Part 18. I'm back

28 20 9
                                    

Sehabis pulang sekolah tadi Shara merebahkan dirinya diatas kasur king size miliknya. Ia memejamkan mata berusaha melepas rasa lelahnya, seketika ia membayangkan perlakuan Alvaro yang membuatnya merasa nyaman.

“Astogeh gue gaboleh baper! Oh ayolah gue cuma pelampiasannya, jangan baper Ra!” gumamnya setelah membuka matanya.

“Huffttt.” helaan nafas terdengar kasar ditelinga, ia merubah posisinya menjadi duduk dan kembali teringat akan sebuah surat yang entah siapa menyelipkan dalam tangannya.

Dengan segera ia merogoh sakunya mengambil surat tadi, perlahan ia membuka lipatan dari surat tersebut. Bulatan mata yang tercipta diraut muka gadis tersebut saat melihat isi dari surat nya.

Sudah siap mati?

Hanya tiga kata yang tertulis didalam surat tadi tanpa ada nama penulis atau apapun itu, namun tiga kata itu berhasil membuat Shara tercengang terdiam seribu bahasa. Ia mencoba mengartikan tulisan tersebut yang sialnya ia tidak mengerti maksudnya apa.

“Siapa sih lo? Perasaan gue gapernah bikin salah sama orang!” ucapnya dengan mata yang masih tertuju pada surat tadi.

Ting!

suara notifikasi mengganggu lamunannya.

Alva

Mandi Sa, jam 7 gue jmpt lo.

Ngapain?

Malmingan lh bep, first time ni.
Gpl. Gue ogh NUNGGU!
Jgn maskeran dlu, lo udh cantik🙂

Bct. Anaknya sape sih?
Gue gprnh maskeran!

Papi Brama calon mertuamu hm.

Tanpa sadar senyuman tercipta dibibirnya, ia terus menatap ponselnya yang menampilkan sebuah pesan dari Alvaro.

Jangan maskeran dulu, lo udah cantik. Papi Brama calon mertuamu. Ulangnya beberapa kali dalam hati.

“Hwaaaaa baper gueeeeeee!! Lo jahat, harusnya lo jangan baperin gue Al!!! Lagian ni hati ngapa gampang baper sih, kata-kata gituan mah pasaran Ra. Tau ah!” jeritnya yang langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

19.00

Alvaro tiba dikediaman Ghifansya, dengan penampilannya sederhana namun mampu memikat banyak gadis yang tak lain hanya memakai kaus berwarna hitam dan celana jeans hitam.

Alvaro tiba dikediaman Ghifansya, dengan penampilannya sederhana namun mampu memikat banyak gadis yang tak lain hanya memakai kaus berwarna hitam dan celana jeans hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alvaro mencium punggung tangan kedua orang tua Shara.

“Kemana lo?” tanya Devan yang masih menuruni anak tangga.

“Malmingan lah. Emangnya lo ngurung mulu dikamar, jomblo ya?” sindirnya dengan kekehan.

“Anjeng lo! Sombong amat. Gue gak jomblo ya, justru gue menghargai para cewek yang mau pacaran sama gue, kalo gue pacaran kan kasian sama mereka terlantarkan.” balasnya dengan sangat bangga.

“Emang dasarnya aja gak laku.” Ucap Shara dibelakang Devan, lantas kedua laki-laki itu melirik kearahnya.

Penampilan Shara juga tak kalah simpel ia hanya mengenakan baju polos berwarna abu dengan totebag berwarna putih.

“Kamu yakin pake baju tipis kaya gitu? Bawa sweeter!” perintah Devan saat sudah melihat penampilan Shara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kamu yakin pake baju tipis kaya gitu? Bawa sweeter!” perintah Devan saat sudah melihat penampilan Shara.

“Ck. Lagi gak dingin ini.” balasnya menolak perintah Devan, setelah perdebatan kecil antara Abang dengan Adik akhirnya Shara dan Alvaro berpamitan. Kini mereka tengah berada di dalam mobil Alvaro.

“Kemana nih?” tanyanya tanpa melihat ke arah Shara karena sedang menyetir.

“Lah lo yang ngajak oncom!” jawabnya.

Sejenak laki-laki itu terdiam seraya memikirkan tempat yang cocok untuk dikunjungi mereka, “Laper gak? Resto yuk!” finalnya.

“Gaah bosen. Lesehan aja.” tolaknya yang di-ok kan oleh Alvaro. Lantas ia melajukan mobilnya kearah tempat makan lesehan.

Sesampainya di sana mereka mendudukkan diri dipojokan yang tidak terlalu ramai. Setelah Alvaro memanggil salah satu waiters mereka memesan makanan yang mereka pilih.

“Sa lo udah pernah makan di lesehan kaya gini?” ucapnya setelah kepergian waiters tadi.

“Nggak, baru kali ini.” jawabnya santai.

“Yeuh, gue kira udah pernah!” balasnya menoyor pelan dahi Shara.

“Lo juga belom pernah kan?” tanyanya.

“Belom lah makanya gue nanya.” balasnya.

Mereka menghabiskan makanannya setelah makanan itu tiba, sesekali Alvaro memperhatikan Shara yang tengah mengunyah. Shara yang merasa dirinya tengah diperhatikan menghentikan aktivitasnya.

“Ngapain lo liatin gue? Gue tau gue cantik gausah segitunya kali Al!” kekehnya yang membuat Alvaro tersenyum.

“Iya lo cantik gue jadi gak rela bagi kecantikan lo sama orang lain!” ucapnya sambil mengelus pucuk kepala Shara.

Deg.

Seketika shara tercengang dengan ucapan dan sikap Alvaro, punya hati gampang baper gini amat ya, batinnya menjerit.

“Kenapa lo yang malah ngeliatin gue? Terpesona ya liat kegantengan gue!” kekehnya dengan sangat percaya diri. Seketika raut muka Shara berubah menjadi datar.

“Najis pd amat mas!” ucapnya yang masih menunjukan muka datar.

Saat Alvaro ingin berucap niatnya terhentikan oleh ponselnya yang bergetar. Lantas ia segera membuka locksreen ponselnya yang menampilkan sebuah chat dari seseorang.

I’m back, honey.

-----------------------------------------------------

Typo tandain!

- srhmhyrsvro.

FRIENDZONE [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang