21

505 71 6
                                    

Jungkook berdiri di samping kamar mandi dengan kedua tangan berada di saku. Sudah sepuluh menit ia tidak mendengar suara Yoongi mengeluarkan isi perutnya lagi. Jungkook mendesah, memutuskan untuk membuka pintu. Khawatir Yoongi malah tertidur di dalam kamar mandi. Dan benar saja, di sana ia melihat Yoongi terkulai dengan bersandar ke samping bathup. Kepalanya menunduk, memunggungi pintu. Tubuhnya terlihat tidak ada tenaga sama sekali.

"Hyung, kau tidak boleh tidur di sini. Kau akan masuk angin nanti." Ucap Jungkook sembari masuk dan mendekati Yoongi. "Bajumu juga basah."

Ketika mereka berteduh, Jungkook kebetulan melihat motel di seberang jalan dan memutuskan untuk membawa Yoongi ke dalam. Niatnya adalah menggantikan Yoongi baju dan pergi. Tetapi ketika sampai Yoongi malah kembali muntah dan Jungkook tidak bisa membuat dirinya pergi ketika Yoongi dalam keadaan setengah sadar dan hampir tak bisa berdiri sendiri begitu.

Atau mungkin dia hanya ingin sedikit lebih lama bersamanya. Keberadaan Yoongi di sampingnya terasa menyenangkan. Seperti meminum obat manis yang menyembuhkan hatinya. Dan seperti yang selalu ia rasakan, Yoongi adalah jeda.

"Hyung?" Panggilnya.

Baju Jungkook tidak terlalu basah, jadi ia memutuskan untuk tetap memakainnya. Sedangkan Yoongi, hampir bagian belakang pakaiannya basah kuyup. Dengan keadaan seperti itu, berada di kamar mandi adalah hal buruk. Jungkook mengguncangkan lengan Yoongi sedikit dan ia tak mendapatkan reaksi. Setelah beberapa saat, Jungkook memutuskan untuk mengangkat tubuh Yoongi, tetapi kedua mata itu terbuka dengan kuyu lantas mendorong Jungkook hingga punggungnya jatuh ke atas lantai kamar mandi yang dingin dan keras.

Lantas Yoongi naik ke atas tubuh Jungkook yang terbaring. Sudut bibirnya terangkat tinggi, matanya tidak fokus dan gerakannya sedikit sompoyongan. Mulut Jungkook terbuka, ia ingin mengatakan sesuatu ketika Yoongi lebih dulu berbicara dengan nada lucu.

"Aku suka, kau terlihat terkejut."

Alis Jungkook berkerut sedikit, ia merasa déjà vu dan berusaha mengingat di mana sebelum dengan cepat Yoongi mendekat dan memiringkan kepala sambil memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jungkook yang terbuka. Ia menjilat bibir atas Jungkook sedikit, memberi lirikan pada mata Jungkook yang membesar lantas mencumbunya.

Dengan singkat ciuman panas dan basah itu berakhir. Ketika Yoongi mengangkat wajahnya, ia terlihat puas seperti anak kecil. Bola matanya menyorot nakal dan senang. Tangan Yoongi bertumpu ke dada Jungkook dan praktis duduk di atas perutnya, meskipun ia tidak membebankan berat tubuhnya kepada Jungkook.

"Bagaimana rasanya mencium orang yang baru muntah? Ini balas dendam karena kau orang yang menyebalkan."

Jungkook terdiam. Ia menjilat ujung bibirnya sebelum berkata—"Hyung, bajumu basah. Kau harus menggantinya atau kau akan sakit."—Sepenuhnya mengabaikan Yoongi.

Sepanjang kalimat itu, alis Yoongi mengerut dalam dengan ekspresi seolah kata-katanya menyakiti telinga Yoongi. Di akhir Yoongi mengangkat jari telunjuk dan menaruhnya di depan bibirnya sendiri sebelum jatuh pada bibir Jungkook. Menekannya keras, berusaha memberitahu supaya Jungkook diam. Ia mengetuk-ngetuk telunjuknya di sana.

"Aku mengerti, aku mengerti. Jangan berisik."

Yang terjadi selanjutnya, Yoongi memang menuruti kata-kata Jungkook. Ia membuka sabuknya dan menarik turun resleting celana. Tetapi ia melakukannya dengan masih di atas tubuh Jungkook.

"Hyung." Jungkook berusaha bangun, tetapi Yoongi menekannya turun kembali.

"Diam, kalau tidak aku tak bisa konsentrasi melepaskan celanaku."

Yoongi berhasil melepaskan satu kaki celananya, sedangkan Jungkook menghelas napas dalam. Tangan kiri Yoongi dengan kasual menompangkan tangannya di atas tubuh Jungkook sembari melepaskan kaki celana yang satu lagi dengan tangan kanan lalu melemparnya jauh-jauh. Tapi tiba-tiba wajahnya memberengut. Gerakannya terhenti.

RUNNING OUT  ∕  kookgaWhere stories live. Discover now