Part 10. Jemput Shara

64 54 105
                                    

Terkadang rasa suka muncul
berawal dari pemaksaan.
- Sharaghifansya


Seorang Alvaro yang terbiasa bangun siang dan enggan peduli jika ia telat masuk sekolah kali ini ia terbangun dari jam 06:00. Tanpa bantuan alarm dan teriakan Elia Ibunya.

“Pagi Mi,” sapa Alvaro kepada sang Mami saat sudah terduduk di kursi ruang makan.

“Pagi Bang, tumben bangun pagi.” seru Elia yang sedang asik menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

“Dapet hidayah.” beo Alvaro ngasal.

“Pagi istriku sayang,” kini Brama yang menyapa sang Istri.

“Bucin! Dirumah masih ada Abang kali Pi.” kesal Alvaro dengan sikap Brama yang tidak menganggapnya hadir disana.

“Tumben bang bangun pagi, otaknya tidak bermasalah kan?” sambung Brama heran kenapa bungsunya itu terbangun sepagi ini biasanya juga tidak pernah ikut sarapan karena sering kesiangan.

“Jangan ngadi-ngadi deh Pi, Abang bangun siang salah pagi juga salah emang harusnya tidak usah bangun kali!” jawab Alvaro dengan nada lebih kesal.

Elia mengganggu interaksi mereka ia menyuruh mereka untuk segera sarapan karena waktu sebentar lagi siang. Mereka sarapan dengan tenang hanya suara dentingan sendok dan piring, setelah menghabiskan sarapan tadi Alvaro berpamitan kepada Elia dan Brama untuk berangkat sekolah.

06:35 Alvaro tiba di kediaman Ghifansya, sesuai perkataanya kemarin pada Shara bahwa ia akan menjemputnya.

Sedangkan dilain tempat Bi Asri yang tengah berjalan menghampiri Shara diruang makan, “Non Shara ada yang nyariin non di depan,” ujar Bi Asri salah satu pembantu dikediaman Ghifansya.

“Siapa Bi?”

“Aduh Bi Asri lupa kalau tidak salah namanya Al,, iya Alvaro.” jawab Bi Asri sambil terus berpikir karena takut salah nama.

“Hah Alvaro nyariin kamu?” Devan menatap Shara.

Aduh mampus gue kenapa gue lupa Alvaro mau jemput gue, lagian tu anak ngapain si kurang kerjaan amat gue kira hoax, gumamnya dalam hati ia menepuk jidatnya pelan.

“Hahaha aku juga nggak tau,” ucapnya sambil berdiri ia menunjukan muka polosnya kepada Devan berharap Abangnya percaya bahwa ia memang tidak tahu akan kehadiran Alvaro teman Devan.

“Ngapain lo?” Alvaro yang kaget dengan perkataan itu langsung memutar badannya ke arah sumber suara mendapati Devan dan Shara yang keluar berbarengan karena Devan tidak percaya dengan hadirnya Alvaro mencari Shara.

“Nyamperin Adik lo lah yakali nyamperin lo ngapain banget.”

“Sejak kapan lo deket Adik gue?” tatapan devil yang keluar dari manik mata Devan.

“Sejak sekarang. Tadi gue di rumah gak deket sama Adik lo,” balas Alvaro yang hanya mendapat tatapan dari laki-laki itu.

“Lo mau berangkat jam delapan?” mata Shara mengedip dua kali pertanda kaget karena sedari tadi ia memperhatikan Alvaro yang sedang bicara dengan Abangnya tanpa mengedipkan mata.

Setelah mendapat izin dari Devan, Shara langsung mengajak Alvaro berangkat sekolah tanpa berpamitan terlebih dahulu dengan keluarga Ghifansya karena Shara tidak ingin sang Ayah mengetahui princessnya dekat dengan laki-laki lain selain Agran, Devan dan Xazilo. Mereka berjalan menikmati perjalanan mereka tanpa ada yang membuka suara.

“Nanti sore lo liat futsal gak?” sela Alvaro ditengah keheningan ia membuka percakapan karena kurang asik jika hanya diam saja begitulah pikirnya.

“Ngikut yang lain.” balas Shara tanpa melirik ke lawan bicaranya karena ia tengah memainkan ponselnya, sedangkan Alvaro hanya mengangguk-nganggukan kepalanya sambil terus menyetir.

“Lo maen?” kini Shara menatap Alvaro dan bertanya dengan perasaan ragu-ragu.

“Maen. Lo dukung gue ya,” pinta Alvaro dengan senyuman manis andalannya.

“Ada Ajal yang mau gue dukung” ucapnya lalu Alvaro menaikan satu alisnya.

“Xazilo,” ujar Shara seakan mengerti kebingungan Alvaro, ia kembali mengangguk mendengar perkataan Shara karena ia juga tau kedekatannya dengan Xazilo.

Kini di sore hari lapangan menjadi pusat perkumpulan dan titik perhatian para pelajar NHS dan juga SMA Garda Satya. Teriakan para wanita alay dan suara dukungan lainnya yang terdengar sangat ricuh. Dengan pesona yang dimiliki para mostwanted NHS yang tengah melakukan permainan bola futsal antar sekolah, para haters yang tengah berusaha mengeluarkan suara cemprengnya itu lagi-lagi membuat kericuhan di lapangan NHS.

Sementara itu geng halu sudah tampil didepan lapangan  tanpa Shara, ia pergi ke kantin untuk membeli minuman. Anya yang tengah menebarkan pesona andalannya dan Raya yang selalu berteriak histeris layaknya orang gila serta Adel yang terduduk manis sambil menutup telingannya menggunakan earphone.

“Ko dua Ra?” tanya Adel saat Shara sudah menghampiri geng nya ia melihat gadis itu membawa dua botol minuman.

“Buat Alvaro.”

“Whatttt!!!!” teriak mereka histeris yang langsung menjadi pusat perhatian.

“Santay dong gak usah ngegas!” kesal Shara saat mereka kaget dengan jawabannya.

“Gila ya lo, inceran gue akhirnya lo embat juga!!” jerit Anya dengan suara cemprengnya.

“Masa kejombloan bentar lagi expired nicch.” kekeh Raya, sementara itu Shara hanya berdecak malas melihat kelakuan dua temannya itu.

Setelah selang beberapa menit para penonton berhamburan keluar lapangan karena pertandingan itu akhirnya selesai dan di menangkan oleh NHS, tidak hanya para penonton tetapi para pemain juga berhamburan ketepi lapangan untuk mengistirahatkan tubuhnya seusai tanding tadi.

“Minum dulu Jal,” tawar Shara saat Xazilo dan Alvaro menghampirinya lalu diikuti oleh ketiga temannya yang tak lain dari Adit Gio dan Giva.

“Gue gak dikasih nih?” goda Alvaro menaik turunkan alisnya, tanpa basa basi Shara langsung menyodorkan satu botol minuman lagi setelah memberikan kepada Xazilo.

“Neng Adel beli minuman gak buat Babang Adit?”

“Najis geli gue. Lagian ngapain banget gue beliin lo minuman! Minta denis aja sono!” jawaban Adel yang berhasil membuat semuanya tertawa terbahak melihat muka sedih Adit yang tidak mendapatkan minuman. Kasihan banget sih dit denisnya lagi dikejar bang jarwo wkwk.

“Gue anter lo balik.”

“Gue sama Ajal.”

“Gak nerima penolakan!!”

“Eh tapi-” baru saja ia ingin menjawab sudah terpotong oleh Alvaro dengan ia menarik lengan Shara.

“Zil Shara bareng gue.” ujar Alvaro pada Xazilo dan sang empu hanya menjawab dengan anggukan ragu-ragu, setelah itu Alvaro dan Shara beranjak pergi meninggalkannya.

Sampai kapan lo gak ngerti perasaan gue Ra?, Batin Xazilo menatapi punggung mereka yang perlahan mulai menghilang.

-----------------------------------------------------

Sarah

FRIENDZONE [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang