Part 9. Tanding ML

50 42 9
                                    

Muda tidak menjamin untuk menang,
siapa tau yang tua lebih ahli.
- Bu Mia


“Yaampun kesian banget calon pacar,” ucapnya berhasil membuat ketiga manusia itu menoleh kearahnya. Saat ini Gio, Xazilo, Alvaro, Adit dan Giva sudah menghampiri mereka yang sedang membersihkan toilet itu.

“Gak guna lo bilang kaya gitu kalo kasian ya bantuin lah,” balas Anya pada ucapan Gio tadi. “Lagian ini toilet apa spiteng sih gila baunya ampe ke ubun-ubun!”

“Enak banget si Adel tinggal duduk manis mandang hp lah kita berjuang mati-matian nahan bau ee!”

Ucapan Shara berhasil membuat Adit tercengang bingung dengan ucapan Shara, lantas ia segera bertanya pada gadis itu dan Shara menjawab seadanya ia menceritakan kronologinya sampai Adel mengiyakan tawaran Bu Mia mengajaknya bertanding Mobile Legend.

Adit membelakan matanya tidak percaya tanpa basa basi ia segera berlari menghampiri Adel di kelasnya dan diikuti oleh Gio.

“Woyyyy Jal bantuin dong, jangan Cuma ngeliatin doang!”

“Giva lo juga gak niat bantuin gue apa? Gak kasian liat mantan tercinta kesusahan?”

“Gak ada sejarahnya mantan tercinta, kalo masih cinta ya gak bakal jadi mantan lah”

Skak mat!

Ucapan Giva berhasil membuat Anya terdiam seribu bahasa.

Butuh waktu satu jam bagi mereka untuk membersihkan toilet itu, kini mereka berjalan kebawah menghampiri Adel yang sedang di kelas bersama Bu Mia dan mungkin saja bersama para murid lain yang tengah menyaksikan pertandingan antara guru dengan muridnya.

Skip kelas

“Del, gak usah diterusin.” kali ini Adit berbicara dengan nada serius dan penuh penekanan ia juga langsung menarik pergelangan tangan Adel sampai sang empu berdiri dari posisi duduknya.

“Lo kenapa?” Adel yang tidak percaya dengan kelakuan Adit yang sangat langka ia mengerutkan dahinya lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Adit seraya mengecek suhunya.

“Lo bakal kalah ngelawan Bu Mia, gue gak mau liat lo jadi asistennya.” bisiknya tepat ditelinga Adel, saat ini mereka sedang menjadi tontonan para murid yang hadir disana.

Mereka yang  tidak pernah melihat Adel berdekatan dengan seorang laki-laki kali ini mengira Adel dan Adit berpacaran karena dua manusia itu tengah berpegangan dan saling berbisik, bahkan jika dilihat dari jauh seakan sedang melakukan hal yang tidak sewajarnya.

“Gue gak takut!” bentak Adel.

“Del percaya sama gue, gue pernah diposisi lo. Bu Mia bukan tandingan lo.” pinta Adit berusaha meyakinkan Adel.

“Gue bukan lo!” Adel yang keras kepala ia tidak akan menyerah apalagi mundur sebelum perang, Adit hanya menghembuskan nafas beratnya ia pasrah dengan sikap Adel yang tidak bisa dibantah.

Adel kembali mendudukan bokongnya diatas kursi yang berhadapan dengan Bu Mia, ia menghiraukan ucapan Adit yang terus memintanya untuk tidak melanjutkan tawaran guru killer itu. Saat ini Adel dan Bu Mia sedang seriusnya memainkan game itu, selang 30 menit akhinya mereka selesai dan sialnya Bu Mia yang menang melawan Adel.

“Sepakat! Mulai sekarang kamu jadi asisten saya!” ucapnya penuh dengan rasa bangga dan Adel pun hanya terdiam dengan wajah datarnya.

Seusai pertandingan tadi Bu Mia langsung keluar dari kelas dan para murid yang menyaksikan pertandingan itu juga sudah meninggalkan kelasnya untuk kerumahnya masing-masing dan menyisakan Adel Adit dan Gio.

“Del gimana?” tanya mereka serentak saat sudah menghampiri Adel, Adel terdiam membisu seolah tidak mendengar perkataan mereka, tetapi akhirnya ia menjelaskan dengan singkat padat dan jelas. Lantas ketiga gadis itu berteriak histeris meratapi nasibnya karena sudah dipastikan bukan hanya Adel yang nanti akan menjadi asisten tersebut mereka juga harus ikut andil.

“Udah gue peringatin sebelumnya pasti kalah ngelawan Bu Mia mah gue udah pengalaman, tapi temen lo maksa buat tetep tanding” jelas Adit.

“Gue gak suka mundur sebelum perang!” balas Adel dengan nada ketusnya.

-----------------------------------------------------

Part ini ngga jelas, authornya kurang aqua wkw.

Sarah

FRIENDZONE [Hiatus]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon