulu sama netizen haha,” jawab Shara hendak meninggalkan ketiga laki-laki itu sambil sedikit terbahak padahal garing banget ya, tetapi langkahnya terhenti saat mendengar perkataan Alvaro.

“Gue kira lo orangnya asik tau nya ngeselin!”

“Hatur nuhun pujiannya akang gendang!” setelah itu ia bergegas melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi. Berbeda dengan ketiga laki-laki itu mereka terdiam memandangi punggung gadis tadi yang semakin menjauh.

“Adeknya si devan cantik juga ya,” gumam Adit yang didengar oleh Alvaro dan Gio.

“Mayan lah,” Jawab Gio tidak berniat untuk mengalihkan pandangannya dari punggung Shara padahal sudah menghilang. Tidak dengan Alvaro yang hanya diam lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

---------------------------------------------------

Sarah

FRIENDZONE [Hiatus]Where stories live. Discover now