9

479 71 0
                                    

Daritadi Yoongi terlihat gelisah, meskipun ia mencoba untuk menutupinya tapi Jungkook bisa tahu dan dia akan pura-pura tidak tahu penyebabnya juga tidak akan memulai duluan sebelum Yoongi berbicara padanya. Sampai akhirnya Yoongi memutuskan untuk bertanya, setelah menyusun kata-kata yang tepat di kepalanya. Sebenarnya Yoongi ragu harus bertanya atau tidak, karena lihatlah perilaku Jungkook tidak berbeda dari yang biasanya. Hanya saja, pikiran atas perbuatan yang hanya ia ingat sepotong-sepotong membuatnya resah. 

"Jungkook, apa aku melakukan hal aneh sewaktu mabuk waktu itu?"

"Aneh?" Jawab Jungkook sembari selonjoroan santai di depan tv, memakan kue dari kulkas Yoongi. Sudah Jungkook duga, pasti soal itu. 

"Bisa kita jawab pertanyaanku dulu?" Jawab Yoongi ketus, membuat Jungkook tertawa.

"Kau tidak ingat?" Kata pria besar itu, berusaha menilik reaksi Yoongi. Dan rasanya Jungkook hampir mati karena berusaha menahan tawa begitu melihat tubuh Yoongi jadi sangat kaku. Jungkook hampir-hampir bisa mendengarnya menahan napas. 

"Tentu saja aku mengingatnya, tapi tidak semua.."

"Wah sayang sekali, padahal kau melakukan sesuatu di luar dugaan."

"Mau mengatakannya atau tidak? Kalau tidak lebih baik jangan memancing amarahku."

Ups, Jungkook sukses membuat Yoongi jengkel. 

"Orang bijak mengatakan, kadang ketidaktahuan adalah sebuah anugerah. Tapi kalau kau benar-benar ingin tahu, aku tidak akan bertanggung jawab mengerti?" 

"Kau melebih-lebihkan bukan? Aku bukannya tidak ingat sama sekali kau tahu."

Jungkook tertawa lepas, "Kemari biar kubisikkan saja. Jangan menatapku seperti orang cabul, bukannya hyung mau tahu?"

Demi jawaban itu, Yoongi duduk di sebelah Jungkook dengan mata awas. Seolah-olah Jungkook bisa kapan saja menyerangnya dan berada di atasnya. Tapi Jungkook hanya bersender ke sudut sofa dan menyangga dagunya dengan telapak tangan ke lengan sofa.

"Jadi?"

"Jadi, semalam kau tiba-tiba menyerangku dan memaksaku membuka celana. Menakutkan sekali."

"...Kau benar-benar ingin dihajar ya." 

"eh, aku mengatakan yang sebenarnya min-ssi." Kata Jungkook sembari mendekat. "Lihatlah, telinga dan wajahmu seperti terbakar. Coba kau ingat-ingat lagi eh?"

"Sia-sia aku datang dan percaya padamu."

Yoongi mendecih dan sebelum dia berdiri tangan Jungkook menarik pergelangan tangannya, membawanya ke tempat semula. 

"Yoongi-ssi, tatap aku."

"..."

"Yoongi-ssi?"

"..."

"kau juga mengatakan kalau kau suka masturbasi sambil membayangkan diriku."

"Apa kau bilang?!"

"Pfft.. hahahahha! Akhirnya kau mau menatapku! tentu saja itu semua bohong! kau harus lihat wajahmu sendiri, sungguh menghibur!"

"Jungkook!"

"Eh, atau itu benar?"

"Sialan kau."

Yoongi menghempaskan tangan Jungkook, tapi dengan sigap Jungkook sempat mencuri satu ciuman di bibir Yoongi. 

"Kau bilang tidak keberatan untuk kucium. Untuk yang ini aku tidak bohong."

"...!"

Hari itu Jungkook puas terbahak-bahak sedangkan Yoongi berusaha untuk tidak melemparkan barang furniturenya ke arah Jungkook. 

RUNNING OUT  ∕  kookgaWhere stories live. Discover now