00:00 - (Side Story)

495 62 11
                                    

Jungkook menyeka noda di pipinya. Tugas sudah selesai dan malam masih panjang. Pria besar itu sekilas menatap langit gelap.

Setelah ini, apa?

Ia kemudian merasa sesuatu menepuk ringan pundak kirinya. Jungkook melirik sebentar tangan di pundaknya dan menatap wajah rekan kerjanya yang, entah kenapa selalu tersenyum.

"Hey, selamat tahun baru. Yah, walau sekarang baru jam 9 kurang. Kau mau langsung pergi?"

"Tentu." Jawab Jungkook dengan wajah datar. Rekannya tertawa.

"Bukan, maksudku, apa kau punya tujuan untuk menghabiskan tahun baru? Jangan bilang kau tidak punya? Astaga. Mau ikut denganku saja?"

Jungkook menyingkirkan tangan di pundaknya perlahan sebagai penolakan. Rekannya tersenyum kecil sambil mengangkat kedua tangan, tidak memaksa, dan pergi. Tahun lama atau tahun baru, itu semua hanya nama karena hari-hari yang akan semua orang jalani tetap sama. Jungkook tidak pernah mengerti, toh bukan berarti hidup mereka akan berubah ketika tahun berganti bukan?

Mereka mencari teman untuk melewati pergantian tahun. Padahal merayakan dengan orang lain maupun merayakan sendiri tidak ada bedanya dan tidak pula memberi dampak hebat. Karena kembali lagi, dunia tetap berotasi di tempat yang sama seperti hari sebelumnya. Yang membedakannya adalah, bulan kembali mereset jadi Januari.

Meski dengan pemikiran seperti itu, ketika ia menaiki motornya Jungkook langsung berbelok dan meluncur begitu saja dengan suatu tujuan dalam benaknya tanpa benar-benar memperhatikan ke mana ia pergi dan karena alasan apa. Ia hanya pergi ke tempat yang hatinya inginkan. Jungkook baru sadar ketika ia menghentikan motornya dan melepas helmnya. Kepalanya penuh tanda tanya, tetapi seiring dengan langkahnya hatinya kian penuh. Dan Jungkook biarkan saja hatinya berbuat semaunya. Kepalanya masih mengawang bahkan ketika ia memencet tombol bel pintu rumah Yoongi.

Jungkook datang lagi ke mari. Seperti yang sebelum-sebelumnya.

Tau-tau ia sudah ada di depan pintu kayu ini. Berdiri dengan sabar. Kali ini, untuk apa? 

Lantas ketika pintu di depannya terbuka, menampakkan sosok pria yang lebih kecil darinya dengan ekspresi datar yang familiar, Jungkook kembali pada kesadarannya. Bahwa ia datang ke rumah Yoongi tanpa pikir panjang, dengan pakaian kotor penuh debu dan bercak darah. Refleks Jungkook ingin mundur untuk menyembunyikan sosoknya. Tapi perkataan Yoongi menghentikan gerakannya.

"Jungkook? kebetulan sekali. Masuk." Ia membiarkan pintu terbuka lebar dan kembali pada aktivitasnya. Ah, Yoongi selalu seperti ini, selalu saja begini. Jungkook jadi merasa tolol karena terlalu sadar diri dengan penampilan kotornya meski selama ini, bahkan dengan sosok yang sangat lebih kacau dari sekarang, Yoongi bahkan tidak pernah menatapnya berbeda ataupun membahasnya. Yoongi hanya menerimanya tanpa bertanya-tanya. 

Jungkook melangkah masuk dan menutup pintu. Dari meja dapur terdengar suara gemerisik, ia berjalan mendekat dan menemukan Yoongi sedang mengeluarkan beberapa kotak bungkusan dengan kemasan berwarna-warni. 

"Hari ini aku bertemu dengan kakek-kakek yang menjual kembang api, karena tidak tega aku jadi membeli semuanya." Yoongi menunjukkan beberapa kotak itu pada Jungkook dari balik bahunya sebelum menaruhnya kembali ke atas meja. Matanya fokus mengeluarkan isi kresek. "Asalnya mau kuberikan pada tetangga. Tapi karena kau ada di sini, kita nyalakan saja nanti jam 12 malam untuk merayakan tahun baru. Aku juga punya makanan sisa pagi, apa kau mau--"

"Hyung."

Tangan Jungkook melingkari tubuh Yoongi erat, memerangkap tubuh mungil itu dalam sekali dekap. "Karena ini malam tahun baru, apa kau tidak mau merayakannya dengan hal lain?"

RUNNING OUT  ∕  kookgaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt