Part 11. Konflik

57 49 88
                                    

Ketika raga terhalang oleh lampu merah aku siap menunggu
lampu hijau tiba.
- Alvaroadipati


Setibanya di rumah mewah milik Ghifansya, Alvaro menepikan mobil Lamborghini-nya ke halaman rumah tersebut, Shara melepas seatbelt terlebih dahulu sebelum turun dari mobil itu.

“Mampir dulu pir?” tawar Shara sembari membuka pintu mobil tadi.

“Pir? Supir maksud lo?” tanya Alvaro dengan muka datarnya.

“Bukan. Tapi kalo lo nganggapnya supir gapapa si haha,” kekehnya lalu setelah itu ia kembali membuka pintu mobil tersebut dan turun.

“Vherilia pulang sama siapa kamu?!” bentak seseorang dari depan pintu rumahnya sedangkan pemilik nama terkaget dengan suara berat yang sangat ia kenal, Alvaro yang hendak menghidupkan mesin mobilnya pun langsung turun dari mobil tersebut menghampiri Agran yang mendadak keluar dari rumahnya.

“Siapa kamu?” tanya Agran dengan muka datar saat melihat Alvaro keluar dari mobilnya.

“Alvaro Om, Alvaro Zidan Adipati putra Brama Adipati dengan Elia Melania adiknya Marfia Lionel Adipati,” jelas Alvaro ia langsung menyalami punggung tangan Agran.

“Hm. Ayah kamu apa kabar?” tanya Agran yang masih menunjukan muka datarnya.

“Baik Om tidak ada yang berubah masih beristri satu beranak dua, malah sudah punya cucu satu. Eh maksudnya tadi Mama yang beranak Papa mah bantu bikinnya doang,” jawaban Alvaro berhasil mendapat senggolan dari Shara bagaimana bisa ia mengucapkan kata absurd didepan Ayahnya.

“Lain kali kamu tidak perlu datang lagi kesini buat jemput atau antar anak saya,” seketika mata Alvaro langsung membulat saat mendengar lampu merah dari Ayah Shara, begitupun dengan Shara sangat kaget dengan ucapan sang Ayah.

“Tapi kenapa Om?” tanya Alvaro tidak percaya dengan yang diucapkan Agran.

“Tidak perlu banyak tanya semuanya sudah jelas, dan lebih baik kamu pulang sekarang!” usir Agran, Alvaro yang tengah dilanda kebingungan ia beranjak pergi meninggalkan rumah tersebut dengan sangat terpaksa dan penuh pertanyaan yang membekas dipikirannya.

Selang beberapa menit perjalanan laki-laki itu akhirnya tiba dikediamannya, tidak ingin membuang-buang waktu Alvaro langsung masuk kerumahnya ia langsung menghampiri Brama yang tengah menyeruput secangkir kopi diruang keluarga, Alvaro mendudukan bokongnya disebelah Brama .

“Pi, Abang mau tanya?” sela Alvaro memecah keheningan, Brama yang penasaran dengan tingkah anaknya ia langsung menatap sang anak, “Papi kenal Om Agran?” sambungnya berhasil membuat Brama benar-benar menatapnya.

Kini Brama yang bertanya dengan mengerutkan dahinya karena terheran dengan pertanyaan Alvaro, “Kenapa kamu tiba-tiba bertanya tentang Agran?”

“Ya Abang pengen tau aja, kenal tidak?” tanya Alvaro sekali lagi.

Mendengar Anaknya yang terus bertanya perlahan Brama menjelaskan sedikit kronologi tentang Agran temannya yang mungkin sama dengan yang dimaksud Alvaro, “Ada sih teman Papi namanya Agran. Beliau teman Papi saat Papi meng-handle pekerjaan tiga tahun di luar negeri.”

“Terus Papi pernah punya masalah tidak dengan Om Agran?” lagi-lagi Alvaro bertanya dengan rasa penasarannya lantas Brama bingung dengan pertanyaan bungsunya yang terus menerus bertanya padanya penuh penasaran.

“Setau Papi tidak, kami berteman baik di luar negeri. Saat dua tahun disana beliau memilih kembali ke Indonesia karena ada urusan keluarga, setelah itu kami tidak pernah memberi kabar satu sama lain.” jelas Brama mengenai pertemanannya dengan Agran, Alvaro hanya mengangguk-ngangguk pertanda mengerti dengan penjelasan tadi.

Setelah mendengan penjelasan dari sang Papi Alvaro terdiam sejenak memikirkan kejadian dimana ia diusir oleh Agran.

“Emangnya kenapa Bang?” tanya Brama saat melihat Alvaro terdiam.

“Gapapa Pi Abang cuma pengen tau aja,” balas Alvaro berusaha menutupi kejadian itu tetapi tidak langsung ia lupakan, setelahnya ia beranjak pergi menuju kamarnya.

Saat malam tiba ia terduduk di atas balkon kamarnya sambil terus memikirkan kejadian tadi siang.

Kenapa Om Agran ngusir gue yah, salah apa coba? Jeritnya dalam hati sambil menatap langit malam yang indah penuh dengan bintang-bintang.

Disisi lain Shara juga tengah memikirkan hal yang sama mengapa Ayahnya mengusir Alvaro apa Alvaro memiliki masalah dengan Ayahnya itu? Begitulah sekiranya pemikiran gadis tersebut.

Kini dipagi hari Xazilo yang tengah menunggu Shara merapihkan buku untuk dimasukan kedalam tasnya akhirnya mereka keluar dari rumah tersebut, dua manusia itu menghentikan langkah saat setibanya didepan pintu rumah Shara mereka melihat mobil lamborgini terparkir asal dihalaman milik keluarga Ghifansya.

“Zil Shara bareng gue aja.” ujar laki-laki itu yang tengah menunggu sedari tadi dekat mobil miliknya, laki-laki itu adalah Alvaro.

“Alvaro mending lo duluan aja gue gak mau Ayah liat lo disini, gue gak mau kejadian kemaren terulang lagi,” tolaknya membuat Xazilo menatapnya heran, tidak ingin merasa kebingungan terlalu lama ia pun segera bertanya pada Shara, gadis itu tidak langsung menjelaskan karena terlalu lama jika harus menjelaskan dulu.

“Gue bakal pergi kalo lo bareng gue!” cetus Alvaro penuh penekatan, Shara menatap lirih Xazilo seakan meminta izin kepadanya untuk berangkat bareng Alvaro, ia tidak ingin Alvaro berlama-lama dihalaman rumahnya karena kejadian kemarin, Xazilo pun mengiyakan nya dengan sedikit terpaksa dan rasa sakit yang tidak Shara ketahui.

Sebenarnya sudah lama ia memiliki rasa sayang pada gadis itu dan rasa itu bukan lagi rasa sayang sebagai sahabat dekat melainkan rasa sayang yang ingin memiliki, ia lebih memilih memendam perasaan itu karena takut Shara akan menjauhinya.

Xazilo yang selalu menjaga Shara ia tidak pernah membiarkan seseorang menyakitinya dan disitulah ia berjanji akan menjadi sahabat terbaik untuk Shara bahkan ia berusaha tidak pernah menyakitinya, Sampai pada saatnya mungkin ia akan benar-benar kehilangan kesempatan memiliki itu.

Setibanya di halaman NHS Shara dan Alvaro turun dari mobilnya, jika kedekatan Shara dengan Xazilo yang juga termasuk mostwanted NHS sudah terbiasa mereka lihat kali ini para haters melihatnya dengan perasaan tidak percaya bagaimana bisa seorang anggota geng Bobrok dekat dengan si mostwanted sekaligus ketua LIONKING tersebut.

Tanpa mereka sadari seseorang tengah memantau mereka, “Masih gue pantau!” raung seseorang dari kejauhan saat melihat dua manusia tadi turun berbarengan.

“Ra, ikut gue ke rooftop.” ajak Alvaro mencekal lengan Shara lalu menuntunnya berjalan ke rooftop sekolah.

Shara yang tercengang dengan perlakuan Alvaro ia kebingungan, “Eh ngapain?” tanya Shara menaikan satu alisnya sambil berjalan mengikuti Alvaro didepannya, tetapi sang empu tidak menjawabnya ia lebih memilih menikmati perjalanannya itu.

Setibanya di rooftop Alvaro langsung mendudukan tubuhnya di sofa yang sudah lama disiapkan si ketua untuk membolos dengan para sahabat LIONKING nya itu, Shara mengikutinya ia duduk di sebelah kanan Alvaro.

“Lo ngajak gue ke rooftop cuma buat duduk doang?” ia berusaha memecah keheningan dengan pertanyaannya.

----------------------------------------------------

Sarahmhyr_ (Follow Ig kuy:v)

FRIENDZONE [Hiatus]Where stories live. Discover now